4.3 Uji inner model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakann R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi
koefisien parameter jalur struktural. Berdasarkan tabel R-square dapat diketahui bahwa nilai R-square
kecenderungan kecurangan fraud KK sebesar 0,94. Nilai R-square sebesar 0,949 memiliki arti bahwa variabilitas konstruk kecenderungan kecurangan
fraud dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk penegakan peraturan PP, keefektifan pengendalian internal KPI, asimteri informasi AI, keadilan
distributif KD, keadilan prosedural KP, komitmen organisasi KO dan budaya etis organisasi BEO sebesar 94,9 sementara 5,1 dijelaskan oleh variabel lain
diluar penelitian. 4.4
Pengujian Struktural Equation Model SEM
Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation Model SEM berbasis covariance dengan menggunakan
smartPLS 2.0. Berikut ini merupakan hasil pengujian Full Model SEM Algorithm
Gambar 4.1 Uji Full Model SEM PLS Algorithm
Sumber : Output SmartPLS 2.0, 2013
4.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai path coefficient yang menunjukkan koefisien parameter dan nilai t-statistic. Signifikansi parameter yang
diestimasi memberikan informasi menganai hubungan antara variabel-variabel penelitian kemudian membandingkan nilai t-statistic dengan nilai t-tabel. Jika
nilai t-statistic lebih besar dari nilai t-tabel, maka hipotesis diterima, begitu juga sebaliknya. Nilai t-tabel untuk df degree of freedom
sebesar 103 pada α 0,05 adalah 1,983. Berikut ini merupakan output estimasi untuk pengujian model
struktural.
Tabel 4.19 Uji Hipotesis Berdasarkan Path Coefficient Mean, STDEV,T-Values Variabel
Origional Sample
T-statistic Standar
Deviation Keputusan
PP - KK -0,204080
2,810955 0,072602
H1 diterima KPI - KK
-0,169513 2,134384
0,079420 H2 diterima
AI - KK 0,315390
5,760586 0,054750
H3 diterima KD - KK
-0,134525 3,454972
0,038937 H4 diterima
KP - KK -0,154261
3,411900 0,045213
H5 diterima KO - KK
-0,108364 2,286280
0,047397 H6 diterima
BEO - KK -0,204080
0,791788 0,049066
H7 ditolak Sumber : Output SmartPLS 2.0, 2013
Berdasarkan tabel 4.19 maka dapat disimpulkan bahwa :
1. H1 : Penegakan peraturan PP berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel penegakan peraturan yaitu sebesar -0,204 dan nilai
t-statistik nya sebesar 2,810 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H1 diterima sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa penegakan peraturan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Artinya penegakan peraturan dapat
meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
2. H2 Keefektifan pengendalian internal KPI berpengaruh negatif
kecenderungan kecurangan fraud.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel keefektifan pengendalian internal yaitu sebesar -
0,169 dan nilai t-statistik nya sebesar 2,134 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H2
diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keefektifan pengendalian
internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Artinya sistem pengendalian internal yang efektif dapat meminimalisir
terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
3. H3 : Asimetri informasi AI berpengaruh positif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel asimateri informasi yaitu sebesar 0,315 dan nilai t-
statistik nya sebesar 5,760 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H3 diterima sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Artinya asimteri informasi membuka
peluang terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
4. H4 : Keadilan distributif KD berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel keadilan distributif yaitu sebesar -0,138 dan nilai t-
statistik nya sebesar 3,454 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H4 diterima sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa keadilan distributif berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Artinya keadilan distributif dapat
meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
5. H5 : Keadilan prosedural KP berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel keadilan prosedural yaitu sebesar -0,154 dan nilai t-
statistik nya sebesar 3,411 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar 1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H5 diterima sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Artinya keadilan prosedural dapat
meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
6. H6 : Komitmen organisasi KO berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui nilai koefisien parameter untuk variabel komitmen organisasi yaitu sebesar
–0,108 dan nilai t-statistik nya sebesar 2,286 atau lebih besar dibandingkan nilai t-tabel sebesar
1,983 signifikan pada p 0,05. Dengan demikian H6 diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud. Artinya komitmen organisasi yang tinggi dapat meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan fraud.
7. H7 : Budaya etis organisasi BEO berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud
Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa budaya etis organisasi BEO berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa budaya etis organisasi tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai t-statistik sebesar 0,791, nilai tersebut dibawah 1,983
yang merupakan nilai t-statistic sehingga H7 ditolak. Artinya budaya etis organisasi tidak dapat meminimlisir terjadinya kecenderungan kecurangan
fraud. Tabel 4.20 Hasil Rekapitulasi Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan
Hasil H1
Penegakan peraturan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud.
Hipotesis alternatif diterima
H2 Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan fraud. Hipotesis alternatif
diterima H3
Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan fraud.
Hipotesis alternatif diterima
H4 Keadilan distributif berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud. Hipotesis alternatif
diterima H5
Keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud
Hipotesis alternatif diterima
H6 Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan fraud Hipotesis alternatif
diterima H7
Budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud
Hipotesis alternatif ditolak
Sumber : Data diolah, 2013
4.6 Pembahasan