Tahap Perkembangan Budi Pekerti

14

3. Tahap Perkembangan Budi Pekerti

Kalau kita runut sejarahnya, masalah budi pekerti telah lama menjadi masalah hidup manusia. Pada sebuah museum di Konstatinopel terdapat koleksi benda kuno berupa lempengan tanah liat berasal dari tahun 3800 SM, menurut pakar sejarah lempengan tanah liat tersebut berasal dari zaman Babilonia, yang bertuliskan: “We haven fallen upon evil times and the world has waxed very old and wicked. Plotics are very corrupt. Children are no longer respectful to their parent”. Kita mengalami zaman edan dan dunia telah diliputi kemiskinan dan kejahatan. Politik sangat korupsi. Anak-anak sama sekali tidak hormat kepada orang tuanya Nurul Zuriah, 2007:1. Pembahasan filosofis tentang budi pekerti terus berkembang menjadi pendidikan moral sebagaimana yang dikemukakan oleh Kilpatrik 1948:470-486 bahwa budi pekerti seseorang dapat dikembangkan dengan menggunakan landasan kemampuan dan kebiasaan hidup orang itu berdasarkan norma masyarakat tempat hidupnya. Norma masyarakat inilah yang menjadi acuan bagi aktivitas seseorang termasuk di dalamnya cita- cita hidup, cara yang ditempuh untuk mencapai keinginan dan kemauan bekerja sama dengan orang lain dalam masyarakat. Lebih lanjut Kilpatrik menyatakan bahwa ajaran budi pekerti di sekolah yang ditempuh melalui proses panjang dapat menghasilkan semangat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan peran budi pekertinya, sehingga mampu memerankan budi pekerti itu dalam masyarakat. Nurul Zuriah, 2007:2. 15 Sementara itu, di Indonesia kajian tentang budi pekerti dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara, ia berpendapat bahwa budi pekerti mendukung perkembangan hidup anak-anak, lahir dan batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Menganjurkan dan kalau memerintahkan anak-anak untuk duduk yang baik dan manis, jangan berteriak-teriak agar tidak mengganggu anak-anak lain, bersih badan dan pakaiannya, hormat terhadap ibu-bapak dan orang tua lainnya, menolong teman yang perlu ditolong, demikian seterusnya Nurul Zuriah, 2007:125. Sementara itu, negara Indonesia sebagai organisasi puncak sangat berkepentingan untuk tumbuhnya public cultur, yaitu perangkat kebudayaan yang bisa diterima oleh seluruh bangsa serta dapat digunakan untuk kelangsungan hidupnya yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, negara kita telah menetapkan pula suatu kawasan nilai-nilai budaya cultural value, yaitu tujuan pendidikan nasional dan keseluruhan isi pancasila, UUD 1945, GBHN, Propenas dan serangkaian perundangan negara sebagai tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan budi pekerti moral Nurul Zuriah, 2007:21.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Budi Pekerti