Review Penelitian Sebelumnya FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PERSEPSI PEGAWAI DINAS PROVINSI DIY

e. Membentuk posisi, unit, dan mekanisme struktural lain yang menggunakan etika. Etika harus menjadi kegiatan sehari-hari, bukan kegiatan yang sekali dilakukan kemudian disimpan dan dilupakan.

2.2 Review Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Cieslewiscz 2012 menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam masyarakat antara lain tradisi, agama, budaya, norma-norma sosial dan kondisi sosial penegakan hukum, iklim politik, dan kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap kecurangan atau fraud. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cieslewiscz 2012 adalah pengukuran variabel menggunakan persepsi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Cieslewiscz 2012 adalah pada model penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif sementara penelitian yang dilakukan Cieslewiscz merupakan penelitian kualitatif. Lou et al 2009 melakukan penelitian untuk menguji faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan kecurangan. Variabel yang digunakan merupakan proksi dari faktor-faktor yang mempengaruhi fraud berdasarkan teori fraud triangle yaitu pressure, opportunity, dan rationalization. Pressure diproksikan dengan tekanan keuangan dari perusahaan dan tekanan keuangan dari direktur atau supervisor dari perusahaan. Opportunity diproksikan dengan jumlah transaksi yang kompleks dalam perusahaan dan pengendalian internal perusahaan. Rationalization diproksikan dengan integritas manajemen dan hubungan dengan auditor. Di samping itu penelitian tersebut juga menggunakan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan keuangan yang ditanggung perusahaan, tekanan keuangan yang ditanggung direktur atau supervisor, jumlah transaksi yang kompleks, integritas manajemen, dan hubungan dengan auditor eksternal berkorelasi positif dengan kemungkinan terjadinya kecurangan. Sementara ukuran perusahaan berkorelasi negatif dengan kemungkinan terjadinya kecurangan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lou et al 2009 adalah memproksikan variabel berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi fraud berdasarkan teori fraud triangle. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Lou et al 2009 adalah cara pengukuran variabel tekanan, dalam penelitian Lou variabel yang memproksikan tekanan diukur dengan rasio- rasio keuangan data sekunder, sementara dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan persepsi data primer. Perbedaan lain nya terletak pada obyek penelitian, penelitian Lou dilakukan pada perusahaan swasta, sementara penelitian ini dilakukan pada entitas pemerintahan. Fagbohungbe et al 2012 meneliti tentang pengaruh gender dan faktor- faktor organisasional terhadap perilaku curang di tempat bekerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap perilaku curang atau menyimpang. Selain itu, ada pengaruh negatif antara reaksi organisasional karyawan terhadap pencurian. Terdapat pengaruh positif antara reaksi organisasional karyawan terhadap perilaku curang pada perusahaan tanpa pengawasan. Terdapat pengaruh positif antara reaksi organisasional karyawan terhadap perilaku tidak etis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fagbohungbe et al 2012 adalah sama-sama menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan. Selain itu metode pengumpulan data sama-sama menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Fagbohungbe et al 2012 adalah model penelitian. Selain itu obyek penelitian juga berbeda, obyek penelitian Fagbohungbe adalah karyawan pada universitas sementara obyek penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja pada subbagian keuangan Dinas Provinsi DIY. Rae Subramaniam 2008 melakukan penelitian untuk menguji pengaruh interaksi antara persepsi keadilan organisasional dan kualitas pengendalian internal terhadap kecurangan karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan etika perusahaan, pelatihan resiko manajemen, dan aktifitas internal audit berpengaruh terhadap kualitas prosedur pengendalian. Serta kualitas prosedur pengendalian memoderasi pengaruh persepsi keadilan organisasional terhadap kecenderungan kecurangan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rae Subramaniam 2008 adalah sama-sama menguji pengaruh persepsi mengenai keadilan organisasional terhadap kecenderungan kecurangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rae Subramaniam 2008 adalah jenis data yang digunakan. Rae Subramaniam menggunakan data sekunder dalam penelitiannya, sementara penelitian ini menggunakan data primer. Penelitian yang dilakukan Wilopo 2006 menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, dan moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis. Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap perilaku tidak etis. Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.Sementara itu, keefektifan pengendalian, ketaatan aturan akuntansi, dan moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Asimetri informasi dan perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dan kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wilopo 2006 adalah pengukuran variabel nya menggunakan persepsi karyawan dengan cara menyebar kuesioner data primer. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wilopo 2006 terletak pada penggunaan variabel antara intervening. Pada penelitian Wilopo, menggunakan variabel intervening berupa perilaku tidak etis. Sementara pada penelitian ini tidak menggunakan variabel intervening. Penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun 2009 menunjukkan bahwa kesesuaian sistem pengendalian internal, sistem kompensasi, dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kecenderungan kecurangan akuntansi tidak berpengaruh dengan akuntabilitas kinerja. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Thoyibatun 2009 adalah sama-sama menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Sementara perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun 2009 adalah obyek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Provinsi DIY, sementara penelitian Thoyibatun dilakukan pada Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur. Penelitian yang diakukan Puspitadewi dan Irwandi 2012 menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara persepsi keadilan organisasional dan kualitas pengendalian internal terhadap kecurangan pegawai. Aktivitas audit internal dan monitoring berpengaruh terhadap kualitas pengendalian internal, lingkungan etika perusahaan, pelatihan resiko manajemen, dan communication and information tidak berpengaruh terhadap kualitas pengendalian internal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Puspitadewi dan Irwandi 2012 adalah sama-sama meneliti pengaruh keadilan organisasional terhadap kecurangan pegawai. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Puspitadewi dan Irwandi 2012 adalah penggunaan variabel moderating. Penelitian ini tidak menggunakan variabel moderating sementara penelitian Puspitadewi dan Irwandi menggunakan variabel moderating. Perbedaan lainnya terletak pada obyek penelitian. Obyek penelitian Puspitadewi dan Irwandi adalah auditor internal pada Universitas Airlangga, Universitas Katholik Widya Mandala, Universitas Kristen Petra, Universitas Surabaya, dan STIE Perbanas Surabaya. Sementara obyek penelitian ini adalah Dinas Provinsi DIY. Penelitian mengenai fraud juga dilakukan oleh Zulkarnain 2013 yang menyebutkan bahwa keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap fraud; perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap fraud; kultur organisasi dan penegakan hukum tidak berpengaruh terhadap fraud. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zulkarnain 2013 adalah sama-sama meneliti persepsi pegawai dinas. Yang membedakan, responden penelitian ini adalah pegawai sub bagian keuangan Dinas Provinsi DIY sementara responden pada penelitian Zulkarnain 2013 adalah pegawai Dinas Kota Surakarta. Faisal 2013 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fraud di Kabupaten Kudus. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Sistem pengendalian internal, penegakan hukum, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud, perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap fraud, kesesuaian kompensasi dan budaya etis organisasi tidak berpengaruh terhadap fraud. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Faisal 2013 adalah sama-sama meneliti persepsi pegawai dinas. Yang membedakan, responden penelitian ini adalah pegawai sub bagian keuangan Dinas Provinsi DIY sementara responden pada penelitian Faisal 2013 adalah pegawai Dinas Kabupaten Kudus. Relevansi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan fraud. Penelitian ini merupakan replikasi dari kompilasi antara penelitian Wilopo 2006, Puspita Dewi dan Irwandi 2012, Cieslewisc 2012, Zulkarnain 2013, dan Faisal 2013. Peneliti sebelumnya juga menyarankan untuk meneliti faktor lain yang merupakan proksi dari fraud triangle, sehingga peneliti bermaksud untuk menambah variabel baru berupa penegakan peraturan yang merupakan proksi dari opportunity. Berdasarkan penelitian Wilopo 2006 menemukan bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi perlu dikaji tidak hanya melalui pendekatan ilmu akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta teori dari disiplin ilmu lain. Tabel 2.2 Review penelitian sebelumnya Peneliti Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian Joshua K. Cieslewiscz 2012 Fraud , philosophical and religious tradition, culture, social norms and societal conditions Qualitative. Semi-structured interviews observations Tradisi, agama, budaya, norma-norma sosial dan kondisi sosial penegakan hukum, iklim politik, dan kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap kecurangan atau fraud Young –I Lou et al 2009 Fraudulent financial Reporting firm’s financial pressure, dire ctor’s and supervisor’s financial pressure, complicated transaction, internal control environment, manager’s integrity, manager’s and auditor’s relationship, Firm size Nonparametric test, logistic regression Fraudulent financial reporting berkorelasi positif dengan tekanan keuangan dari sebuah peruaahaan atau dari supervisor dari perusahaan, jumlah transaksi perusahaan yang kompleks, integritas manajemen, dan hubungan yang tidak baik antara perushaan dengan auditor. Ukuran perusahaan berkorelasi negatif dengan Fraudulent Financial Report Fagbohungbe et al 2012 Fraudulent behaviour, theft and deception, deviant behaviour, amoral behaviour, Gender, employee’s organisational reaction Multiple regression analysis Gender berpengaruh terhadap pelaporan fraudulent behaviour dan deviant behaviour.Ada pengaruh negatif antara employee’s organisationl reaction dan theft and deception.Ada pengaruh positif antara employee’s organisationl reaction dan fraudulent behaviour, ada pengaruh positif antara employee’s organisationl reaction dan amoral behaviours. Kirsty Rae and Nava Subramaniam 2008 Incidence of Employee fraud, ICP Quality, Organizational Justice Perceptons, Corporate ethical Environment Risk Management Training, Internal Audit Activities Logistic regression and OLS multipple regression ICP Quality memiliki efek moderat antara organizational justice perseptions terhadap employee fraud. ICP Quality secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh corporate Etichal Environment Risk management Training, Internal Audit Activities Wilopo 2006 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi, Perilaku tidak etis, Keefektifan pengendalian, Kesesuaian Kompensasi, Ketaatan Aturan Akuntansi, Asimetri Informasi, Moralitas Manajemen. Structural Equation Models, AMOS 4 Kefektifan pengendalian, ketaatan aturan akuntansi, dan moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis. Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap perilaku tidak etis. Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap perilaku tidak etis. Keefektifan pengendalian, ketaatan aturan akuntansi, dan moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Asimetri informasi dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, dan Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Siti Thoyibatun 2009 Akuntabilitas kinerja, Kecenderungan kecurangan akuntansi, perilaku tidak etis, Kesesuaian sistem pengendalian internal, sistem kompensasi, ketaatan aturan akuntansi Regresi linier Kesesuaian sistem pengendalian internal, sistem kompensasi, dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kecenderungan kecurangan akuntansi tidak berpengaruh dengan akuntabilitas kinerja. Puspitadewi dan Irwandi 2012 Kecurangan pegawai, keadilan organisasional, kualitas pengendalian internal, lingkungan etika perusahaan, aktivitas audit internal, pelatihan resiko manajemen, communication and information, monitoring Linier regression analyisis, residuel test Terdapat interaksi antara persepsi keadilan organisasional dan kualitas pengendalian internal terhadap kecurangan pegawai. Aktivitas audit internal dan monitoring berpengaruh terhadap kualitas pengendalian internal, lingkungan etika perusahaan, pelatihan resiko manajemen, dan communication and information tidak berpengaruh terhadap kualitas pengendalian internal. Rifqi Mirza Zulkarnain 2013 Fraud, keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, kultur organisasi, perilaku tidak etis, gaya kepemimpinan, penegakan hukum Structural Equation Model Keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap fraud; perilaku tidak etis berpengaruh Sumber : Data diolah, 2013

2.3 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) MANAJEMEN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG PERSEPSI PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN, MANAJEMEN SEKOLAH, GURU, DAN MURID

0 20 219

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN. (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KOTA SALATIGA)

16 110 141

PERSEPSI PEGAWAI DINAS SE KABUPATEN BATANG TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD)

3 16 164

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KABUPATEN KUDUS)

0 11 183

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN)

0 41 168

PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD)

0 18 118

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 3 13

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 2 23

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 6 11

DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 8 5