Pekerjaan Berwawasan Ramah Lingkungan Green Jobs

44 bergerak, dan melawan perintah dan budaya pengendalian. k-worker juga dapat dapat bekerja pada satu atau lebih perusahaan komersial atau perusahaan non profit. Berbagai perusahaan pengetahuan dapat memilih untuk membantu menempatkan dalam bidang pengetahuan dan teknologi yang biasanya ditujukan untuk pengembangan kemampuan dalam industri utama seperti industri telekomunikasi, semi konduktor, dan bioteknologi. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pekerja intelektual ini, antara lain: a. menganalisa data untuk membentuk hubungan b. menilai input dalam rangka mengevaluasi prioritas yang kompleks atau yang berkonflik c. mengidentifikasi dan memahami tren d. membuat hubungan e. memahami sebab dan akibat atau kausalitas f. kemampuan untuk bercurah pendapat, berpikir secara luas g. kemampuan untuk menelusur turun untuk berfokus h. menghasilkan kapabilitas baru i. menciptakan atau memodifikasi strategi k-worker di atas membuka peluang bagi pendidikan kejuruan untuk mengembangkan program pembelajaran yang selaras dengan perkembangan era pengetahuan sehingga mampu mempersiapkan peserta didik untuk mengisi jenis pekerjaan tersebut. Di sisi lain, hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan, karena adanya peluang tingkat keluar-masuk karyawan yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri.

3. Pekerjaan Berwawasan Ramah Lingkungan Green Jobs

Isu lingkungan akhir-akhir ini memunculkan berbagai program, kebijakan dan teori yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, dan akademisi menciptakan program yang seringkali di awali dengan kata “green” yang dimaknai ramah lingkungan. Seiring dengan perkembangan itu, dunia industri dan usaha dewasa sudah mulai mengarah pada kegiatan yang mengacu pada ekologi dan berorientasi pada kegiatan pekerjaan yang ramah lingkungan. 45 Berbagai sektor industri dan usaha memasukkan kriteria ekologi dan ramah lingkungan dalam persyaratan kualifikasisertifikasi keahlian bagi karyawannya. Perkembangan green jobs ini apabila tidak segera diatasi maka akan memunculkan kesenjangan baru antara tuntutan kompetensi yang dimiliki lulusan pada pendidikan kejuruan dengan kualifikasi yang dibutuhkan di berbagai sektor industri dan usaha. Menurut International Labor Organization 2008 green jobs merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan pelestarian lingkungan, antara lain: pekerjaan reboisasi, pengolahan limbah, daur ulang sampah, pertanian organik, penanam bakau, dan berbagai pekerjaan yang berorientasi lingkungan lainnya. Pendidikan kejuruan sebagai sistem pendidikan berdasarkan kompetensi mengupayakan agar learning outcome dari pendidikan kejuruan memiliki kompetensi, keterampilan dan keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar termasuk penguasaan ekologi dan green jobs. Hal ini berarti, adaptasi pendidikan berwawasan lingkungan ke dalam pendidikan kejuruan akan mewujudkan filosofi baru sebagai pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan pada masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Dedi Supriadi, 2002. Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah. International Labor Organization. 2008. Green jobs: Facts and figures. Diambil pada tanggal 1 April 2014, dari http:www.ilo.orgintegrationgreenjobs index.htm. M. Hatta Rajasa. 2008. Menggagas Sumber Daya Manusia Kreatif Dalam Membangun Bangsa di Masa Depan. Diambil pada tanggal 9 Januari 2009, dari www.setneg.go.id. Murniati dan Nasir Uman. 2009. Implementesi manajemen stratejik dalam pemberdayaan sekolah menegah kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis. O’neill, B dan Adya, M. 2007. Knowledge sharing and the psychological contract: Managing knowledge workers across difference stages of employment. Journal of Managerial Psychology, Vol. 22, No. 4 2007: 411-436. Power, C.N. 1999. Technical dan vocational education for the twenty-first century. Prospects Journal, Vol. xxix, No. 1, 29-36. Soeharsono Sagir. 1989. Membangun manusia karya, masalah ketenagakerjaan dan pengembangan sumberdaya manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wagner, T. 2008. The global achievement gap. New York: Basic Books. 46 Wikipedia. 2013. Pekerja intelektual. Diambil dari http:id.wikipedia.orgwiki Pekerja_intelektual, pada tanggal 1 Oktober 2013. Wikipedia. 2013. Vocational education. Diambil dari http:en.wikipedia.orgwiki Vocational_education, pada tanggal 1 Oktober 2013. 47

BAB IV PERAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

A. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Manusia adalah sumber daya utama dalam organisasi ataupun masyarakat, karena itu mereka harus didorong dan didukung pengembangan dirinya, baik kompetensi, kreatifitas, serta pemenuhan lainnya agar memberi makna bagi diri dan lingkungan kerja. Sumber daya manusia SDM bukanlah sumber daya belaka, namun dapat dipandang sebagai aset yang memiliki nilai, dapat dikembangkan, bukan sebagai beban atau biaya, dan sebagai investasi bagi institusi atau organisasi. Kualitas sumber daya manusia SDM perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

1. Konsep Sumber Daya Manusia

Konsep sumber daya dapat dikemukakan dari berbagai sumber. Menurut Wikipedia 2013, sumber daya manusia SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di dalamnya menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Pengertian ini dapat dikemukakan bahwa SDM merupakan potensi mewujudkan peran sebagai mahluk sosial yang adaptif dan transormatif, mampu mengelola potensi, mencapai kesejahteraan secara seimbang dan berkelanjutan. SDM adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau disebut juga sebagai personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Dengan kata lain, SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal non material dan non finansial dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik untuk mewujudkan eksistensi organisasi. Pendapat senada disampiakan Nawawi 2001, ada tiga pengertian SDM, yaitu: 1 SDM adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi atau disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan, 2 SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, dan 3 SDM adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non