evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari elevator untuk pengambil keputusan.
Arikunto 2009: 22 menyatakan ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan
sebuah program keputusan, yaitu : 1
Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana
diharapkan. 2
Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit.
3 Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan
bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
4 Menyebarluaskan program melaksanakan program di tempta-temat
lain atau mengulangi lagi program di lain waktu, karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi
di tempat dan waktu yang lain.
2.6.5 Komponen Evaluasi Program
Evaluasi program memegang peranan penting untuk mengetahui pelaksanaan program kegiatan secara efektif dan efisien. Evaluasi program
dilakukan agar dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang mendukung pelaksanaan program dan memutuskan tindak lanjut pelaksanaan program.
Komponen evaluasi program antara lain :
1 Tujuan program
Tujuan program merupakan sesuatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian evaluator. Tujuan menunjukkan apa yang
akan diraih, akibat, atau akhir dari pengembangan program untuk dicapai. Beberapa program tujuannya dinyatakan dalam bentuk yang
sangat rinci tetapi sebagian tidak secara jelas dinyatakan. Tujuan program dapat dirumuskan dalam berbagai cara dan berbagai tingkat
kecermatan. 2
Sumber dan prosedur Sumber-sumber dan prosedur merupakan sarana penunjang yang
digunakan oleh pengembang dalam melaksanakan program sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan.
3 Manajemen program
Manajemen program dilakukan untuk monitoring pelaksanaan kegiatan yang berkaitan antara penggunaan sumber dan prosedur
sehingga dapat mencapai tujuan program yang ditetapkan. 4
Model-model evaluasi program Model evaluasi program digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh keberhasilan program yang dilakukan sehingga diperoleh langkah-langkah untuk melakukan perbaikan atau pengembangan.
Model evaluasi adalah model desain yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi. Model evaluasi mencakup konsep evaluasi yang
mencakup waktu pelaksanaan, kapan evaluasi dilaksanakan, tujuan evaluasi dan acuan serta peham yang dianut oleh evaluator.
Model-model evaluasi program antara lain : 1
Model TYLER Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari
program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, mencek
seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program.
2 Model STAKE
Menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan. Deskripsi menyangkut dua hal yang
menunjukkan posisi sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi, yaitu apa maksudtujuan yang diharapkan oleh program, dan pengamatanakibat,
atau apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang betul-betul terjadi. Sedangkan pertimbangan menunjukkan langkah pertimbangan, yang
dalam langkah tersebut mengacu pada standar; serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu persiapan
antecedents, proses atau transaksi transactionprocess dan keluaran output.
3 Model CIPP, terdiri dari :
a Context, evaluasi program dalam dimensi pengertian sebagai ide,
yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki evaluan sehingga dapat memberikan arah perbaikan. Penilaian context meliputi analisis masalah yang berhubungan
dengan lingkungan pendidikan atau dengan kata lain, penilaian context adalah penilaian terhadap kebutuhan tujuan pemenuhan
kebutuhan dan karakteristik individu yang menangani. b
Input, penilaian input meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan khusus.
Informasi yang terkumpul selama tahap penilaian hendaknya digunakan untuk menentukan sumber dan strategi didalam
keterbatasan dan hambatan yang ada. c
Process, penilaian proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktek. Suatu program yang baik
tentu sudah dirancang mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program.
d Product, penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan diadakan penilaian hasil maka dapat diambil keputusan mengenai tindak
lanjut program. 4
Model kesenjangan Model ini menekankan bahwa penilaian kesenjangan dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan actual dari program
tersebut. Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan
ditetapkan dalam program berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen dengan hasil yang efektif. Penampilan adalah sumber,
prosedur, manajemen dan hasil yang tampak ketika program dilaksanakan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model kesenjangan adalah:
1 Tahap penyusunan desain, tahap ini dilakukan kegiatan seperti
merumuskan tujuan program, menyiapkan obyek dan subyek sasaran program, dan merumuskan standar dalam bentuk rumusan
sesuatu yang dapat diukur. 2
Tahap pemasangan instalasi, yaitu tahap melihat apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan
meliputi kegiatan meninjau kembali penetapan standar, meninjau ulang program yang sedang berjalan dan meneliti kesenjangan
antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai. 3
Tahap proses, kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan penilaian tujuan-tujuan yang sudah dicapai.
4 Tahap pengukuruan tujuan, mengadakan analisis data dan
menetapkan tingkat output yang diperoleh. 5
Tahap perbandingan, membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan kemungkinan keputusan
yang diambil adalah menghentikan program, merevisi, meneruskan dan memodifikasi tujuan.
2.7 Kerangka Berfikir