94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penanaman budi pekerti pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi II Mijen Kaliwungu
Kudus, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Peran guru dan orang tua dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi II Mijen Kaliwungu Kudus
a. Peranan yang dilakukan guru dalam penanaman budi pekerti terkait
dengan sifat-sifat yang terkandung dalam budi pekerti yaitu: guru menanamkan sifat hormat dengan mangajarkan bahasa krama dan
membina kerukunan sesama anak. Menanamkan sifat kedisiplinan dengan praktek dan menjalankan sholat lima waktu, membaca
Al- Qur’an, menjalankan ibadah Puasa Ramadhan dan Hafalan doa
sehari-hari. Sifat kejujuran ditanamkan dengan menyerahkan kartu prestasi untuk ditandatangani oleh guru. Sifat adil ditanamkan dengan
anak mendapat tugas dan perlakuan yang sama serta kewajiban dan hak yang sama pula. Sifat murah hati dengan mengadakan acara-acara
khusus misalnya; mengunjungi teman yang sakit, membantu teman yang mengalami musibah dan memberikan infak shodakoh dan sifat
keberanian ditanamkan dengan memberikan pembiasaan anak untuk bergaul dengan orang lain dan mengenal lingkungannya. Penanaman
95
budi pekerti tersebut pada dasarnya dilakukan rutin setiap hari melalui kegiatan belajar mengajar.
b. Peran orang tua dalam menanamkan budi pekerti di lingkungan
keluarga dilakukan dengan mengajarkan dan membiasakan anak untuk taat beribadah, berbudi pekerti luhur, percaya diri, disiplin dan
bertanggung jawab, memiliki sikap dan perilaku yang positif serta memiliki ketrampilan. Pendidikan dengan adat kebiasaan dilakukan
dengan membiasakan anak untuk taat terhadap aturan-aturan agama. Pendidikan dengan nasehat dilakukan dengan menanamkan sifat
hormat dengan orang lain baik yang sebaya usianya maupun dengan yang lebih tua. Pendidikan dengan pengawasan dilakukan dengan
menanyakan kepada anak tentang kesulitan yang dihadapi oleh anak dan Pendidikan dengan hukuman dilakukan dengan membiasakan anak
untuk taat terhadap aturan-aturan, baik itu aturan agama, sekolah maupun di keluarga.
2. Faktor pendorong dan penghambat guru dalam menanamkan budi pekerti
pada anak usia dini a.
Faktor pendorong penanaman budi pekerti di lingkungan Taman Kanak-kanak Pertiwi II Mijen Kaliwungu Kudus terdiri dari: Orang tua
dan motivasi anak. Orang tua menginginkan anaknya mendapat pendidikan moral agama supaya menjadi generasi yang berakhlak
baik, selain itu dorongan orang tua terhadap penanaman budi pekerti di sekolah adalah orang tua bersedia mengantarkan anaknya ke sekolah.
96
Sedangkan Motivasi anak terlihat dari kedisiplinan mereka mematuhi jadwal yang berlaku dan dari semangat mereka mengikuti kegiatan
belajar mengajar. b.
Faktor penghambat penanaman budi pekerti pada dasarnya berasal dari pribadi anak dan hambatan ini tidak sampai berakibat serius bagi
pelaksanaan penanaman budi pekerti. Faktor penghambat tersebut terdiri dari: Tingkat sosial ekonomi masyarakat dan kuantitas dan
kualitas tenaga pengajarnya. 3.
Faktor pendorong dan penghambat orang tua dalam menanaman budi pekerti pada anak usia dini di lingkungan keluarga
a. Faktor pendorong penanaman budi pekerti di lingkungan keluarga
terdiri dari: dukungan orang tua dan lingkungan masyarakat. Orang tua senantiasa menjalin hubungan yang sangat harmonis dengan anak,
orang tua juga selalu menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan di lingkungan masyarakat
senanatiasa memunculkan pelajaran baru bagi anak, seperti; nilai-nilai etika sopan santun, rasa menghormati dan sebagainya.
b. Faktor penghambat penanaman budi pekerti di lingkungan keluarga
berasal dari: Pribadi anak yang selalu
ingin mendapatkan pengalaman- pengalaman baru, ia senang berpetualang dan terbuka terhadap
rangsangan-rangsangan baru. Selain itu faktor
tingkat Pendidikan orang tua menghambat penanaman budi pekerti, karena para orang tua
menganggap pendidikan merupakan kebutuhan skunder.
97
B. Saran-saran