a. Melindungi karyawan atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
c. Pemeliharaan sumber produksi dan mempergunakannya secara aman
dan efisien.
C. Hubungan antara Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Kesela- matan Kerja K3 dengan
Employee Engagement
Siagian 1995 mengatakan bahwa dalam persepsi, apa yang dilihat seseorang belum tentu sama dengan fakta yang ada karena adanya motif atau
keinginan yang berbeda pada setiap individu. Motif atau keinginan tersebut yang membuat dua individu dapat memandang suatu hal secara berbeda.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diberikan oleh organisasi. Srivastava 2008 mengatakan bahwa karyawan yang menyadari dan merasakan bahwa lingkungan kerjanya cukup aman dan
menyenangkan akan mengembangkan sikap positif terhadap berbagai komponen pekerjaan yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Persepsi karyawan yang dibentuk oleh kondisi lingkungan kerja yang kemudian dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan yang merasa bahwa
lingkungan kerjanya lebih sehat mempunyai kepuasan kerja yang lebih tinggi Lowe, Schellenberg Shannon, 2003. Vazirani 2007 mengatakan bahwa salah
satu faktor pendorong munculnya engagement karyawan adalah kepuasan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain, persepsi positif karyawan terhadap lingkungan kerjanya yang aman dapat mendorong munculnya engagement karyawan dengan kepuasan kerja
sebagai faktor penghubungnya. Model Job Demand-Job Resource JDR menunjukkan bahwa tuntutan
pekerjaan yakni kondisi fisik, psikologis, dan sosial lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres bagi karyawan. Vazirani 2007 mengatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi engagement karyawan adalah rasa aman dalam melakukan pekerjaan. Salah satu tujuan program K3 adalah untuk memberikan
jaminan terhadap keselamatan karyawan S uma’mur, 1989. Dengan adanya
jaminan tersebut, karyawan akan lebih merasa aman ketika sedang bekerja sehingga dapat mendorong munculnya engagement karyawan.
Robinson et al 2004 mengatakan bahwa salah satu cara untuk membuat karyawan engaged adalah dengan menunjukkan bahwa organisasi peduli terhadap
kesehatan dan kesejahteraan mereka dengan demikian akan muncul persepsi positif terhadap organisasi. Lebih jauh, Robinson et al 2004 mengatakan bahwa
pengalaman saat bekerja seperti cidera dan kecelakaan kerja mempunyai efek signifikan terhadap tingkat engagement karyawan.
Menurut Husni 2001 tujuan dari program K3 meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial serta mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. Program K3 dapat
menjadi sarana bagi organisasi untuk menunjukkan seberapa besar kepedulian organisasi
terhadap kesehatan
dan kesejahteraan
karyawan sehingga
Universitas Sumatera Utara
memunculkan persepsi positif terhadap organisasi dan mendorong munculnya engagement
karyawan. Berdasarkan teori perceived organizational support POS, engagement
karyawan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan persepsi positif karyawan terhadap organisasi melalui pemberian dukungan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan karyawan Saks, 2006. Lebih jauh, Saks 2006 mengatakan ketika karyawan meyakini bahwa organisasi mereka concern terhadap mereka dan peduli
terhadap kesejahteraan mereka maka mereka akan berusaha untuk memenuhi kewajiban mereka terhadap organisasi dan mereka akan menjadi lebih engaged
dan program K3 dapat menjadi sarana bagi organisasi untuk menunjukkan seberapa besar kepedulian organisasi terhadap kesehatan dan kesejahteraan
karyawan. Montero dan Araque 2009 mengatakan Corporate Social Responsibility
CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tindakan sukarela untuk mengintegrasikan kepedulian sosial serta lingkungan dalam setiap pengambilan
keputusan di organisasi dan salah satu fokus CSR ini adalah kesehatan dan keselamatan kerja K3.
Survei yang dilakukan oleh Sirota Survey Intelligence menunjukkan bahwa 86 karyawan yang puas dengan komitmen organisasi mereka terhadap
CSR mempunyai tingkat engagement yang tinggi dan memiliki pandangan positif terhadap integritas dan ketertarikan organisasi terhadap kesejahteraan mereka
Robertson, Smith dan Marcwick, 2009. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap CSR Grobs, 2011 menunjukkan bahwa karyawan memberikan
Universitas Sumatera Utara
penilaian positif terhadap organisasi yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap CSR. CSR yang dilaksanakan oleh organisasi menjadi suatu kebanggaan bagi
pekerja dan ini tidak lepas dari pandangan positif masyarakat terhadap organisasi itu sendiri .
Vazirani 2007 mengatakan bahwa salah satu faktor yang mendorong munculnya engagement karyawan adalah image organisasi. Pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan melalui manajemen K3 yang baik akan membentuk image
yang baik bagi organisasi. Dengan kata lain, program K3 dapat mempengaruhi persepsi positif karyawan terhadap organisasi dimana karyawan
menunjukkan kebanggaannya terhadap organisasinya. Semakin baik program K3 maka semakin baik image organisasi di mata masyarakat dan semakin tinggi pula
tingkat engagement karyawannya.
D. Hipotesis Penelitian