67 Konsep PBK pada hakikatnya berfokus pada apa yang dapat dilakukan oleh
seseorang kompeten sebagai hasil atau akibat output dari pembelajaran. Seseorang dikatakan punya kompeten apabila mampu melaksanakan tugas-tugas
yang ada di dunia kerja, artinya harus mampu mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada kondisi dunia kerja, merencanakan dan mengorganisasikan
pekerjaan serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam pekerjaan.Tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK dianggap belum memiliki kompetensi yang
memadai, sehingga banyak menciptakanpengangguran. Sementara di sisi lain, banyak peluang kerja yang masih belum terisi. Hal ini berarti rendahnya kualitas
tenagakerja yang dihasilkan melalui pendekatan pembelajaran konvensional.
C. Peran Standar Kompetensi dan Kualifikasi Kerja dalam Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan danatau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan penyusunan SKKNI yaitu sebagai acuan dalam mengukur kemampuan kerja seseorang yang meliputi aspek pengetahun, keterampilan, dan sikap kerja
sebagaimana yang disyaratkan oleh industri. Penyusunan dan perumusan SKKNI merefleksikan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan
industri harus memenuhi beberapa hal, antara lain: fokus pada kebutuhan dunia usahaindustri,
kompatibilitas, fleksibilitas,
keterukuran, ketelusuran,
dan transferbilitas. Fokus pada kebutuhan dunia usahaindustri dalam upaya
melaksanakan proses bisnis sesuai dengan tuntutan operasional perusahaan yang dipengaruhi oleh dampak era globalisasi. Kompatibilitas dengan standar-standar
yang berlaku di dunia usahaindustri untuk bidang pekerjaan yang sejenis dan kompatibel dengan standar sejenis yang berlaku di negara lain ataupun secara
internasional. Fleksibilitas adalah sifat generik yang mampu mengakomodasi perubahan dan penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
diaplikasikan dalam bidang pekerjaan yang terkait. Keterukuran merupakan sifat generik standar kompetensi harus memiliki kemampuan ukur yang akurat.
68 SKKNI digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan program kursus
dan pelatihan; melakukan rekrutmen; menyusun uraian jabatan; mengembangkan program pelatihan dalam jabatan; melaksanakan pelatihan prajabatan yang spesifik
berdasarkan kebutuhan dunia usahaindustri; merumuskan paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya, penyelenggaraan pelatihan, dan penilaian;
serta penyusunan standar kompetensi lulusan. Konsep kompetensi dalam SKKNI mengandung 5 lima dimensi kompetensi, yaitu:
a. Keterampilan melaksanakan pekerjaan task skills, yaitu kemampaun seseorang meyelesaikan tugas
β tugas dalam pekerjaan yang diuraikan dalam kriteria unjuk kerja
b. Keterampilam mengelola pekerjaan task management skills, yaitu kemampuan seseorang untuk mengelola beberapa pekerjaan, mencakup merencanakan
pekerjaan sekaligus dengan menginterpretasikan menjadi beberapa tugas lainnya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap.
c. Keterampilan mengelola keadaan darurat contigency management skills, yaitu kemampuan terhadap ketidak-teraturan dan gangguan rutinitas dalam bekerja,
termasuk keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan sehari β hari sehingga
dapat menghadapai ketidak-teraturan, ketidak-sempurnaan dan hal βhal yang
tidak dapat diketahui. d. Keterampilan
memenuhi tuntutan
pekerjaanlingkungan kerja
jobrole environment skills, yaitu kemampuan yang biasa digunakan untuk memenuhi
tanggung jawab serta ekspektasi terhadap lingkungan pekerjaan dan untuk dapat bekerja sama dengan orang lain, termasuk berinteraksi dengan orang dari dalam
maupun luar, seperti rekan sejawat, pelanggan, nasabah dan khalayak umum. e. Kemampuan beradaptasi dengan situasi tempat kerja baru transfer skills, yaitu
kemampuan melakukan saling tukar terhadap aplikasi pengetahuan dan keterampilan pada situasi maupun konteks yang baru.
2. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia