4. Sikap mental dan nilai budaya dari penduduk khususnya tenaga kerja tidak mendukung dalam upaya membentuk tenaga kerja yang berkualitas, dan
secara umum menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi Indonesia secara menyeluruh.
Dalam rangka mengantisipasi keadaan ketenagakerjaan yang lebih buruk lagi, maka pemerintah harus segera mengatasi hal ini diantaranya dengan
melakukan perubahan orientasi pendidikan dan pelatihan kerja yang semula bertumpu pada pemerintah, dirubah untuk lebih bertumpu pada masyarakat,
utamanya para pengusaha sebagai pengguna jasa tenaga kerja. Sementara dari segi program harus lebih dikembangkan lagi program pelatihan yang bersifat multi
keterampilan serta mempunyai standar ataupun kualifikasi nasional dan internasional sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari mancanegara.
4.4. Perkembangan PDRB Kawasan Timur Indonesia
PDRB provinsi-provinsi di KTI atas dasar harga konstan tahun 1993
menurut lapangan usaha pada tahun 1994 mencapai Rp 54.297.430,00 juta. PDRB
KTI cenderung mengalami perkembangan dari tahun ke tahun Lampiran 1. Berdasarkan kontribusinya menurut sektor ekonomi, pada tahun 1994 sektor
pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDRB KTI. Kemudian berturut-turut diikuti sektor industri pengolahan; sektor pertambangan dan
penggalian; sektor perdagangan, restoran, dan hotel; sektor jasa-jasa; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor bangunan; sektor keuangan, persewaan
bangunan, dan jasa perusahaan; dan sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor
pertanian terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 1994-1997 Lampiran 1 dan kontribusinya terhadap PDRB tetap menempati urutan pertama. Sedangkan
kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih tetap menempati urutan terakhir walaupun sektor tersebut mengalami peningkatan.
Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 1993 setiap provinsi di KTI antara tahun 1994-2002 cenderung mengalami peningkatan, namun akibat
terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 maka sebagian besar PDRB provinsi di KTI mengalami penurunan setelah tahun 1997. Krisis ekonomi yang terjadi di
negara-nagara ASEAN dan ASIA lainnya termasuk Indonesia ini belum berakhir juga ketika memasuki tahun 1998. Krisis ekonomi yang belum berakhir ini juga
berpengaruh terhadap PDRB provinsi-provinsi di KTI ditandai dengan pendapatan regional yang menurun. Krisis ekonomi yang melanda negara-nagara ASEAN dan
ASIA ini ternyata tidak begitu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian KTI walaupun KTI mengalami penurunan PDRB pada tahun 1998 karena pada tahun
1998 perekonomian lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa Lampiran 1. Pada tahun 1994-1997 PDRB KTI mengalami peningkatan namun pada
tahun 1998 PDRB KTI mengalami penurunan akibat krisis. Penurunan PDRB ini tidak berlanjut ke tahun-tahun berikutnya karena mulai tahun 1999 PDRB KTI
mulai meningkat. PDRB dari masing-masing provinsi di KTI mulai meningkat lagi setelah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah Lampiran 1.
Setelah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah maka setiap provinsi bisa mengatur pemerintahannya sendiri sehingga bisa memanfaatkan sumber
perekonomian mereka tanpa harus menunggu perintah dari pemerintah pusat.
Setiap provinsi lebih mengetahui sektor apa yang harus dikembangkan dan mereka bebas membangun sektor-sektor tersebut sesuai dengan prakarsa sendiri.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sektor-Sektor Perekonomian di Kawasan Timur Indonesia Sebelum Otonomi Daerah Tahun 1994-1996
5.1.1. Analisis PDRB Kawasan Timur Indonesia Tahun 1994-1996 Periode 1994-1996 merupakan periode dimana perekonomian Indonesia
dalam keadaan yang relatif stabil. Perkembangan nilai tukar tidak mengalami kenaikan yang sangat tinggi dari tahun 1991 sampai tahun 1996. Sejalan dengan
kondisi perekonomian Indonesia yang stabil, perekonomian di KTI juga mengalami peningkatan seperti yang terlihat dalam Tabel 11.
Tabel 11. PDRB KTI Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 1994-1996
PDRB KTI Juta Rupiah Perubahan
No. Sektor 1994 1996
Juta Rupiah
Persen 1 Pertanian
14.152.657,00 16.087.214,00
1.934.557,00 13,67
2 Pertambangan dan
Galian
8.878.291,00 11.448.942,00
2.570.651,00 28,95
3 Industri Pengolahan
11.006.961,00 12.182.105,00
1.175.144,00 10,68
4 Listrik, Gas dan Air
Bersih
332.426,00 421.162,00
88.736,00 26,69
5 Bangunan
3.454.765,00 4.293.155,00
838.390,00 24,27
6 Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
7.316.917,00 9.051.618,00
1.734.701,00 23,71
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
5.027.674,00 6.302.133,00
1.274.459,00 25,35
8 Keuangan, Persewaan,
Jasa Perusahaan
2.615.274,00 3.058.855,00
443.581,00 16,96
9 Jasa-Jasa
5.512.465,00 6.333.501,00
821.036,00 14,89
TOTAL
58.297.430,00 69.178.685,00
10.881.255,00 18,67
Sumber : BPS, 1996 diolah. Seluruh sektor-sektor di KTI mengalami pertumbuhan yang positif
ditandai dengan persentase perubahan PDRB KTI yang positif seperti yang terlihat dalam Tabel 11. Sektor perekonomian di KTI yang mengalami
pertumbuhan paling tinggi adalah sektor pertambangan dan galian yang mencapai