Rasio PDRB Kawasan Timur Indonesia dan PDB Indonesia R

28,95 persen. Sektor pertambangan dan galian mempunyai pertumbuhan tertinggi dikarenakan banyak hutan lindung yang dibuka untuk pertambangan guna meningkatkan jumlah ekspor. Sedangkan sektor yang mempunyai pertumbuhan terendah adalah sektor industri pengolahan dengan persentase pertumbuhan sebesar 10,68 persen hal ini disebabkan sektor ini di KTI belum berkembang dan infrastruktur yang masih terbatas.

5.1.2. Rasio PDRB Kawasan Timur Indonesia dan PDB Indonesia R

a , R i , dan r i Tahun 1994-1996 Jika nilai PDB Indonesia dan PDRB KTI tiap sektor dibandingkan antara dua titik waktu, yaitu tahun 1994 sebagai tahun dasar analisis dan tahun 1996 sebagai tahun akhir analisis, maka tiap-tiap sektor mempunyai nilai rasio yang besarnya tidak sama. Rasio PDB Indonesia dan PDRB KTI inilah yang akan dijadikan bahan untuk perhitungan R a , R i , dan r i . Nilai R a selisih antara total PDB Indonesia pada tahun akhir analisis dan dasar analisis dibagi total PDB Indonesia pada tahun dasar analisis menghasilkan besaran yang sama yaitu sebesar 0,17 Tabel 12. Hal ini dikarenakan nilai R a didapat dari pembagian total PDB Indonesia, sehingga sektor di setiap daerah di Indonesia mempunyai nilai R a sama yaitu sebesar 0,17. Nilai R a yang bernilai positif ini R a 0 mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan. Nilai R i didapat dari selisih antara PDB Indonesia dari sektor i pada tahun akhir analisis dengan PDB Indonesia sektor i pada tahun dasar analisis dibagi PDB Indonesia sektor i pada tahun dasar analisis. Tahun 1994-1996 bernilai positif R i 0 semua hal ini mengidentifikasikan bahwa setiap sektor perekonomian di Indonesia mempunyai rasio yang positif terhadap PDB Indonesia. Menurut Tabel 12 sektor perekonomian yang mempunyai nilai R i terbesar yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih di Indonesia mempunyai rasio paling besar terhadap PDB dibandingkan sektor-sektor lainnya di Indonesia. Nilai R i untuk sektor tersebut sebesar 0,32. Sedangkan sektor perekonomian yang mempunyai nilai R i terendah adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 0,07. Hal ini diartikan bahwa sektor jasa-jasa di Indonesia mempunyai rasio yang terendah terhadap PDB dibandingkan sektor-sektor lainnya di Indonesia. Nilai r i didapat dari selisih antara PDRB KTI dari sektor i pada wilayah ke-j pada tahun akhir analisis dengan PDRB KTI dari sektor i pada wilayah ke-j pada tahun dasar analisis dibagi PDRB KTI dari sektor i pada wilayah ke-j pada tahun dasar analisis. Berdasarkan Tabel 12 nilai r i terbesar terdapat pada sektor pertambangan dan galian yaitu sebesar 0,29. Hal ini berarti sektor pertambangan dan galian mempunyai rasio tertinggi terhadap PDRB KTI sedangkan nilai r i terkecil berada di sektor industri pengolahan sebesar 0,11. Jadi secara keseluruhan pada tingkat KTI sektor industri pengolahan mempunyai rasio yang paling rendah terhadap PDRB KTI dibandingkan sektor lainnya. Tabel 12. Nilai R a , R i, dan r i Sebelum Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Tahun 1994-1996 No. Sektor R a R i r i 1 Pertanian 0,17 0,08 0,14 2 Pertambangan dan Galian 0,17 0,13 0,29 3 Industri Pengolahan 0,17 0,24 0,11 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,17 0,32 0,27 5 Bangunan 0,17 0,27 0,24 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,17 0,17 0,24 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,17 0,18 0,25 8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 0,17 0,18 0,17 9 Jasa-Jasa 0,17 0,07 0,15 TOTAL 0,17 0,17 0,19 Sumber : BPS, 1996 diolah.

5.1.3. Analisis Komponen PertumbuhanWilayah Tahun 1994-1996