2.1.3 Kecurangan fraud
2.1.3.1 Pengertian kecurangan fraud
Menurut Boynton 1996 kecurangan atau fraud adalah penipuan yang direncanakan misalnya salah saji, menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan
fakta yang material sehingga merugikan pihak lain. Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud
sebagai “an intentional act that result in a material misstatement in financial statements tahtare the subject o an audit.
Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary dalam Kurniawati 2012, fraud
didefinisikan sebagai: Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang dapat
diupayakan pleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua
cara yang tak terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu.
Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dalam Tanuakotta 2007, menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pengertian fraud seperti :
- Pasal 362 : Pencurian definisi KUHP : mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.
- Pasal 372 : Penggelapan definisi KUHP : dengan sengaja dan melawan
hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan.
- Pasal 378 : Perbuatan curang definisi KUHP : dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang
maupun menghapuskan piutang.
Definisi fraud juga diungkapkan menurut the Association of Certified Fraud Examiners ACFE dalam Kurniawati 2012:
Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu manipulasi atau memberikan laporan keliru
terhadap pihak lain dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
Jadi, kecurangan merupakan suatu hal yang di sengaja oleh pelaku nya. Hal tersebut lah yang membedakan antara kecurangan dan kesalahan. Selain itu,
kecurangan dilakukan dengan melanggar ketentuan yang berlaku untuk mengambil keuntungan demi dirinya sendiri .
Menurut Suprajadi 2009, produk akhir dari proses pengolahan data akuntansi adalah informasi akuntansi yang tertuang dalam laporan keuangan.
Dalam mengartikan angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan, pengguna laporan keuangan perlu berhati-hati karena kemungkinan terjadinya bias
dalam penyampaian informasi. Kemungkinan bahwa laporan keuangan disusun dengan itikad tidak baik sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Jika faktor
kecurangan terjadi dalam penyusunan laporan keuangan dapat dipastikan laporan keuangan disajikan tidak wajar.
2.1.3.2 Jenis dan pelaku kecurangan fraud