72 Sebaliknya, penekanan pembelajaran pada identifikasi dan kegiatan berbasis dunia
kerja, dimanapun dan bagaimanapun pembelajaran itu dapat tercapai. Roodhouse dan Mumford, 2010. 21.
Pembelajaran berbasis dunia kerja menggabungkan teori dengan praktik dan pengetahuan dengan pengalaman. Dunia kerja menawarkan banyak kesempatan
bagi siswa untuk belajar seperti di dalam kelas. Pembelajaran berbasis dunia kerja berpusat pada refleksi di seluruh kerja praktik. Oleh karena itu siswa akan
dihadapkan pada perubahan pengetahuan yang berguna untuk mengatasi tekanan waktu dengan merenung dan belajar dari hasil pekerjaan mereka. Pembelajaran
berbasis dunia kerja menggunakan banyak teknologi yang beragam, seperti penyebaran proyek kerja, pembentukan tim belajar, dan pengalaman interpersonal
yang lain. Ada tiga elemen penting dalam proses pembelajaran berbasis kerja, yaitu belajar diperoleh dari keahlian dan tugas, pengetahuan dan pemanfaatan sebagai
kegiatan kolektif dimana belajar menjadi pekerjaan setiap siswa, dan siswa menunjukkan bakat mereka dalam belajar dengan kebebasan untuk menanyakan
asusmsi yang mendasari kerja praktik. Pembelajaran berbasis dunia kerja berbeda dari pendidikan konvensional
yang berasal dari refleksi pengalaman aktual. Proses belajar yang mendasar adalah konsep metakognisi yang berari siswa berpikir secara terus-menerus tentang proses
pemecahan masalah. Belajar tidak cukup dengan bertanya ―apa yang kita pelajari‖, tetapi juga dengan bertanya ―apa artinya atau bagamana cara menerapkan apa
yang sudah kita ketahui‖, sehingga belajar tidak sekedar memperoleh keterampilan teknis tetapi juga menciptakan pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis dunia
kerja juga membutuhkan kombinasi dari analisis rasional, imajinasi, dan intuisi. Raelin, 2008: 2
2. Pembelajaran Berorientasi Pengalaman Experimental-Based Learning
Proses pendidikan dapat berlangsung setiap saat dan dimana saja seseorang berada. Setiap orang mengalami proses pendidikan melalui apa yang
dijumpai dan dikerjakannya. Pendidikan berlangsung secara alamiah meskipun tanpa kesengajaan. Pendidikan merupakan suatu sistem, yaitu proses perolehan
pengalaman sehingga menjadi pengetahuan sebagai pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik dalam hidup dan kehidupannya. Dengan pengalaman
belajar ini diharapkan pembelajar mampu mengembangkan potensi dirinya,
73 sehingga siap digunakan untuk memecahkan problema hidupnya. Pengalaman
belajar diharapkan juga menginspirasi pembelajar menghadapi problema hidup nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Uraian di atas merupakan gambaran singkat tentang pembelajaran berorientasi pengalaman. Pembelajaran berbasis pengalaman adalah pembelajaran
yang menghubungkan pengalaman nyata dengan konseptualisasi abstrak melalui refleksi dan perencanaan Nursalam dan effendi, 2008: 241. Refleksi merupakan
kegiatan merenung, memahami, dan berpikir tentang pengalaman yang didapat. Perencanaan meliputi antipasi penerapan teori dan keterampilan baru untuk
diaplikasikan dalam pembelajaran. Prinsip utama pembelajaran berbasis pengalaman ialah pemerataan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan
pengetahuan bagi semua pihak serta menyalurkan informasi secara horizontal. Mulyana, dkk 2008: 13 berpendapat tentang prinsip-prinsip yang menjadi landasan
pembelajaran berbasis pengalaman, yaitu: semua peserta adalah guru dan semua peserta adalah murid; semua tempat adalah ruang belajar; semua pengalaman
adalah bahan pembelajaran; belajar secara sadar dan sungguh-sungguh; berorientasi pada perubahan; keterbukaan; serta keseimbangan teori dan praktik.
3. Pendidikan Kontekstual Contextual Teaching Learning
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membuat siswa mampu merperkuat, mengembangkan, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka di berbagai kondisi baik di dalam masyarakat maupun di luar sekolah untuk memecahkan masalah-masalah nyata maupun simulasi Setiawan,
2007: 309. Pembelajaran kontekstual terjadi ketika para siswa mengalami dan menerapkan hal-hal yang dipelajari dengan peran dan tanggung jawab mereka
sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga negara, dan pekerja. Pembelajaran kontekstual menekankan pemikiran yang lebih tinggi, alih pengetahuan antar mata
pelajaran akademis, serta menghubungkan, mengalisis, dan menyusun informasi dari berbagai sumber dan sudut pandang.
Pendidikan kontekstual menggabungkan isi kandungan pengetahuan dengan pengalaman hidup individu, masyarakat, dan dunia kerja. Kaidah pembelajaran ini
menyediakan pembelajaran secara konkrit yang melibatkan aktivitas hands-on dan minds-on. Pembelajaran kontekstual hanya akan berlaku jika siswa dapat
memroses pengetahuan baru dengan cara yang bermakna dan relevan dengan
74 lingkungan sekitar. Pembelajaran kontekstual menggalakkan pendidik untuk memilih
atau mewujudkan pembelajaran yang meliputi berbagai pengalaman yang sama dalam konteks sosial, budaya, dan psikologi untuk mendapatkan hasil pembelajaran
yang diinginkan. Siswanto 2008: 175 menjelaskan ada tujuh elemen penting dalam pembelajaran kontekstual, antara lain: inquiry, questioning, constructivism,
modelling, learnig comunity, authentic assesment, dan reflextion. Pembelajaran kontekstual dapat memberi keyakinan siswa untuk memahami
hubungan antara teori dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat dan dunia kerja. Pembelajaran kontekstual juga membina siswa untuk bekerja kelompok untuk
menyelesaikan suatu masalah. Sekolah memiliki peran sebagai penghubung antara akademik dan dunia pekerjaan untuk mendapat dukungan dari industri.
Pembelajaran kontekstual dapat dicapai melalui berbagai bentuk, yaitu: relating mengkaitkan, experiencing mengalami, applying mengaplikasi, coorperating
bekerjasama, dan transfering memindahkan. Relating mengkaitkan adalah belajar dalam konteks saling-hubung antara pengetahuan baru dengan pengalaman
hidup. Experiencing mengalami adalah belajar dalam konteks perekaan, penemuan, dan reka cipta. Applying mengaplikasi adalah belajar dalam konteks
bagaimana pengetahuan atau informasi dapat digunakan dalam situasi lain. Coorperating bekerjasama adalah belajar dalam konteks bekerjasama dan
berkomunikasi dengan orang lain. Transfering memindahkan adalah belajar dalam konteks pengetahuanyang telah dipelajari dan digunakan yang telah diketahui.
Uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan kontekstual sebagai suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa agar dapat
memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari dalam konteks pribadi, sosial, lingkungan, maupun
kultural sehingga siswa memiliki pengetahuanketerampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dalam dari satu permasalahan tertentu menjadi permasalahan
lainnya.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning