28
3. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak
Di keluarga, orang tua ayah dan ibu berfungsi sebagai pendidik yang bertanggung jawab secara langsung atas masa depan anak-anaknya.
Dalam hal ini, tanggung jawab orang tua tidak hanya karena mempunyai hubungan darah, tetapi juga sebagai sarana pertama bagi terciptanya anak
sebagai makhluk Tuhan. Proses pendidikan melalui suatu proses pembelajaran seharusnya dilakukan sedini mungkin, bahwa semenjak
masih dalam kandungan Wijana, 2006:1.27. Proses sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga, disini pembinaan anak sebagai
bagian dari proses sosialisasi yang paling penting dan mendasar karena fungsi utama pembinaan anak adalah mempersiapkan anak menjadi warga
masyarakat. Untuk itu diperlukan pembinaan yang benar-benar baik bagi anak di dalam menghadapi masa depan dan lingkungan masyarakatnya.
Orang tua dan keluarga adalah penanggung jawab pertama dan utama dalam penanaman sopan santun dan budi pekerti bagi anak. Baru
kemudian, proses penanaman ini akan dilanjutkan oleh para guru dan masyarakat. Ketiga unsur ini hendaknya bekerjasama secara harmonis.
Selayaknya orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam keselamatan putra dan putrinya dalam menjalani tahapan-tahapan
perkembangan fisik, emosional, intelektual, sosial dan lain-lain yang harus mereka lalui dari anak-anak hingga mereka dewasa. Tanggung jawab
orang tua tidak hanya mencakup pada kebutuhan materi saja, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan anaknya, termasuk di dalamnya
29
pendidikan budi pekerti. Dimana penanaman budi pekerti yang baik dan tepat akan mengantar anak menjadi insan yang bisa mengetahui mana yang
salah dan mana yang benar Uswatun, 2008:3. Sopan santun harus ditanamkan pada anak sedini mungkin, sebab
sopan santun dan tata krama merupakan perwujudan dari jiwa yang telah berisi nilai moral. Nilai inilah yang kemudian dipakai seseorang untuk
membuat keputusan secara lebih umum, yakni membedakan hal baik dari hal yang kurang baik. Penanaman nilai baik dan buruk sebaiknya dilakukan
perlahan-lahan, sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, daya tangkap dan daya serap mentalnya. Misalnya, mengajarkan anak bersyukur setelah
memperoleh sesuatu, mengajarkan kejujuran, sopan santun, mencintai sesama, memelihara, memperbaiki dan lain-lain. Penanaman budi pekerti
tersebut dapat berupa pemberian petunjuk dan teladan mengenai nilai-nilai budi pekerti baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sehingga lingkungan keluarga, dalam hal ini, orang tua memegang peran dan kendali yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian anak,
sehingga tidak jarang anak yang kehilangan orang tua mereka baik itu satu atau kedua perilakunya menjadi buruk karena tidak adanya perhatian dan
pengawasan yang ekstra khusus.
4. Pendidikan Anak Dalam Keluarga