2
Bahasa yang digunakan mencerminkan kemampuan berpikir logis.
3
Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa dan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
4
Penggunaan ejaan yang standar sesuai dengan EYD.
5
Bahasa yang digunakan untuk menyajikan matematika harus komunikatif bagi peserta didik.
Setiap aspek standar buku teks di atas, terdiri atas beberapa indikator. Penjelasan mengenai masing-masing indikator pada aspek materi, penyajian, dan
bahasa akan diuraikan sebagai berikut.
2.4.1 Aspek Materi
Pada aspek materi, terdapat sepuluh sub aspek dengan indikator masing- masing yang harus diperhatikan. Sepuluh sub aspek pada aspek materi, yaitu 1
kelengkapan materi, 2 akurasi, 3 penalaran reasoning dan pembuktian, 4 problem solving, 5 komunikasi, 6 koneksi keterkaitan, 7 Menggunakan
gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi, 8 tugas-tugas task dan soal- soal, 9 materi tidak tumpang tindih, dan 10 soal-soal kontekstual.
2.4.1.1 Kelengkapan Materi
Berbeda dengan ilmu pengetahuan lain yang mempunyai asumsi atau anggapan yang sangat rumit, matematika merupakan ilmu yang dimulai dengan
hal yang sangat sederhana. Oleh karena itu, tuntutan untuk mengawali pembicaraan matematika dengan penjelasan tentang notasi, istilah, objek, sifat
atau lainnya harus dengan jelas merupakan ciri matematika. Di perguruan tinggi, mungkin penjelasan tentang definisi, teorema, dan lain sebagainya dapat
dilakukan dengan formal. Akan tetapi, untuk sekolah dasar dan sekolah menengah, bentuk definisi dapat disajikan dengan bentuk yang mudah dimengerti
Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005: 9.
2.4.1.2 Akurasi
Akurasi merupakan hal yang mutlak yang harus muncul baik di matematika maupun di ilmu lainnya. Materi harus disajikan sedemikian sehingga
peserta didik dapat terhindar dari miskonsepsi dan melakukan error secara sistematis. Misalnya menggunakan algoritma yang salah dan menggunakan notasi
yang salah dapat menghambat komunikasi dan menghambat pemahaman matematika peserta didik. Akurasi dapat menjadi dasar bagi peserta didik dalam
membangun pengetahuan matematika di atas fondasidasar yang benar Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005: 10.
2.4.1.3 Penalaran reasoning dan Pembuktian
Penalaran reasoning dan pembuktian berperan dalam pembelajaran matematika pada saat peserta didik harus membuat kesimpulan-kesimpulan yang
bersifat deduktif ataupun induktif dengan alasan yang tepat. Artinya, suatu kesimpulan yang benar harus didasarkan pada data dan alasan yang benar dan
diterima. Dalam hal ini jawaban-jawaban itu harus diuji kebenarannya dengan menggunakan teknik penalaran yang benar Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005:
10.
2.4.1.4 Problem solving
Pemecahan masalah problem solving memberikan peluang bagi peserta didik untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
sehingga peserta didik bisa meningkatkan pengetahuannya melalui usaha untuk menyelesaikan suatu soal. Problem solving merupakan suatu kompetensi ataupun
keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik dan tercantum sebagai kompetensi yang harus dicapai dalam kurikulum. Berbeda dengan solved problems, dengan
problem solving peserta didik harus mengalami hal yang tak rutin. Akan tetapi, tingkatan dari problem solving ini dapat mulai dari yang sangat sederhana sesuai
dengan tingkat peserta didik, SD, SMP, atau SMA. Yang perlu diingat dalam pengembangan keterampilan pemecahan masalah ini, peserta didik harus dapat
menikmati matematika tanpa harus merasa tak mampu Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005: 11.
2.4.1.5 Komunikasi