Sistem Sosial aktivitas Kultur Sekolah di SMP Negeri 2 Yogyakarta

59 jam pelajaran, dibina oleh Guru BK, siswa membuat surat pernyataan, dan orang tua dipanggil. Tidak hanya untuk jam datang, jam pulang pun juga diperhatikan. Siswa yang akan keluar meninggalkan sekolah sebelum jam pulang harus ada surat ijin dari guru piket. Tanpa ada surat itu, satpam tidak akan memberikan ijin siswa untuk keluar meninggalkan sekolah. Masalah ketertiban lainnya juga sangat diperhatikan seperti masalah kerapian pakaian dan perlengkapan upacara. Setiap hari siswa harus memakai atribut lengkap seperti ikat pinggang, bedge, sepatu warna hitam polos pada hari senin-kamis, dan seragam sesuai dengan ketentuan. Untuk siswa yang tidak memakai ikat pinggang atau memakai ikat pinggang tidak sesuai ketentuan akan dikenai poin 2, tidak memakai bedge dikenai poin 2, siswa yang tidak mengenakan sepatu hitam polos akan dikenai poin 2, dan siswa yang tidak memakai seragam sesuai ketentuan akan dikenai poin 2. Berikut adalah tabel pelanggaran di SMP Negeri 2 Yogyakarta selama 5 bulan terakhir : 60 Tabel 6. Daftar Bentuk Pelanggaran Siswa NO Bentuk Pelanggaran L P Jumlah 1 Sepatu tidak sesuai aturan 17 18 35 12,87 2 Tidak memakai ikat pinggang 26 3 29 10,67 3 Jilbab tidak sesuai aturan 19 19 6,98 4 Terlambat 91 80 171 62,87 5 Tidak memakai topi 2 3 5 1,84 6 Rambut tidak sesuai aturan 6 6 2,20 7 Celana tidak seragam 3 3 1,10 8 Kaos kaki tidak seragam 2 2 0,74 9 Tidak memakai bedge 1 1 0,37 10 Batik tidak seragam 1 1 0,36 Jumlah 147 125 272 100 Sumber data: Mei – September 2014 dalam lampiran 6 Dari tabel di atas terlihat bahwa selama 5 bulan terakhir kedisiplinan bentuk pelanggaran yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah terlambat yaitu 62,87. Itu berarti lebih dari setengah jumlah keseluruhan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa adalah terlambat. Hal ini tentu memperlihatkan bahwa siswa masih belum disiplin dalam hal jam kedatangan ke sekolah. Selain itu dari tabel diatas juga terlihat bahwa kedisiplinan siswa laki-laki tidak lebih baik dari kedisiplinan siswi perempuan, karena laki-laki lebih banyak menyumbang pelanggaran dibanding perempuan. 61 Tabel 7. Jumlah Pelanggaran Ditinjau dari Dimensi Waktu Hari Jumlah Pelanggaran Senin 113 Selasa 19 Rabu 49 Kamis 27 Jumat 36 Sabtu 28 Jumlah 272 Sumber data: Mei – September 2014 dalam lampiran 6 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa hari senin adalah hari terbanyak siswa melakukan pelanggaran. Karena memang pada hari senin pintu gerbang ditutup lebih awal 10 menit dibanding hari lainnya dan membawa beberapa atribut tambahan untuk upacara, jadi kemungkinan siswa untuk melakukan pelanggaran memang lebih besar dibandingkan hari lain. Namun jika siswa sudah menanamkan budaya disiplin dalam dirinya, hal itu tentu bukan sebuah alasan. Sekolah terlihat sangat memperhatikan masalah kedisiplinan, terbukti pelanggaran kecil setiap harinya selalu diperhatikan seperti sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, jilbab, dan rambut. Namun kedisiplinan masih perlu ditingkatkan. Untuk kedisiplinan guru, berdasarkan wawancara dengan Ibu SB 17 Juli 2014, setiap hari di lobi selalu ada guru piket yang menjaga. Namun beberapa kali peneliti datang ke sekolah, tidak ada guru piket yang berjaga di meja recepsionist ini. Hanya kadang saat pulang sekolah ada guru yang menjaga absensi pulang guru 62 dan karyawan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan fungsinya, dan kultur yang diinginkan belum berjalan dengan baik. 3 Budaya Berprestasi Budaya berprestasi distimulan oleh sekolah dengan cara memberi reward bagi siswa yang mendapatkan juara kelas, juara umum, menjadi pengurus kelas, pengurus osis, panitia kegiatan osis, siswa yang adzan Jumat di sekolah, petugas upacara bendera, khotibkhotbah keagamaan, dan siswa yang mengikuti lomba- lomba baik yang mendapatkan juara ataupun tidak. Dengan adanya reward ini, tidak sedikit siswa yang berusaha untuk sekedar menjadi juara kelas atau ketua kelas. Selain itu terdapat juga sebuah papan yang berisi foto siswa yang mendapatkan juara. Dengan ini tentu akan menimbulkan kebanggaan bagi siswa yang mendapatkan penghargaan. Dalam berprestasi sekolah tidak memiliki fokus khusus, hanya akan menjadi fokus saat ada lomba agar dapat memaksimalkan kemampuan yang dimiliki siswa. Seperti yang dikatakan kepala sekolah EH sebagai berikut : “...Sebenarnya semua menjadi fokus saat ada lomba, jadi kalau bisa semuanya menjadi yang terbaik. Jadi tidak ada fokus tertentu dalam berprestasi.” EH, 18 Juli 2014 Berikut adalah prestasi yang telah didapat oleh SMP Negeri 2 Yogyakarta pada satu tahun terakhir : 63 Tabel 8. Daftar Prestasi Siswa Berdasarkan Tingkatan NO Tingkatan Nama Pertandingan Prestasi Tahun 1 Nasional 1 Renang Indah Pemula Junior Juara I 2012 2 Propinsi 2 CCA Agama Hindu Juara I 2013 3 Kota 3 Anggota Tonti Putra Juara III 2013 4 Anggota Tonti Putri Juara I 2013 4 Dinas Pendidikan Kota 5 Story Telling Juara III 2013 6 Renang Putri Juara III 2013 7 Cipta Cerpen Juara III 2013 5 Walikota 8 Anggar Juara I 2013 6 Perpus RI 9 Lomba Poster Juara III 2013 7 UIN Sunan Kalijaga 10 Lomba Pencak Silat Juara III 2013 8 SMA 11 Futsal Juara I 2013 12 MTQ se-DIY Juara III 2013 13 MTQ se-DIY Juara III 2013 14 CCA Agama Islam Juara III 2013 9 Lain-lain 15 Lomba Poster Juara III 2013 16 Desain Batik Juara III 2013 Sumber data : arsip SMP N 2 Yogyakarta dalam lampiran 7 Dalam satu tahun terakhir ada 16 prestasi yang didapat oleh SMP Negeri 2 Yogyakarta. Tingkatannya beragam, mulai dari antar sekolah di Yogyakarta, hingga pada tingkat Nasional. Bahkan pada tingkat Nasional ini siswa bisa mendapatkan juara I. Prestasi yang didapat tidak hanya dibidang akademik saja, namun juga bidang non akademik seperti olahraga dan keagamaan. Ini menandakan sekolah ini benar-benar memperhatikan bakat siswa dan mengembangkannya untuk memperoleh prestasi yang dapat memperlihatkan kemampuan dan mutu sekolah. 64 4 Budaya Religius Sekolah ini selalu membudayakan membaca Alquran setiap pagi. Setelah bel masuk sekolah berbunyi, semua siswa harus masuk ke kelas dan duduk dengan rapi untuk membaca Alquran bersama. Ada 3-4 anak terpilih secara bergantian setiap harinya untuk memandu mengaji dari ruang TU dengan pengeras suara yang tersambung di semua speaker sekolah yang kemudian diikuti semua siswa yang berada di kelas. Tidak ada kriteria khusus untuk pemandu, karena pemandu adalah anggota Rohis sekolah. Dan untuk jadwal pemandu, Rohis sendiri yang membuat. Jadwal tersebut berganti setiap bulan agar dapat memberi pengalaman lebih merata kepada siswa terutama anggota Rohis. Berikut adalah jadwal pemandu mengaji bulan September : 65 Tabel 9. Jadwal Pemandu Mengaji Bulan September 2014 NO HARI NAMA 1 SENIN UPACARA 2 SELASA Adhinda Novia D Anindiah R.H Raevansya A.K Lulu Fadilah 3 RABU Lista Ayu Fadilah Nur Hanifah Adinda Farah R 4 KAMIS Tazkia Alvina Iqbal Nana 5 JUMAT Rivanka Aqilah Fatiha 6 SABTU Annisa Bala Aldi Putra P Sinta Kusuma W Innaka Lentinto Sumber : arsip SMP Negeri 2 Yogyakarta Dari tabel di atas terlihat bahwa semua siswa berkesempatan menjadi pemandu, tidak melihat laki-laki atau perempuan karena Rohis membagi rata untuk itu. Selain mengaji setiap pagi, juga ada kewajiban sholat dhuha setiap hari bagi siswa muslim dan sholat jumat secara bergantian, dan sholat dhuhur berjamaah. Sedangkan untuk siswa beragama non muslim terdapat kajian khusus atau doa pagi saat siswa yang beragama Islam mengaji di kelas. 66 5 Budaya Sopan Santun Di SMP Negeri 2 Yogyakarta ini terdapat budaya 3S, yaitu Senyum, Salam, dan Sapa. Selain itu ada juga budaya bersalaman saat siswa datang di pagi hari dengan guru yang bertugas jaga di gerbang sebelum masuk ke sekolah. Gambar 3. Salaman di Pagi Hari Guru yang bertugas jaga salaman di depan dijadwalkan setiap bulannya. Jadwal dibuat secara merata. Guru yang mendapat jadwal khusus merupakan guru yang memang mempunyai jabatan khusus di sekolah, jadi mereka mendapat jadwal lebih daripada yang lain lampiran 9. Selain salaman pagi, juga ada kebiasaan setiap mulai pelajaran guru masuk ke kelas semua anak berdiri dan memberi salam kepada guru tersebut yang dipandu oleh ketua kelas. 67 Di sekolah ini kebiasaan memberi salam dan sapa kepada warga sekolah tertera dalam tata tertib arsip SMP Negeri 2 Yogyakarta. Disana disebutkan bahwa sekolah membudayakan siswa untuk memberi senyum, salam, sapa kepada teman dan bapakibu gurukaryawan. Tidak hanya itu, sekolah juga mengharuskan siswa untuk membiasakan diri mengucapkan salam dan sapa kepada setiap tamu yang datang ke sekolah. Hal ini terbukti saat peneliti datang ke sekolah, peneliti disambut dengan ramah oleh beberapa guru yang kebetulan berpapasan. Peneliti juga melihat keakraban antar siswa maupun antara siswa dan guru. Mereka saling bertegur sapa dan bercanda yang menggambarkan keharmonisan di sekolah. Antara kepala sekolah dengan gurukaryawan dan dengan siswa juga demikian. 6 Budaya Berteknologi Berteknologi di sekolah ini sudah sangat membudaya. Bukan karena ada kebijakan khusus dari kepala sekolah, melainkan karena kesempatan yang diberikan oleh kepala sekolah. Hampir semua siswa sudah mempunyai teknologi pendukung sendiri, namun sekolah juga memberikan beberapa fasilitas pedukung yang menunjang. Sekolah juga tidak memberikan peraturan yang melarang penggunaan handphone atau gadget di sekolah seperti yang diterapkan beberapa sekolah lain, namun sekolah memberikan 68 sedikit pembatasan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Seperti yang telah dikatakan kepala sekolah EH : “…Tidak ada pelarangan memakai gadget, secanggih apapun yang dimiliki silahkan dibawa. Tetapi ada pembatasan penggunaan, karena jika ada pelarangan sama dengan menolak arus. Jadi saat pelajaran berlangsung, jika ada siswa menggunakan gadget tidak untuk menunjang pembelajaran atau tidak sesuai ya langsung disita. Minimal seminggu, kadang sampai lulus tidak diambil. Untuk laptop malah dianjurkan untuk dibawa, apalagi kan disini ada wifi jadi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk belajar…”. EH, 18 Juli 2014 Selain itu untuk guru-guru sendiri juga sudah membudayakan berteknologi. Hampir semua guru sudah membawa laptop sendiri dan memanfaatkan LCD yang sudah tersedia di setiap kelas pada setiap proses belajar mengajar. Terkadang guru memberikan siswa pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan melalui email. Tidak sedikit juga guru yang memanfaatkan gadget yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah dikatakan seorang guru berinisial AS sebagai berikut : “…Media elektronik biasanya saya gunakan untuk mencari referensi atau sebagai alat untuk menyampaikan hasil diskusi atau praktikum, dll. Soalnya kalau siswa mencari referensi harus ke perpustakaan kan lama, jadi pasti saya suruh menggunakan gadget yang mereka bawa. Cuma yang harus dicatat adalah diakses darimana dan kapan, itu wajib ada sebagai tanggungjawab siswa…” AS, 17 Juli 2014 Setelah pulang sekolah, tidak sedikit juga siswa yang masih berada di sekolah memafaatkan wifi untuk mengerjakan tugas, berkumpul bersama teman, atau sekedar berselancar di media 69 sosial. Sering juga mereka sampai sore berada di sekolah, karena memang tidak ada pembatasan jam tutup sekolah.

c. Produk Artifak

SMP Negeri 2 Yogyakarta berada di pusat kota Yogyakarta dengan lokasi yang sangat strategis. Bangunan sekolah merupakan bangunan kuno yang sebagian besar merupakan cagar budaya. Bangunan sekolah terbatas karena lahan sempit. Dalam kultur sekolah artifak merupakan produk atau hasil karya manusia yang mendukung berjalannya kegiatan di sekolah. Kondisi bangunan SMP Negeri 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1 Pintu Gerbang SMP Negeri 2 memiliki satu pintu gerbang yang berada di tengah sekolah bagian depan. Pintu gerbang ini berguna untuk pagar sekolah sehingga dapat mencegah dan memantau siswa yang akan keluar masuk pada jam pelajaran. Pada sisi sebelah kiri terdapat pos satpam yang dijaga oleh seorang penjaga sekolah. Hal ini tentu baik, dengan hanya ada 1 pintu gerbang saja, satpam dapat dengan mudah memantau siswa yang akan keluar masuk sekolah. 2 Halaman Sekolah dan Tempat Parkir Halaman sekolah ini digunakan untuk tempat parkir guru, siswa, maupun tamu. Halaman sekolah sempit karena keterbatasan lahan sekolah, sehingga tidak banyak terdapat tanaman. Namun kondisinya cukup bersih dengan pemasangan paving block. 70 3 Lobi Lobi yang ada di sekolah ini sudah bersih dan nyaman. Terdapat meja recepsionist yang selalu ditempati oleh guru yang bertugas, meja dan kursi bagi tamu atau tempat untuk menunggu, buku absen guru dan karyawan sekolah, kartu ijin siswa yang akan meninggalkan kelas, dan Koran. Disini terdapat pula papan visi misi yang cukup besar sehingga siapapun yang melewati lobi pasti akan dapat membacanya secara jelas. Selain itu di lobi juga terdapat denah sekolah. Berdasarkan wawancara dengan Ibu SB 17 Juli 2014, setiap hari disini selalu ada guru piket yang menjaga. Namun beberapa kali peneliti datang ke sekolah, tidak ada guru piket yang berjaga di meja recepsionist ini. Hanya kadang saat pulang sekolah ada guru yang menjaga absensi pulang guru dan karyawan. 4 Lemari piala atau trophy Diujung lorong masuk sekolah akan terlihat tempat penyimpanan piala atau trophy milik sekolah, jumlahnya yang cukup banyak membuat sekolah ini memiliki kesan berprestasi. Namun lemari besar yang berisi piala atau trophy ini terkadang agak tertutup karena mobil sekolah biasa diparkir didepan lemari ini. Mungkin sebaiknya lemari ini dipindah agar piala atau trophy yang letaknya dibawah tetap terlihat, karena piala-piala yang 71 terpajang merupakan kebanggaan sekolah dan menunjukkan budaya berprestasi. 5 Lapangan Sekolah Lapangan yang ada dalam sekolah ini selain digunakan untuk upacara bendera setiap hari senin maupun hari nasional lain, juga digunakan untuk olahraga. Namun karena tidak begitu luas olahraga lebih sering dilakukan di luar sekolah, seperti di alun-alun utara atau di lapangan depan gereja. Meski lapangan tampak tidak begitu luas namun tetap bersih, terdapat pula tanaman-tanaman yang ada disekeliling lapangan. 6 Taman dan Tanaman Lahan sekolah yang sempit membuat sekolah ini tidak mempunyai taman. Namun disetiap koridor kelas terdapat pot tanaman yang membuat sekolah tetap terlihat asri. Selain itu diatas lapangan terdapat tanaman yang merambat, sehingga suasana sekolah tidak terasa panas saat siang hari. 7 Ruang Kepala Sekolah Meski ruang kepala sekolah sempit, namun terlihat rapi dan nyaman. Didalam ruangan ini terdapat sofa yang panjang untuk tamu yang datang, beberapa kursi lipat tambahan, AC, 2 buah TV plasma untuk memantau kamera CCTV yang terdapat di semua ruangan di sekolah, meja kepala sekolah, almari dokumen, foto presiden dan wakil presiden serta burung garuda, dan susunan 72 organisasi sekolah. Terdapat pula pajangan-pajangan seperti piagam mou kerjasama dengan salah satu sekolah di Korea Selatan, foto saat rombongan sekolah ke Korea Selatan, dan foto saat kepala sekolah resmi bekerjasama dengan SMA Taruna Nusantara Magelang untuk pendidikan karakter. 8 Ruang TU Ruang TU memang tidak terlalu luas namun tetap terlihat rapi. Di ruangan ini terdapat 6 unit komputer, 5 buah printer, 1 buah mesin fotocopy sebagai pendukung, dan pusat pengeras suara yang biasa digunakan siswa untuk memberikan pengumuman kepada teman-temannya dan digunakan untuk siswa pemandu saat mengaji di setiap pagi. Selain itu ada 2 buah AC dan 2 buah kipas angin agar ruangan terasa lebih nyaman. 9 Ruang Guru Ruang guru cukup luas dan dirasa cukup untuk semua guru. Diruangan ini terdapat meja dan kursi sejumlah guru, galon minum, wastafel, pusat pengeras suara yang bisa digunakan guru untuk memberikan pengumuman, 4 unit komputer dan printer. 10 Ruang Kelas Terdapat 2 tipe ruang kelas di sekolah ini. Karena sebagian sekolah merupakan bangunan kuno, ada beberapa kelas yang lantainya belum keramik dan terkesan gelap. Kelas ini berpintu dan berjendela sangat besar layaknya bangunan kuno. Sedangkan kelas