Pendidikan Berbasis Dunia Kerja

64

BAB V MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

A. Pendidikan Berbasis Dunia Kerja

Pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi sebagai pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan dan pengembangan potensi diri yang diharapkan dapat memperkuat keutuhan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan yang berkualitas akan memberikan kemajuan bagi umat manusia dari berbagai segi kehidupan. Pendidikan menengah kejuruan SMK memiliki peran untuk mempersiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik secara mandiri wiraswasta maupun mengisi lowongan pekerjaan di dunia kerja. Lulusan SMK harus memiliki kompetensi nyakni kemampuan yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi terhadap kemampuan tersebut. Paradigma pendidikan Kejuruan berbeda dengan pendidikan umum. Pendidkan kejuruan menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan dengan permintaan pasar demand driven. Kebersambungan link diantara pengguna lulusan pendidikan dan penyelenggara pendidikan dan kecocokan match diantara employee dengan employer menjadi dasar penyelenggaraan dan ukuran keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kejuruan ditinjau dari tingkat mutu dan relevansi. Pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistem pendidikan secara keseluruhan, namun mempunyai karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain. Untuk menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaan fasilitas praktik yang lengkap dengan alat dan bahan akan memberikan pengalaman belajar yang hampir sama dengan di lapangan, sehingga ketika peserta didik berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Sarana prasarana pembelajaran dan praktikum di SMK harus berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi, sehingga bermafaat bagi peserta didik. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang 65 pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah. Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu hal yang fundamental untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep pedagogik Kejuruan. Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya. Dengan memahami konsep pedagogik kejuruan, para guru akan mampu mendesain strategi pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah dan industri. Kemampuan pedagogik bukan hanya suatu konsep yang diterapkan secara teoritis, tetapi juga menggunakan dan mengembangkana melalui pembelajaran yang dilakukan di bengkel dan laboratorium, sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industri yang nyata. Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri. Jadi, apabila program keahlian tertentu dibutuhkan oleh industri, maka perlu dibuka program keahlian baru dan jika lulusan dari program keahlian tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

B. Pendidikan Berbasis Kompetensi