Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis Sektor Ekonomi

dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar BPS, 2002. PDRB yang akan dianalisis adalah PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 menurut lapangan usaha. Data-data PDRB yang dibutuhkan adalah PDRB provinsi-provinsi yang tergolong KTI sebagai daerah bawah dan PDB Indonesia sebagai wilayah atas tahun 1994-2002. Kurun waktu sepuluh tahun tersebut dibagi menjadi ke dalam tiga periode. Tahun 1994-1996 periode perekonomian dalam kondisi stabil. Pada periode tersebut tahun 1994 merupakan tahun dasar analisis dan tahun 1996 sebagai tahun akhir analisis. Tahun 1997- 1999 periode terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Pada periode tersebut tahun 1997 sebagai tahun dasar analisis sedangkan tahun 1999 sebagai tahun akhir analisis. Tahun 2000-2002 merupakan periode Undang-Undang Otonomi Daerah dilaksanakan. Tahun 2000 dijadikan sebagai tahun dasar analisis sedangkan tahun 2002 sebagai tahun akhir analisis.

3.4.2. Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis

Tahun dasar analisis merupakan tahun dasar yang dijadikan patokan untuk menganalisis atau tahun yang dijadikan patokan sebagai titik awal untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perkonomian sedangkan tahun akhir analisis merupakan tahun yang dijadikan sebagai titik akhir. Pada penelitian ini tahun yang dijadikan tahun dasar analisis adalah tahun 1994, 1997, dan tahun 2000. Sedangkan tahun yang dijadikan tahun akhir analisis adalah tahun 1996, 1999, dan tahun 2002.

3.4.3. Sektor Ekonomi

Sektor ekonomi adalah kesatuan dari unit-unit produksi yang dihasilkan oleh suatu wilayah tertentu. Sektor-sektor ekonomi yang ada di KTI, antara lain : 1 sektor pertanian, 2 sektor pertambangan dan galian, 3 sektor industri pengolahan, 4 sektor listrik, gas dan air bersih, 5 sektor bangunan, 6 sektor perdagangan, hotel dan restoran, 7 sektor pengangkutan dan komunikasi, 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan 9 sektor jasa-jasa.

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Pembangunan Kawasan Timur Indonesia

Pemerintah dewasa ini memberikan perhatian besar pada pembangunan daerah-daerah yang masih tertinggal, khususnya di KTI. Hal ini merupakan tantangan pembangunan yang harus dihadapi mengingat bahwa masalah kesenjangan dapat mengancam disintegrasi bangsa serta menyulitkan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang berlandaskan pemerataan. Provinsi di KTI yang menjadi objek penelitian adalah sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2002 tentang Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia DP KTI. Upaya pengembangan KTI dilaksanakan melalui suatu kebijakan pembangunan kawasan ekonomi terpadu. Pembentukan kawasan pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan di KBI dijadikan sebagai pola dasar kebijakan bagi percepatan pengembangan KTI. Salah satu kebijakan pengembangan KTI yang diputuskan adalah mengembangkan satu kawasan andalan di setiap provinsi di KTI yang disebut Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET. KAPET adalah sebuah pendekatan dalam rangka memadukan potensi kawasan untuk mempercepat pembangunan ekonomi KTI melalui pengembangan sektor unggulan yang menjadi prime mover kawasan yang bertumpu pada prakarsa daerah dan masyarakat, memiliki sumber daya, posisi ke akses pasar, sektor unggulan dan memberikan dampak pertumbuhan pada wilayah sekitarnya.