dimana karyawan dengan usia yang lebih tua cenderung lebih engaged. Hasil survei juga menemukan bahwa jabatan juga berkorelasi positif
dengan tingkat engagement dimana karyawan dengan jabatan yang lebih tinggi dan kekuasan yang besar cenderung lebih engaged. Menurut
Robinson et al 2004 status karyawan mempengaruhi tingkat engagement karyawan dimana karyawan dengan status sebagai karyawan tetap akan
cenderung lebih engaged. Robinson et al 2004 juga mengatakan bahwa tingkat engagement karyawan akan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya masa kerja.
B. Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
1. Pengertian Persepsi
Robbins 1998 mengatakan persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar memberi makna
pada lingkungan. Lebih lanjut, Robbins 2002 menyatakan bahwa persepsi adalah cara individu atau kelompok dalam memandang sesuatu. Persepsi seseorang
terhadap suatu realitas akan mendasari perilaku seseorang. McShane Glinow 2003 mengatakan persepsi adalah proses memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan informasi dalam rangka memberi makna terhadap lingkungan Walgito 2002 mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan terhadap suatu stimulus yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh individu, sehingga individu menyadari,
mengerti tentang apa yang diindera tersebut. Individu karena memiliki perasaan,
Universitas Sumatera Utara
kemampuan berpikir, dan pengalaman-pengalaman yang tidak sama menyebabkan timbulnya perbedaan persepsi terhadap stimulus atau objek yang sama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses mengorganisasikan, menafsirkan dan memberi makna pada lingkungan yang
kemudian dapat mempengaruhi perilaku yang muncul.
2. Aspek - Aspek Persepsi Aspek-aspek persepsi menurut Mc Dowwell Newel 1996 adalah:
a.
Kognisi : cara berpikir, mengenali, memaknai dan memberi arti suatu
rangsang yaitu pandangan individu berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indera, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam
kehidupan seharihari. b.
Afeksi : cara individu dalam merasakan, mengekspresikan emosi terhadap rangsang berdasarkan nilai-nilai dalam dirinya yang kemudian
mempengaruh persepsinya.
3. Pengertian Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
Pasal 9 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja yang menyatak
an bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja
serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”. Untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja tersebut maka pemerintah
melakukan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan. Dalam pengertian pembinaan norma ini sudah mencakup pengertian pembentukan, penerapan, dan
pengawasan norma itu sendiri Santoso, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketentuan tersebut maka dikeluarkanlah Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, sebagai pengganti peraturan
perundangan di bidang keselamatan kerja yang telah ada sebelumnya yaitu Veilegheids Reglement Stbl. No. 406 tahun 1910, yang dinilai sudah tidak sesuai
lagi dengan kemajuan dan perkembangan masalah ketenagakerjaan. Walaupun namanya Undang-Undang tentang keselamatan kerja, namun cakupan materinya
termasuk pula masalah kesehatan kerja, karena keduanya tidak dapat dipisahkan, jika keselamatan kerja sudah terlaksana dengan baik maka kesehatan kerja pun
akan tercapai Husni, 2001. Menurut UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 Kesehatan Kerja adalah
suatu upaya penyesuaian antara kapasitas kerja dan lingkungan kerja,agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat sekelilingnya sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 adalah program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan preventif timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian Argama, 2006. Husni 2001 menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik pengertian bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah program yang penerapannya berguna untuk
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan fisik.
4. Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3