Uji Instrumen Pilot Study

kerahasiaan data penelitian. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5. Skala Pengukuran Persepsi Responden Skala Likert 1 s.d 5 Sangat tidak setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5 Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab kuesioner, maka skala penilaiannya sebagai berikut: Skala 1 : Sangat Tidak Setuju Skala 2 : Tidak Setuju Skala 3 : Netral Skala 4: Setuju Skala 5: Sangat Setuju

3.3.3 Uji Instrumen Pilot Study

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner adaptasi dan kuesioner yang dibangun sendiri. Kuesioner yang dibangun sendiri perlu diuji kevalidan dan reliabilitasnya terlebih dahulu melalui uji pilot pilot study. Uji pilot dilakukan untuk menguji kelayakan kuesioner yang telah dirancang dalam kondisi sebenarnya, yaitu sesuai dengan kondisi di lapangan. Fungsi dari uji pilot antara lain untuk menguji kelayakan kerangka sampel, melihat kemungkinan variasi parameter di dalam populasi yang akan disurvei, melihat kemungkinan tingkat non-respon, dan kelayakan redaksional dari setiap pertanyaan di kuesioner dapat dideteksi kelemahan-kelemahannya sehingga dapat dikoreksi sebelum kuesioner disebar pada sampel yang sebenarnya Mulia dkk, 2008. Menurut Jogiyanto dalam Pristiyanti 2012, dalam uji pilot, sampel dibuat sekitar 10-30 responden. Di uji pilot, responden tidak harus merupakan bagian dari populasi targetnya, tetapi dapat berupa individu-individal yang dipilih yang memahami tentang isu yang diteliti. Sama halnya dengan pendapat Mulia dkk 2008, Idealnya kuesioner diuji pada beberapa responden sub sampel dari jumlah sampel yang telah terpilih yang termasuk dalam survei tersebut atau paling tidak yang juga mempunyai karakteristik yang sama dengan responden sampel penelitian. Sasaran uji pilot terdiri dari dua, pertama untuk meyakinkan bahwa item-item kuesioner telah mencukupi, benar dan dapat dipahami dan untuk mengetahui kevalidan dari item pertanyaan. Kedua, untuk penilaian reliabilitas awal dari skala-skala suatu instrumen. Obyek dari uji pilot pada penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja pada sub bagian keuangan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam uji pilot, dilakukan penilaian outer model atau measurement model untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah valid dan reliabel. Untuk menilai outer model dapat dilakukan dengan melihat convergent validity, composite reliability dan discriminant validity. Suatu pengukuran konstruk dalam instrumen dikatakan valid jika nilai loading factor nya lebih dari 0,50. Nilai loading factor untuk masing-masing indikator dalam konstruk penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan output PLS tersebut, dapat diketahui nilai loading factor untuk indikator konstruk penegakan peraturan PP1 sampai PP5 masing-masing 0,934; 0.909; 0,882; 0,790 ;0,903, nilai loading factor untuk indikator kostruk keefektifan pengendalian internal KPI1 sampai KPI5 masing-masing 0,825; 0,911; 0,913; 0,848; 0,880, nilai loading factor untuk indikator konstruk asimetri informasi AI1 sampai AI6 masing-masing 0,701; 0,698; 0,670; 0,841; 0,810; 0,838, nilai loading factor untuk indikator konstruk keadilan distributif KD1 sampai KD4 masing-masing 0,848; 0,836; 0,892; 0,735, nilai loading factor untuk indikator konstruk keadilan prosedural KP1 sampai KP7 masing-masing 0,697; 0,837; 0,957; 0,974; 0,913; 0,866; 0,953, nilai loading factor untuk indikator konstruk komitmen organisasi KO1 sampai KO8 masing-masing 0,828; 0,807; 866; 0,795; 0,802; 0,714; 0,791; 0,802, nilai loading factor untuk indikator konstruk budaya etis organisasi BEO1 sampai BEO5 masing-masing 0,840; 0,613; 0,689; 0,717; 0,666 .Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua nilai loading factor memiliki nilai di atas 0,50 sehingga setiap item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur konstruk sudah valid. Untuk mengetahui reliabilitas pengukuran konstruk dalam penelitian ini dengan melihat nilai composite reliability dan nilai cornbarch alpha. Pengukuran konstruk dikatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun cornbarch alpha nya lebih dari 0,70. Tabel 3.2 Composite Reliability dan Cornbarch Alpha Sumber : Output PLS, 2013 Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran konstruk dalam penelitian ini sudah reliabel. Untuk menilai discriminant validity konstruk penelitian adalah dengan melihat nilai cross loading untuk masing-masing kostruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal tersebut menunjukkan konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya Ghozali , 2008: 41. Berdasarkan lampiran 3 dapat diketahui bahwa korelasi masing-masing konstruk dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Cara lain untuk menilai discriminant validity adalah dengan membandingkan nilai square root average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dengan model. Jika nilai akar AVE lebih besar dari korelasi setiap konstruk dengan konstruk lainnya, maka dapat disimpulkan model memiliki discriminant validity yag baik. Composite Reliability Cronbachs Alpha AI 0,892319 0,861866 BEO 0,833664 0,754686 KD 0,918232 0,888050 KK 0,957932 0,949964 KO 0,935078 0,920825 KP 0,963599 0,957421 KPI PP 0,947691 0,93558 Selain itu, model juga dapat dikatakan memiliki discriminant validity yang baik apabila nilai AVE lebih dari 0,50. Tabel 3.3 AVE dan akar AVE AVE Akar AVE AI 0,582137 0,762 BEO 0,503465 0,709 KD 0,738947 0,854 KK 0,717993 0,842 KO 0,643472 0,801 KP 0,792565 0,889 KPI PP 0,784241 0,883 Sumber : Output PLS, 2013 Tabel 3.4 Latent Variable Correlations AI BEO KD KK KO KP KPI PP AI 1,000000 BEO 0,140286 1,000000 KD -0,146479 0,146612 1,000000 KK 0,413670 0,426425 -0,391195 1,000000 KO -0,448070 -0,244574 0,356352 -0,848765 1,000000 KP -0,277694 -0,042417 -0,078729 -0,285679 0,447963 1,000000 KPI 0,422771 0,573007 -0,258766 0,808363 -0,719329 -0,078898 1,000000 PP 0,300830 0,629463 -0,341467 0,354665 -0,109607 -0,024199 0,344093 1,0000 Sumber : Output PLS,2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai akar AVE lebih besar daripada korelasi konstruk dengan konstruk yang lain, dan nilai masing- masing AVE lebih dari 0,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model memiliki nilai discriminant validity yang baik.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) MANAJEMEN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG PERSEPSI PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN, MANAJEMEN SEKOLAH, GURU, DAN MURID

0 20 219

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN. (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KOTA SALATIGA)

16 110 141

PERSEPSI PEGAWAI DINAS SE KABUPATEN BATANG TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD)

3 16 164

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KABUPATEN KUDUS)

0 11 183

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN (PERSEPSI PEGAWAI PADA DINAS SE KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN)

0 41 168

PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD)

0 18 118

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 3 13

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 2 23

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 6 11

DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Dinas Kota Surakarta).

0 8 5