3. Teori yang Mendasari Engagement
Albrecht 2010 mengatakan ada beberapa teori yang dapat menjelaskan engagement, diantaranya adalah:
a. Job demand-resource theory JD-R Asumsi dasar dari model JD-R adalah bahwa setiap pekerjaan mempunyai
faktor resiko tersendiri yang biasanya berhubungan dengan stres dan faktor ini diklasifikasikan dalam 2 kategori yakni tuntutan pekerjaan job demand dan
sumber daya kerja job resource. Tuntutan pekerjaan merujuk pada aspek fisik, sosial maupun psikologis dari pekerjaan yang membutuhkan usaha fisik,
psikologis maupun keterampilan tertentu. Sumber daya kerja merujuk pada semua aspek fisik, psikologis maupun sosial dalam organisasi yang dapat mendukung
penyelesaian tugas, mereduksi tuntutan pekerjaan,dan menstimulasi adanya pembelajaran dan pengembangan personal. Sumber daya kerja dapat mendorong
munculnya motivasi intrinsik maupun ekstrinsik karena tersedianya sumber yang mendukung untuk penyelesaian tugas Bakker Demerouti, 2007.
Asumsi kedua adalah ada dua proses yang bertolak belakang yang mendasarinya yakni health impairement process dan motivational process. Dalam
health impairement process , tuntutan tugas yang kronis menguras mental dan fisik
karyawan yang dapat mebgarah pada penurunan energi. Oleh sebab itu, tuntutan pekerjaan dapat mengarah pada kelelahan, burnout dan masalah kesehatan. Dalam
motivational process, sumber daya kerja berkaitan dengan motivasi termasuk komitmen dan engagement Bakker Demerouti, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Asumsi ketiga adalah kekurangan sumber daya kerja, misalnya kurangnya dukungan sosial dan sedikitnya kontrol, berhunbungan dengan kelelahan dan
burnout yang mengarah pada penurunan tingkat engagement Bakker
Demerouti, 2007. b. Social exchange theory SET
Menurut Saks 2006 dasar teoritis yang paling rasional dalam menjelaskan engagement adalah teori pertukaran sosial social exchange theory.
Saks 2006 mengatakan bahwa bedasarkan teori pertukaran sosial, kewajiban dihasilkan oleh serangkaian interaksi timbal balik antara pihak-pihak yang
berkaitan. Prinsip dasar dari teori pertukaran sosial ini adalah sebuah hubungan akan berkembang dengan adanya saling percaya, kesetian dan komitmen
sepanjang pihak yang terlibat mematuhi aturan pertukaran yang sudah dibuat. Aturan yang dibuat biasanya melibatkan pembayaran timbal balik misalnya,
ketika karyawan menerima sumber ekonomi dari organisasi maka mereka akan berkewajiban untuk membalas organisasi misalnya dengan lebih engaged
terhadap pekerjaan mereka.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Engagement