Teknik Analisis Data 44.59 Pembahasan

3. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang keadaan murid, keadaan orangtua murid, data pendukung latar belakang seperti data penerima bantuan dana, dan juga data lain yang mendukung. 4. Wawancara Wawancara atau interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tesebut. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menganalisis data dibedakan menjadi empat berdasarkan pada kebutuhan masing- masing sub variabel. Rumus yang akan digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah : 1 Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Putus Sekolah APUSAPts SD adalah : Untuk menghitung Angka Putus Sekolah APUSAPts SMP menggunakan rumus : 2 Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar APK SDMI adalah: Untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar APK SMPMTs menggunakan rumus : 3 Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Partisipasi Murni APM SDMI adalah : Untuk menghitung Angka Partisipasi Murni APM SMPMTs menggunakan rumus : 4 Rumus yang digunakan untuk menghitung Angka Melanjutkan Sekolah ANJUT adalah : 71 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Context Konteks

4.1.1.1 Latar Belakang Kondisi Pendidikan Indonesia

Pendidikan dimasa orde baru dinilai berhasil secara kuantitatif, namun belum terlihat pemberdayaan masyarakat secara luas, sehingga pendidikan produk orde baru belum bisa diharapkan untuk membangun dan memberdayakan masyarakat, karena pendidikan yang berjalan pada masa orde baru dan produknya sebatas pada sosialisasi nilai dengan pola hafalan dan memasung kreatifitas. Produk orde baru masih dirasakan pengaruhnya hingga saat ini, sedangkan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sudah berubah yaitu era reformasi, sehingga pendidikan nasional dikembalikan pada fungsinya yaitu memberdayakan masyarakat dengan mengembalikan kedaulatan rakyat untuk membangun dirinya sendiri. Selain kondisi diatas, realitas abad 21 membawa sejumlah pengaruh bagi dunia pendidikan. Ini karena pendidikan bertugas mencaetak sumber daya manusia yang langsung atau tidak langsung mempunyai andil dalam membangun dan mengarahkan peradaban, mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang secara nyata terbukti sebagai kekuatan produktif dalam konstruksi peradaban. Bagi Indonesia, setidaknya ada tiga agenda pokok dalam merekonstruksi pendidikan nasional, yaitu Pertama agenda daya saing. Pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan manusia. Pendidikan merupakan kegiatan investasi sumber daya manusia, dimana pengembangan ekonomi sangat berkepentingan. Pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas sumber daya manusia, yang unggul baik kapasitas penggunaan IPTEK maupun sikap mental, supaya menjadi subjek atau pelaku pembangunan ekonomi yang handal. Oleh karena itu pendidikan seringkali berkembang dengan tuntutan pembangunan ekonomi. Kedua , agenda ekonomi politik. Ini merupakan masalah struktural dari kelangsungan pendidikan selama ini, sehingga menjadi agenda ekonomi politik. Disini dapat disadari bahwa visi pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan terkait melalui ekonomi politik yang diciptakan pemerintah. Pengembangan pendidikan semakin kondusif dan memiliki pengaruh positif bagi kondisi ekonomi politik, bila pemerintah semakin konsisten dalam mengembangkan marketisasi ekonomi, seperti deregulasi mengurangi aturan administrasi, debirokratisasi mengurangi tata kerja yang lamban, transparansi keterbukaan administrasi, serta keterbukaan politik agar kondisi ekonomi makro mendukung pengembangan sumber daya manusia dari proses pendidikan formal sampai dengan memasuki dunia kerja. Ketiga , agenda etik. Kapasitas penguasaan teknologi disertai etos kerja kuat saja tidak cukup membekali manusia untuk mengkontruksi peradaban abad 21. Modernisasi yang gencar dengan pemasyarakatan IPTEK, tidak saja membawa kemajuan berarti melalui indikator-indikator ekonomi dan teknis, tetapi juga menimbulkan dehumanisasi kemerosotan nilainorma yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Oleh karenanya agenda etik, ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kualitas sumber daya manusia, agar kemampuan IPTEK diimbangi dengan nilai etika.

4.1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional

Pancasila dan UUD 1945 menjadi landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat serta menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur dan berakhlak mulia. Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma agama dan ketuhanan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi dan nilai-nilai keadilan sosial. Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia didasarkan pada beberapa paradigma universal, yaitu : pemberdayaan manusia seutuhnya, pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik, pendidikan untuk semua, pendidikan untuk perkembangan, pengembangan dan atau pembangunan berkelanjutan. Arah kebijakan pembangunan pendidikan 2010-2014 dirumuskan berdasarkan visi dan misi serta tujuan strategis Kemendiknas dan memperhatikan komitmen pemerintah terhadap konvensi Internasional mengenai pendidikan, khususnya Konvensi Dakar tentang Pendidikan Untuk Semua Education For All, Konvensi Hak Anak Convention of The Right Of Child serta Milenium Development Goals MDGs. Strategi tersebut diuraikan menjadi : 1 tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua propinsi, kabupaten dan kota 2 terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua propinsi, kabupaten dan kota 3 tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah bermutu, relevan dan berkesetaraan disemua propinsi, kabupaten dan kota 4 tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermut, relevan, berdaya saing ineternasional dan berkesetaraan di semua propinsi 5 tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat 6 tersedianya system tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Strategi tersebut menghasilkan arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional secara makro, yang dirinci sebagai berikut : 1 Peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik 2 Peningkatan mutu lembaga pendidikan tenaga kependidikan LPTK dan lulusannya 3 Pemberdayaan kepala sekolah dan pengawas sekolah 4 Pengembangan metodologi pendidikan yang membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha 5 Keterpaduan sistem evaluasi pendidikan 6 Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan 7 Penyedian buku teks murah 8 Rasionalisasi pendanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat 9 Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri 10 Penguatan dan perluasan pendidikan non formal dan informal 11 Reformasi birokrasi 12 Koordinasi antar kementrian dan atau lembaga pemerintahan pusat dan daerah 13 Akselerasi pembangunan pendidikan daerah perbatasan, tertinggal dan rawan bencana 14 Penyelenggaraan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendiknas tersebut mengarah pada pembangunan pendidikan nasional secara makro, yang dilaksanakan dalam jangka waktu tiga tahun kedepan secara berkesinambungan.

4.1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Pembangunan bidang pendidikan Provinsi Jawa Tengah dalam kerangka pembangunan bidang pendidikan daerah dan nasional, diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang cerdas, produktif, dan berakhlak mulia melalui upaya pengembangan dan penyesuaian pendidikan dengan tuntutan perkembangan IPTEK dan kebutuhan pasar kerja. Kebijakan Diknas Provinsi Jawa Tengah dalam rangka pembangunan pendidikan Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada : 1 Meningkatkan pemerataan dan mutu serta perluasan akses penyelenggaraan PAUD 2 Meningkatkan pemerataan dan mutu serta perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Dasar 3 Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Menengah 4 Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Informal 5 Meningkatkan pemerataan, mutu, dan relevansi serta perluasan akses penyelenggaraan Pendidikan Khusus 6 Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Formal dan Non Formal 7 Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan 8 Meningkatkan fasilitasi penyelengaraan Pendidikan Tinggi 9 Meningkatkan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan Program Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Upaya yang dilakukan Diknas Provinsi untuk mencapai sasaran pendidikan di Jawa Tengah antara lain dengan : 1 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas, terutama untuk daerah perdesaan dan wilayah terpencil yang disertai dengan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana alam, serta penyediaan biaya operasional pendidikan secara memadai, danatau subsidihibah dalam bentuk block grant atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan termasuk subsidi atau beasiswa bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu tanpa diskriminasi gender 2 Penyediaan berbagai alternatif layanan pendidikan dasar baik melalui jalur formal maupun non formal untuk memenuhi kebutuhan, kondisi, dan potensi anak termasuk anak dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah perdesaan, terpencil dan kepulauan serta pemberian perhatian bagi peserta didik dengan kemampuan berbeda diffable, pekerja anak, anak jalanan, anak korban konflik dan bencana alam tanpa diskriminasi gender 3 Peningkatan kerjasama perguruan tinggi dengan dunia usaha, industri dan pemerintah daerah untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja dan potensi sumber daya lokal, termasuk kerjasama dalam pendidikan dan penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pemanfaatan hasil penelitian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa. 4 Perluasan akses dan kualitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional bagi penduduk buta aksara tanpa diskriminasi gender baik di perkotaan maupun perdesaan Program Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa arah kebijakan pembangunan pendidikan di Provinsi Jawa Tengah dipusatkan pada pemerataan akses dan layanan pendidikan secara merata untuk menciptakan pendidikan yang adil dan berkualitas tanpa memandang gender.

4.1.1.4 Kebijakan Diknas Kabupaten Blora Dalam Rangka Pembangunan Pendidikan

Diknas Kabupaten blora dalam mewujudkan pembangunan pendidikan yang berkualitas melalui pelayanan pendidikan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia telah mengeluarkan kebijakan pendidikan yang ditekankan untuk mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sumber : RKPD Kabupaten Blora. Kebijakan tersebut diarahkan untuk peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Diknas Kabupaten Blora memprioritaskan pembangunan melalui : 1 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan. 2 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 3 Program Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 4 Program Pendidikan Menengah 5 Program Pendidikan Non Formal 6 Program Pembinaan Pemuda dan Olah Raga. Arah kebijakan yang dikeluarkan oleh Diknas Kabupaten Blora terkait dengan pembangunan pendidikan masyarakat Blora menekankan pada pemerataan dan keterjangkauan pelayanan pendidikan serta peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.

4.1.1.5 Kebijakan Go Green Unnes

1 Konsep Konservasi secara Umum Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con together dan servare to keep, to save yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita to keep, to save what we have, dan menggunakan milik tersebut secara bijak wise use. Lazimnya, konservasi dimaknai sebagai tindakan perlindungan dan pengawetan alam. Salah satu fokus kegiatan konservasi adalah melestarikan bumi atau alam semesta dari kerusakan atau kehancuran akibat ulah manusia. Namun dalam perkembangannya, makna konservasi juga dimaknai sebagai pelestarian warisan kebudayaan cultural heritage. Dapat disimpulkan bahwa pengertian konservasi tidak hanya menyangkut masalah perawatan, pelestarian, dan perlindungan alam, tetapi juga menyentuh persoalan pelestarian warisan kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam konteks yang lebih luas, konservasi tidak hanya diartikan secara sempit sebagai menjaga atau memelihara lingkungan alam pengertian konservasi fisik, tetapi juga bagaimana nilai-nilai dan hasil budaya dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan dikembangkan demi kesempurnaan hidup manusia Handoyo. 2 Konservasi Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa “konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya”. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Namun demikian, daya dukung lingkungan hidup, yakni kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya menjadi berkurang atau merosot. Merosotnya daya dukung lingkungan hidup dikarenakan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan hidup dan kerusakan yang dilakukan oleh manusia baik untuk memenuhi kebutuhan dirinya maupun untuk dan atas nama pembangunan. Dunia saat ini menghadapi tantangan besar di bidang lingkungan, antara lain ditandai oleh meningkatnya tingkat pencemaran baik udara, air, maupun tanah. Dunia juga dihadapkan pada tantangan besar berupa ancaman yang mungkin timbul akibat dari perubahan iklim climate change. Ancaman terhadap lingkungan ini juga merupakan ancaman bagi generasi umat manusia pada saat ini maupun masa mendatang, karena hidup manusia sepenuhnya tergantung pada alam. Oleh karena itu, sudah semestinya universitas menunjukkan perannya dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta warisan budaya leluhur kita. Universitas bisa melakukan upaya preventif, membekali mahasiswanya melalui pendidikan lingkungan hidup atau pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi ini merupakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan education for sustainable development. Untuk tujuan inilah, Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas Konservasi pada tanggal 12 Maret 2010 bertepatan dengan Dies Natalis Unnes yang ke-45. Universitas konservasi merupakan universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip konservasi, seperti perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam, lingkungan, sumber daya manusia, seni, dan budaya. 3 Kebijakan Pendidikan Karakter Universitas Negeri Semarang Unnes sebagai bagian dari sistem pendidikan tinggi turut mengemban misi mulia pemerintah untuk mengembangkan pendidikan karakter bagi para mahasiswanya. Kebijakan Unnes untuk menerapkan pendidikan karakter adalah pendidikan karakter berbasis konservasi. Ini dimaksudkan bahwa penyemaian nilai-nilai karakter kepada mahasiswa harus dilandasi oleh niat baik untuk merawat, memelihara, menjaga, dan mengembangkan lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai budaya demi terwujudnya kehidupan harmoni antara lingkungan hidup dan manusianya. Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang mendasar dalam proses pendidikan manusia, bukan pendidikan yang bersifat asesoris. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan sarana pembudayaan dan pemanusiaan agar terbentuk sosok pribadi manusia yang memiliki kemampuan intelektual dan moral secara seimbang. Pendidikan karakter tersebut akan menciptakan pribadi manusia yang utuh dan pada gilirannya membentuk masyarakat menjadi semakin manusiawi. Sebagai bagian dari program pendidikan, pendidikan karakter dapat menciptakan makhluk baru, yaitu manusia yang berkarakter. Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, pendidikan karakter memiliki peran strategis dan merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi kekuatan power suatu negara. Dikatakan sebagai sesuatu yang sangat esensial, karena hilangnya karakter berarti menghilangkan potensi generasi penerus bangsa. Karakter berperan sebagai kemudi dan kekuatan, agar bangsa ini tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai persoalan yang dihadapi. Berpijak pada paparan di atas, warga Unnes mahasiswa, dosen dan tenaga administrasi juga merasa ikut prihatin atas dampak pemanasan global. Keprihatinan ini ditunjukkan dengan tindakan nyata, berupa meminimalkan pemakaian kertas dalam aktivitas sehari-hari. Selain melakukan penanaman pohon dikarenakan mereka menyadari bahwa pohon dapat berfungsi sebagai paru-paru dunia. Penanaman pohon ini tidak hanya dilakukan di dalam kampus sebagai usaha perwujudan Green Campus, akan tetapi juga dilakukan di desa dan kelurahan di sekitar kampus. Penanaman juga dilakukan di daerah-daerah kritis di wilayah provinsi Jawa Tengah, khususnya di Semarang. Untuk melaksanakan misi mulia ini, para praktikan Praktik Pengalaman Lapangan PPL dan peserta Kuliah Kerja Nyata KKN mendapat embanan tugas menanam di kota dimana mereka praktik mengajar PPL dan melakukan KKN. Semua itu dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian warga Unnes terhadap kondisi lingkungan dan keinginan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian lingkungan alam. Hal ini dapat dimaknai sebagai pendidikan karakter berbasis konservasi Handoyo. Salah satu daerah yang dijadikan sebagai lokasi KKN adalah desa Ledok. Kegiatan KKN tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan PT. Pertamina sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap kondisi lingkungan di desa Ledok.

4.1.1.6 Kondisi Wilayah Desa Ledok

Desa Ledok terletak antara 32 km arah tenggara dari Blora, atau 4 km arah utara dari Pusat Kecamatan Sambong dengan batas wilayahnya : sebelah utara : Desa Nglebur sebelah timur : Desa Giyanti, Brabowan, Biting sebelah selatan : Desa Gagakan, Pojokwatu, Sambong sebelah barat : Desa Sambong, Nglebur Sumber : Peta Desa Ledok 2009 Gambar 4.1 Peta Desa Ledok Luas Desa Ledok kurang lebih 1240,180 Ha² yang dibagi menjadi : Wilayah hutan : 874 Ha² Hutan Negara : 27 Ha² Hutan Rakyat Lahan persawahan : 86 Ha² Tadah Hujan Lahan kering : 156 Ha² Ladang : 39 Ha² Perkebunan : 21 Ha² Pemukiman Lahan perkampungan : 37,180 Ha² Gambar 4.2 Peta Topografi Desa Ledok Tahun 2004-2014 Wilayah Desa Ledok terdiri dari pemukimanpekarangan, persawahan, tegalan, hutan, dan pertambangan minyak. Sebagian besar masyarakat Ledok bermata pencaharian sebagai petani, penambang minyak tradisional dan buruh tani. Desa Ledok termasuk kawasan pertanian tadah hujan yang memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan kemarau. 4.1.1.7 Keadaan Penduduk Desa Ledok 1 Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Jenis Kelamin dan Pekerjaan Jumlah penduduk di Desa Ledok tahun 1997-2004 mengalami penurunan, 3.371 jiwa menjadi 3.315 jiwa. Dan tahun 2006 mengalami kenaikan sekitar 1 menjadi 3.341 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga mengalami peningkatan kurang lebih seperlimanya, dari 676 menjadi 819 Kepala Keluarga yang berarti rata-rata jumlah anggota keluarga dalam satu keluarga semakin berkurang. Semula rata-rata 4,99 jiwaKepala Keluarga menjadi 3,32 jiwaKepala Keluarga. Tahun 2009 jumlah Kepala Keluarga mengalami kenaikan menjadi 982, dan pada tahun 2010 jumlahnya naik menjadi 999 Kepala Keluarga dengan jumlah 3.662 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, sekitar 20 bekerja sebagai buruh tani dan buruh swasta. Kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang masih kurang dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kesehatan, gizi, dan pendidikan. Sumber : BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 1997, Tahun 2004 Dan Monografi Desa Ledok Tahun 2006, Tahun 2009 Dan Buku Induk Penduduk Tahun 2010 Grafik 4.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2 Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Umur Komposisi jumlah penduduk menurut umur secara terinci di tiap desa tidak dapat ditunjukkan karena ternyata data yang tersedia adalah data yang sudah menyatukan data monografi desa ke dalam data satu kecamatan. Data yang diperoleh dalam monografi Desa Ledok hanya mencatat antara usia 4 tahun hingga 40 tahun. Dengan mengasumsikan bahwa keadaan komposisi penduduk di Desa Ledok tidak jauh berbeda dengan jumlah keseluruhan penduduknya, tetapi komposisi yang ada pada tiap jenjang umur tersebut dapat digunakan sebagai bahan gambaran. Sumber: Monografi Desa Ledok Tahun 2009dan Buku Induk Penduduk Tahun 2010 Grafik 4.2. Komposisi Desa Ledok Tahun 2009 dan 2010 menurut Kelompok Umur 3 Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Pendidikan Komposisi jumlah penduduk yang berumur 5 tahun ke atas secara terinci menurut tingkat pendidikan yang diselesaikan di Desa Ledok pada tahun 2009 terdapat 5 88 orang lulusan perguruan tinggi dan merupakan jumlah sarjana terbesar di Kecamatan Sambong. Sumber : BPS Blora, Kecamatan Sambong Dalam Angka Tahun 2009 Grafik 4.3. Komposisi Penduduk Desa Ledok menurut Pendidikan Tahun 2009 Jumlah sarjana ini menggambarkan tingkat ekonomi di Desa Ledok relatif lebih baik dari desa lainnya. Jika dilihat penduduk yang tidak tamat SD sebesar 9 dan tidak sekolah sebesar 22 . Maka hal ini menggambarkan tingkat ekonomi yang baik dinikmati sebagian orang dan sebagian yang lain kurang mendapatkan keberuntungan untuk dapat menikmati pendidikan. 4 Prasarana Umum Lingkungan Desa Ledok Jalan lingkungan yang menghubungkan antar dukuh di Desa Ledok sebagian sudah diperkeras dan diaspal dan sebagian besar masih berupa jalan tanah. Fasilitas pendidikan yang ada terdiri dari sebuah TK yang menampung 50 anak yang dibimbing oleh dua orang guru. Sebuah SD dengan jumlah siswanya mencapai 300-an yang dibimbing oleh 29 orang guru. Untuk melanjutkan sekolah setingkat SMP, anak-anak desa Ledok harus keluar dari Desa Ledok. SMP-nya berada di Brabowan atau di Pojokwatu, desa di selatannya. Untuk tingkat SMA biasanya anak-anak Desa Ledok melanjutkan SMA-nya di Kota Cepu karena di kecamatan Sambong tidak tersedia. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Ledok adalah sebuah Puskesmas Pembantu dan sebuah Balai Pengobatan. Sedangkan Posyandu yang ada sebanyak 4 buah. Tenaga bidan desa yang tersedia 1 orang. Sementara itu tercatat ada 2 dukun bayi yang biasa membantu persalinan yang ada di desa. Sedangkan fasilitas olah raga berupa lapangan sepak bola, lapangan tenis, lapangan bulu tangkis masing-masing satu dan lapangan volley 6 buah. Tidak terdapat pasar umum di Desa Ledok tetapi aktivitas perdagangan untuk kebutuhan-kebutuhan harian dilayani oleh warung atau toko-toko yang dimiliki oleh sebagian warga desa. Setidaknya tercatat ada 10 warung dan 7 warung atau kedai makanan. Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak tersedia di warung atau toko di desa, maka penduduk akan berbelanja di Kota Cepu yang jaraknya hanya sekitar 10 km dari desa.

4.1.1.8 Gambaran Umum SDN 1, 2 dan 3 desa Ledok 1 SDN Ledok 1

SDN Ledok 1 terletak di RT 3RW 3 desa Ledok, dengan kepemimpinan Ibu Sri Harti, S.Pd sebagai kepala sekolah. Berikut adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 1 : Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Ledok 1 tahun ajaran 20102011 Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 1 No Kelas L P Jumlah 1 I 11 9 20 2 II 12 14 26 3 III 15 7 22 4 IV 11 9 20 5 V 10 15 25 6 VI 11 9 20 Jumlah 70 63 133 No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan 1 Luas tanah - 2450 Hak pakai 2 Ruang kelas 5 280 3 Ruang guru 1 - 4 Ruang TU - - - 5 Ruang komputer - - - 6 Ruang perpustakaan 1 - - 7 Ruang laboratorium - - - 8 Aula - - - 9 Gudang - - - 10 Ruang jaga - - - 11 Kantin - - - 12 KMWC - - - No Data Tenaga Jumlah Status PNS GB GTT WB 1 Kepala sekolah 1 1 - - - 2 Guru kelas 4 4 - - - 3 Guru mapel Agama 1 1 - - - Olahraga 1 1 - - - Matematika - - - - - Bahasa Inggris - - - - - 4 WB 1 - - - 1 5 Penjaga 1 - - - 1 Tabel 4.3 Data Tenaga SDN Ledok 1 2 SDN Ledok 2 SDN Ledok 2 terletak di RT 3RW 5 desa Ledok dibawah kepemimpinan Bapak Sutikno, S.Pd sebagai kepala sekolah. Berikut adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 2 : Tabel 4.4 Jumlah Siswa SDN Ledok 2 tahun ajaran 20102011 No Kelas L P Jumlah 1 I 3 11 14 2 II 11 - 11 3 III 10 11 21 4 IV 9 6 15 5 V 3 5 8 6 VI 10 7 17 Jumlah 46 40 86 No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan 1 Luas tanah - 2250 Hak pakai 2 Ruang kelas 5 280 3 Ruang guru - - 4 Ruang TU - - - 5 Ruang komputer - - - 6 Ruang perpustakaan - - - 7 Ruang laboratorium - - - 8 Aula - - - 9 Gudang - - - 10 Ruang jaga - - - 11 Kantin - - - 12 KMWC - - - Tabel 4.5 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 2 No Data Tenaga Jumlah Status PNS GB GTT WB 1 Kepala sekolah 1 1 - - - 2 Guru kelas 4 4 - - - 3 Guru mapel Agama 1 1 - - - Olahraga - - - - - Matematika - - - - - Bahasa Inggris - - - - - 4 WB 2 - - - 2 5 Penjaga 1 - - - 1 Tabel 4.6 Data Tenaga SDN Ledok 2 3 SDN Ledok 3 SDN Ledok 3 terletak di RT 4RW 2 desa Ledok, dengan kepemimpinan Ibu Sisni, S.Pd sebagai kepala sekolah. Berikut adalah dengan gambaran umum mengenai SDN Ledok 3 : Tabel 4.7 Jumlah Siswa SDN Ledok 3 tahun ajaran 20102011 No Tanah dan Bangunan Jumlah Luas Keterangan 1 Luas tanah - 2300 Hak pakai 2 Ruang kelas 5 280 3 Ruang guru 1 - 4 Ruang TU - - - 5 Ruang komputer - - - 6 Ruang perpustakaan - - - 7 Ruang laboratorium - - - 8 Aula - - - 9 Gudang - - - 10 Ruang jaga - - - 11 Kantin - - - 12 KMWC - - - Tabel 4.8 Tanah dan Bangunan SDN Ledok 3 No Kelas L P Jumlah 1 I 9 6 15 2 II 7 9 16 3 III 4 7 11 4 IV 6 5 11 5 V 6 3 9 6 VI 7 3 10 Jumlah 39 33 72 No Data Tenaga Jumlah Status PNS GB GTT WB 1 Kepala sekolah 1 1 - - - 2 Guru kelas 4 4 - - - 3 Guru mapel Agama 1 1 - - - Olahraga 1 1 - - - Matematika - - - - - Bahasa Inggris - - - - - 4 WB 1 - - - 1 5 Penjaga 1 - - - 1 Tabel 4.9 Data Tenaga SDN Ledok 3

4.1.2 Input Masukan

Berdasarkan hasil penelitian, input dalam penelitian ini di bedakan menjadi tiga, yaitu :

4.1.2.1 Input dari Program CSR Pertamina

Input masukan dari CSR Pertamina yang diangkat dalam penelitian ini adalah inputmasukan di bidang pendidikan, yang meliputi : 1 Bantuan Dana PendidikanBeasiswa Bantuan dana pendidikan diberikan kepada siswa- siswi kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok yang seluruhnya berjumlah 45 orang siswa. Besar bantuan beasiswa untuk masing-masing siswa adalah Rp 600.000,-. Yang akan diberikan untuk masing-masing siswa sebesar Rp 60.000,- per bulan selama 10 bulan. Bantuan beasiswa ini akan diberikan bertahap sesuai dengan periode pelaksanaan kegiatan CSR Pertamina yaitu selama empat tahun atau empat periode pelaksanaan kegiatan CSR. Untuk tahun berikutnya beasiswa juga akan diberikan kepada siswa-siswi yang naik kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok sesuai dengan tahun ajaran tertentu selama program CSR itu masih berlangsung. 2 Bantuan Seragam Sekolah dan PeralatanPerlengkapan Sekolah Bantuan berupa satu 1 set seragam sekolah diberikan kepada masing-masing siswa kelas 3 dan 4 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok yang seluruhnya berjumlah 64 orang siswa. Diberikan pula bantuan berupa pemberian peralatan dan perlengkapan sekolah disiapkan 64 paket alat kelengkapan sekolah untuk 64 siswa yang terdiri dari :  1 buah tas ransel berlogo PT. Pertamina dan Unnes  5 buah buku tulis  1 buah kotak pensil  2 buah bolpoin  2 buah pensil  1 buah penghapus karet  1 buah mistar Untuk pelaksanaan program CSR periode selanjutnya, peneliti belum mengetahui secara jelas apakah program pemberian bantuan seragam sekolah dan peralatanperlengkapan sekolah ini akan dilanjutkan pada program CSR periode berikutnya atau akan diganti dengan program bantuan yang baru. 3 Bantuan Buku Sekolah Elektronik BSE dan UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar Program bantuan Buku Sekolah Elektronik BSE dan buku UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar berjumlah 152 eksemplar. Bantuan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing SD dengan rincian sebagai berikut :  SDN 1 Ledok NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH 1 I 1 1 1 1 1 - 5 2 II 2 2 4 2 2 - 12 3 III 2 2 2 2 2 - 10 4 IV 2 2 2 2 2 - 10 5 V 2 2 1 1 2 - 8 6 VI 2 3 1 1 2 2 11 TOTAL 11 12 11 9 11 2 56  SDN 2 Ledok NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH 1 I 1 1 1 1 1 - 5 2 II 2 2 2 2 2 - 10 3 III 2 2 2 2 2 - 10 4 IV - 2 2 2 2 - 8 5 V - 2 1 1 2 - 6 6 VI - - - - - 2 2 TOTAL 3 9 8 8 9 2 41  SDN 3 Ledok NO KELAS PKN IPA IPS B. INDO MAT UASBN JUMLAH 1 I 1 1 1 1 1 - 5 2 II 2 2 3 2 2 - 11 3 III 2 2 2 2 2 - 10 4 IV 2 2 2 2 2 - 10 5 V 2 2 1 1 2 - 8 6 VI 2 2 1 1 2 2 10 TOTAL 11 11 10 9 11 2 54 Tabel 4.10 Rincian Bantuan BSE, UASBN dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar yang diberikan CSR Pertamina ke SDN 1, 2, 3 Ledok Berdasarkan pembagian tersebut dapat dijelaskan : 1 SDN 1 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 56 eksemplar, yang terdiri dari 54 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN 2 SDN 2 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 41 eksemplar yang terdiri dari 39 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN 3 SDN 3 Ledok mendapat bantuan buku sebanyak 54 eksemplar yang terdiri dari 52 eksemplar BSE dan 2 eksemplar UASBN. Pemberian bantuan Buku Sekolah Elektronik BSE dan buku UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar yang diserahkan kepada SDN 1, 2, dan 3 Ledok ini hanya dilaksanakan satu kali, yaitu pada program CSR tahun pertama 2010.

4.1.2.2 Input dari Pemerintah Kabupaten Blora

Input atau masukan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Blora berupa beasiswa untuk masing-masing siswa kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok. Besar dana yang diberikan belum jelas karena pada saat penyerahan bantuan yang diberikan bersamaan dengan pemberian beasiswa dari program CSR Pertamina tanggal 12 April 2011 yang lalu, pihak pemerintah Kabupaten Blora tidak menyebutkan secara jelas besar dana yang diberikan.

4.1.2.3 Input dari Universitas Negeri Semarang

Masukan yang diberikan oleh Universitas Negeri Semarang berupa tenaga tutor yang bertugas memberikan penyuluhan serta tim pelaksana masing-masing bidang yang diemban, serta sebagai evaluator pelaksanaan program CSR serta mahasiswa KKN yang membantu pelaksanaan program CSR. Tenaga tutor dalam pelaksanaan program CSR Pertamina yang diutus oleh Universitas Negeri Semarang adalah : 1 Drs. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd, ketua Tim Dosen Pengampu Lapangan KKN CSR dan bertanggung jawab sebagai Koordinator CSR bidang pendidikan 2 Drs. Amin Yusuf, M.Si, selaku Koordinator CSR bidang pendidikan dan Tim pelaksana CSR bidang pendidikan 3 Dr. Yuni Wijayanti, M.Kes, selaku Koordinator CSR bidang kesehatan dan lingkungan 4 Ir. Pramesti Dewi, M.Si, selaku Koordinator CSR bidang ekonomi 5 Danang D.S, M.T, selaku Koordinator CSR bidang infrastruktur Mahasiswa KKN yang membantu pelaksanaan program CSR Pertamina di desa Ledok adalah : 1 Misbakul Munir, bertugas sebagai Ketua Koordinasi Mahasiswa 2 Pupuh Wulan P., bertugas sebagai Sekretaris 3 Meka Hanifah, bertugas sebagai Bendahara I 4 Ragil Setio Atmojo, bertugas sebagai Bendahara II 5 Rina Widiastutik, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Pendidikan 6 Yudi Ristu P., bertugas sebagai Koordinasi Bidang Pendidikan II 7 Nur Badriyah, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Ekonomi 8 Wiwit Wulandari, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Ekonomi II 9 Eko Baskoro, bertugas sebagai Koordinasi Bidang Infrastruktur 10 Maulida Arisandi, bertugas sebagai Humas 11 Akhfas Adzim F., bertugas sebagai Humas 12 Taufiq, bertugas sebagai humas Dalam pelaksanaan program CSR Pertamina para Tim Dosen Koordinator dibantu oleh mahasiswa KKN dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan sehingga antara dosen coordinator dan mahasiswa mempunyai tanggungjawab serta beban kerja yang sama.

4.1.3 Process

Program CSR Pertamina bidang pendidikan dilakukan untuk membantu menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk keperluan sekolah anak-anak dari orangtua yang berpendapatan rendah. Proses pemberian bantuan program CSR Pertamina tidak serta merta dilaksanakan begitu saja, tetapi tahap pertama yang dilakukan sebelum pemberian bantuan adalah pendataan seluruh siswa dari SDN 1, 2, dan 3 yang hasilnya terlampir. Setelah dilakukan pendataan, selanjutnya tutorpenanggung jawab program CSR Pertamina Drs. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd bersama dengan dosen koordinator lain yang dibantu mahasiswa KKN melakukan penyuluhansosialisasi tentang maksud dan tujuan dari program CSR Pertamina kepada Kepala SDN 1, 2, dan 3 Ledok, Kepala desa dan pamongnya, serta Kader sebelum program kegiatan pemberian bantuan bidang pendidikan dilaksanakan, supaya masyarakat mengerti tentang hakikat dari CSR Pertamina. Partisipasi masyarakat sangat besar dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh tim tutor bersama mahasiswa. Ketika diadakan penyuluhan tentang program-program CSR yang akan dilaksanakan, baik Kepala SD, pamong desa, Kader dan anggota PKK selalu hadir dan aktif dalam memberikan pertanyaan maupun saran kepada tutor. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua masyarakat desa Ledok ikut berpasrtisipasi aktif mengikuti seluruh kegiatan selama proses pelaksanaan program CSR di desa Ledok. Pelaksanaan pemberian bantuan CSR bidang pendidikan dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan dengan rincian sebagai berikut : 1 Pemberian Beasiswa diberikan kepada siswa- siswi kelas 6 SDN 1, 2, dan 3 Ledok berjumlah 45 anak pada tanggal 12 April 2011 bertempat di SD Ledok 1, 2, dan 3. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia sekolah TK – SD, melalui bantuan beasiswa sebagai penunjang kelancaran pendidikan. Disamping itu beasiswa yang diterima diharapkan dapat membantu meringankan beban orangtua siswa yang berpendapatan rendah sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Proses pemberian beasiswa ini tidak serta merta diberikan di awal kegiatan CSR Pertamina, namun pemberian beasiswa ini sistemnya dititipkan kepada pihak sekolah melalui rekening sekolah untuk diberikan pada akhir tahun pelajaran yakni April 2011 sehingga beasiswa tersebut tepat guna dan tepat sasaran. Pihak sekolah mendapat wewenang untuk menyimpan dana direkening sekolah sampai tanggal pemberian beasiswa akan diberikan secara langsung kepada siswa satu per satu yang di damping oleh orangtuanya masing- masing pada 12 April 2011. Hasil yang diharapkan pada pemberian beasiswa ini supaya anak usia sekolah dasar dari keluarga yang kurang mampu diharapkan bisa memperoleh tambahan biaya pendidikan selama 10 bulan sebesar Rp 600.000,- dengan rincian masing-masing siswa Rp 60.000,-bulan yang pemanfaatannya dipantau untuk kegiatan yang berkaitan langsung dengan pendidikan atau dengan kata lain tidak digunakan untuk keperluan diluar pendidikan. Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan, dana bantuan yang diberikan kepada siswa hampir seluruhnya digunakan untuk membayar biaya masuk SMP. 2 Pemberian bantuan seragam dan perlengkapan sekolah diberikan kepada siswa-siswi kelas 3 dan 4 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok 12 April 2011 bertempat di Balai Desa Ledok. Tujuan dari pemberian bantuan ini adalah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas pendidikan anak usia sekolah TK – SD, melalui bantuan peralatan dan perlengkapan sekolah sebagai penunjang kelancaran pendidikan. Proses pemberian bantuan seragam dan perlengkapan sekolah untuk 1 tahun, telah disiapkan sejumlah 60 paket tas sekolah yang masing-masing berisi alat perlengkapan sekolah dan 1 set seragam sekolah SD. Proses penyerahan pemberian bantuan ini bertepatan dengan monitoring yang dilakukan Rektor Unnes pada tanggal 12 April 2011 yang lalu di Blora. Hasil yang diharapkan melalui pemberian bantuan ini agar anak usia sekolah dari keluarga yang kurang mampu dapat memperoleh bantuan berupa perlengkapan sekolah sehingga terjadi peningkatan dalam kualitas belajar. 3 Pemberian bantuan Buku Sekolah Elektronik BSE dan UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional dan Buku Koleksi Keaksaraan Dasar ditujukan untuk sekolah guna kepentingan bersama. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah referensi sekolah dalam penyediaan buku karena koleksi dan jumlah buku masih minim dan termasuk buku-buku lama yang tidak pernah ditambahdiperbarui. Proses yang dilakukan sebelum penyerahan bantuan ini adalah pendataan masing-masing SD untuk mengetahui apa saja dan seberapa banyak koleksi buku yang telah dimiliki, sehingga pemberian bantuan dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing agar tepat sasaran. Proses penyerahan dilakukan oleh peneliti sendiri yang saat itu bertindak sebagai koordinator mahasiswa KKN bidang pendidikan. Tempat penyerahan dilakukan di SDN 1, 2 dan 3 Ledok diserahkan kepada kepala SD masing-masing sebagai pihak kedua. Pemberian buku ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan warga sekolah di SDN 1, 2 dan 3 Ledok dalam menunjang proses pembelajaran maupun dalam mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan penyediaan satu ruangan di SDN 3 Ledok yang sebelumnya adalah gudang, kemudian digunakan sebagai perpustakaan serta menghimbau para siswa untuk membaca secara bergiliran berdasarkan kelas masing-masing selama satu minggu secara bergantian ketika jam istirahat. Tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap bantuan yang diberikan CSR Pertamina diantaranya dengan memanfaatkan buku-buku bantuan yang diberikan. Dimana biasanya saat proses pembelajaran satu buku digunakan untuk beberapa siswa, kini dengan adanya bantuan tersebut satu siswa bisa memegang masing-masing satu buah buku sehingga lebih semangat untuk belajar dan tidak menggangu proses belajar mengajar. Pemberian buku UASBN dimanfaatkan sebagai tambahan materi try out atau latihan ujian kepada siswa-siswi kelas 6 untuk mempersiapkan mental serta melatih siswa sebelum menempuh ujian akhir nasional. Dengan latihan-latihan pra ujian yang dilakukan, serta harapan melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah karena adanya bantuan beasiswa, membuat siswa serta orangtua siswa teringankan bebannya untuk membayar biaya masuk sekolah. Berdasarkan wawancara pada pihak sekolah SDN 1, 2, dan 3 Ledok beasiswa yang diberikan kepada seluruh siswa-siswi kelas 6 melalui rekening sekolah, tidak diberikan setiap bulan seperti yang tertuang dalam agenda pemberian beasiswa, tetapi terjadi kesepakatan antara pihak dosen koordinator dengan pihak bahwa beasiswa diberikan secara langsung sebesar Rp 600.000,- pada saat kelulusan sehingga bisa digunakan untuk membantu biaya masuk sekolah. Harapan yang besar untuk bisa melanjutkan sekolah dan didukung dengan adanya beasiswa itulah yang menjadi motivasi sekaligus memacu siswa untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri mengahadapi ujian akhir nasional. Hal ini pula yang mendorong semangat orangtua siswa untuk melanjutkan pendidikan putra-putri mereka karena tanggungan biaya pendidikan menjadi ringan. Berdasarkan laporan hasil kelulusan tahun ajaran 20102011 seluruh siswa kelas 6 dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok dinyatakan lulus ujian dengan persentase kelulusan untuk desa Ledok sebesar 100. Pihak sekolah dari SDN 1, 2, dan 3 Ledok juga menuturkan bahwa seluruh siswa kelas 6 tahun ajaran 20102011 melanjutkan pendidikannya ke SMP.

4.1.4 Product ProdukHasil

Berdasarkan pemberian bantuan yang telah diberikan oleh Pertamina kepada siswa-siswi di SDN 1, 2, dan 3 Ledok melalui kegiatan CSR serta berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, para warga sekolah sangat antusias dengan program yang dilaksanakan oleh Pertamina terutama siswa yang mendapat bantuan sangat senang sehingga lebih termotivasi untuk melanjutkan sekolah. Semangat dan antusias warga sekolah yang mendapat bantuan dari CSR Pertamina tersebut ternyata membawa dampak yang positif terhadap kualitas pendidikan dan partisipasi siswa dalam pendidikan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya perubahan yang signifikan terhadap jumlah Angka Putus Sekolah APUS, Angka Partisipasi Kasar APK, Angka Partisipasi Murni APM dan Angka Melanjutkan Sekolah ANJUT siswa sebelum dilaksanakan kegiatan CSR Pertamina dengan setelah dilaksanakan program CSR Pertamina. Hasil penelitian selengkapnya disajikan pada laporan berikut ini : 4.1.4.1 Perbandingan Jumlah Angka Putus Sekolah APtsApus Tahun Ajaran 20092010 dengan Tahun Ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap berkurangnya Angka Putus Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka Putus Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut : 1 Pada tahun ajaran 20092010 jumlah seluruh siswa SD di desa Ledok pada tahun 2009 yang berusia 7-12 tahun adalah 296 siswa, dengan jumlah siswa putus sekolah di SDN Ledok 1 sebanyak 3 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 1 orang, dan SDN Ledok 3 juga sebanyak 1 orang siswa. Dalam satu tahun di desa Ledok tercatat 5 siswa putus sekolah, jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus ; Maka didapatkan hasil pada SDN Ledok 1 persentase Angka Putus Sekolah sebesar 2.22, SDN Ledok 2 sebesar 1.08, SDN Ledok 3 sebesar 1.44, dan rerata Angka Putus Sekolah di desa Ledok pada tahun ajaran 20092010 sebesar 1.67. 2 Pada tahun ajaran 20102011 di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tercatat 1 orang siswa yang putus sekolah di SD Ledok 3 karena tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Jika dihitung menggunakan rumus Angka Putus Sekolah maka diperoleh hasil sebagai berikut, di SDN Ledok 1 persentase Angka Putus Sekolah sebesar 0, SDN Ledok 2 sebesar 0, SDN Ledok 3 sebesar 1.38, dan rerata Angka Putus Sekolah di desa Ledok pada tahun ajaran 20092010 sebesar 0.34. Hasil pendataan Angka Putus Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 selengkapnya disajikan pada tabel berikut: No Nama SD Angka APtsApus tahun ajaran 20092010 Angka APtsApus tahun ajaran 20102011 Rerata APtsApus tahun ajaran 20092010 Rerata APtsApus tahun ajaran 20102011 1 2 3 4 5 6

1. LEDOK 1

Rerata 1 sekolah 3 2.22

2. LEDOK 2

Rerata 1 sekolah 1 1.08

3. LEDOK 3

Rerata 1 sekolah 1 1 1.44 1.38 Rerata 1 desa 5 1 1.67 0.34 Tabel 4.11 Perbandingan Angka Putus Sekolah tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 4.1.4.2 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Kasar APK tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap berkurangnya Angka Partisipasi Kasar APK di SDN Ledok 1, 2, dan 3. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka Partisipasi Kasar APK di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut: 1 Pada tahun 2009 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12 tahun sebanyak 289 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1 adalah 135 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebanyak 132 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 92 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 74 orang, di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 69 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 52 orang. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus : Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Kasar APK pada tahun ajaran 20092010 pada masing-masing SD adalah SDN Ledok 1 sebesar 102.27, SDN Ledok 2 sebesar 124.32, SDN Ledok 3 sebesar 132.69, dan rata-rata Angka Partisipasi Kasar APK desa Ledok sebesar 114.72. 2 Tahun 2010 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12 tahun sebanyak 287 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1 adalah 133 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebanyak 130 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 86 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 65 orang, di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 72 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 72 orang. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus: Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Kasar APK pada tahun ajaran 20102011 pada masing-masing SD adalah SDN Ledok 1 sebesar 102.30, SDN Ledok 2 sebesar 132.30, SDN Ledok 3 sebesar 100.00, dan rata-rata Angka Partisipasi Kasar APK desa Ledok sebesar 101.74. Hasil pendataan Angka Partisipasi Kasar APK di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 selengkapnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.12 Perbandingan Angka Partisipasi Kasar APK tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 4.1.4.3 Perbandingan Jumlah Angka Partisipasi Murni APM tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya Angka Partisipasi Murni APM di SDN Ledok 1, 2, dan 3. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka Partisipasi Murni APM di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut: No Nama SD Jumlah penduduk usia 7-12 th pada tahun 2009 Jumlah penduduk usia 7-12 th pada tahun 2010 Jumlah siswa SDMiSdrjt Tahun 20092010 Jumlah siswa SDMiSdrjt Tahun 20102011 APK tahun ajaran 20092010 APK tahun ajaran 20102011 Seluruh nya Usia 7-12 th Seluruh nya Usia 7-12 th 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Ledok 1 135 132 133 130 102.27 102.30 2. Ledok 2 92 74 86 65 124.32 132.30 3. Ledok 3 69 52 72 72 132.69 100.00 Jumlah 1 desa 289 287 296 258 292 267 114.72 101.74 1 Pada tahun 2009 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12 tahun sebanyak 289 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1 adalah 135 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebanyak 132 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 92 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 74 orang, di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 69 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 52 orang. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus: Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Murni APM pada tahun ajaran 20092010 pada masing-masing SD adalah SDN Ledok 1 sebesar 45.67, SDN Ledok 2 sebesar 25.60, SDN Ledok 3 sebesar 17.99, dan rata-rata Angka Partisipasi Murni desa Ledok sebesar 89.27. 2 Tahun 2010 jumlah seluruh penduduk di desa Ledok yang berusia 7-12 tahun sebanyak 287 orang. Jumlah seluruh siswa di SDN Ledok 1 adalah 133 orang siswa dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebanyak 130 orang siswa, SDN Ledok 2 jumlah seluruh siswa 86 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 65 orang, di SDN Ledok 3 jumlah seluruh siswa 72 orang dengan jumlah siswa yang berusia 7-12 tahun sebesar 72 orang. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus : Maka didapatkan hasil persentase Angka Partisipasi Murni APM pada tahun ajaran 20102011 pada masing-masing SD adalah SDN Ledok 1 sebesar 45.29, SDN Ledok 2 sebesar 22.64, SDN Ledok 3 sebesar 25.08, dan rata-rata Angka Partisipasi Murni APM desa Ledok sebesar 93.03. Hasil pendataan Angka Partisipasi Murni APM di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 selengkapnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.13 Perbandingan Angka Partisipasi Murni APM tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 No Nama SD Jumlah penduduk usia 7-12 th pada tahun 2009 Jumlah penduduk usia 7-12 th pada tahun 2010 Jumlah siswa SDMiSdrjt Tahun 20092010 Jumlah siswa SDMiSdrjt Tahun 20102011 APM tahun ajaran 20092010 APM tahun ajaran 20102011 Seluru hnya Usia 7-12 th Seluru hnya Usia 7-12 th 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Ledok 1 135 132 133 130 45.67 45.29 2. Ledok 2 92 74 86 65 25.60 22.64 3. Ledok 3 69 52 72 72 17.99 25.08 Jumlah 1 desa 289 287 296 258 292 267 89.27 93.03 4.1.4.4 Perbandingan Jumlah Angka Lulus dan Angka Melanjutkan Anjut tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemberian bantuan CSR Pertamina telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya Angka Melanjutkan Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendataan serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai perbandingan jumlah Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina dengan hasil sebagai berikut: 1 Pada tahun ajaran 20092010 peserta ujian di SDN Ledok 1 berjumlah 23 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 15 orang, dan SDN Ledok 3 berjumlah 12 orang, dengan masing-masing Angka Kelulusan sebesar 100. Sedangkan jumlah siswa yang melanjutkan ke SMP di SDN Ledok 1 berjumlah 18 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 11 orang, dan SDN Ledok 3 berjumlah 9 orang. Jumlah tersebut jika dihitung rata-ratanya maka didapatkan hasil persentase Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1 sebesar 78.22, SDN Ledok 2 sebesar 73.33, SDN Ledok 3 sebesar 75.00 dengan rerata Angka Melanjutkan di desa Ledok pada tahun 2009 sebesar 76.00. 2 Pada tahun ajaran 20102011 peserta ujian di SDN Ledok 1 berjumlah 17 orang, SDN Ledok 2 berjumlah 17 orang, dan SDN Ledok 3 berjumlah 10 orang, dengan masing-masing angka kelulusan 100 dan Angka Melanjutkan sebesar 100. Hasil pendataan Angka Kelulusan dan Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 selengkapnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.14 Perbandingan Angka Lulus dan Angka Melanjutkan Anjut tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga didapatkan data mengenai jumlah siswa SMP N Sambong tingkat I pada tahun ajaran 20092010 dan 20102011. Jumlah SMP di kecamatan Sambong hanya 1 No Nama SDMi Sdrjt Angka kelulusan 20092010 Angka kelulusan 20102011 Angka melanjutkan 20092010 Angka melanjutkan 20102011 Peserta Ujian Lulus Peserta Ujian Lulus Lulus 2009 2010 Melanjutkan ke SLTPSdrjt Lulus 2010 2011 Melanjutkan ke SLTPSdrjt Orang Orang Orang Orang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 LEDOK 1

Jumlah 1 sekolah 23 23 100.00 17 17 100.00 23 18 78.22 17 17 100.00 2 LEDOK 2 Jumlah 1 sekolah 15 15 100.00 17 17 100.00 15 11 73.33 17 17 100.00 3 LEDOK 3 Jumlah 1 sekolah 12 12 100.00 10 10 100.00 12 9 75.00 10 10 100.00 Jumlah seluruhnya 50 50 100.00 44 44 100.00 50 38 76.00 44 44 100.00 unit, maka yang digunakan sebagai data perbandingan hanya pada SMPN I Sambong dengan hasil sebagai berikut: 1 Tahun ajaran 20092010 jumlah keseluruhan siswa di SDN Ledok adalah 296 orang siswa, dan jumlah keseluruhan siswa tingkat I di SMPN I Sambong adalah 98 orang siswa. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus: Maka didapatkan hasil persentase Angka Melanjutkan siswa pada tahun ajaran 20092010 adalah sebesar 33.10 2 Tahun ajaran 20102011 jumlah keseluruhan siswa di SDN Ledok adalah 287 orang siswa, dan jumlah keseluruhan siswa tingkat I di SMPN I Sambong adalah 128 orang siswa. Jumlah tersebut apabila dihitung menggunakan rumus untuk mencari Angka Melanjutkan, maka di dapatkan hasil persentase Angka Melanjutkan sebesar 44.59 Hasil pendataan perbandingan rerata Angka Melanjutkan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 selengkapnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Angka Melanjutkan Anjut tahun ajaran 20092010 dengan tahun ajaran 20102011 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 yang meliputi pendataan mengenai Angka Putus Sekolah APtsAPUS, Angka Partisipasi Kasar APK, Angka Partisipasi Murni APM serta Angka Melanjutkan Sekolah ANJUT pada tahun 2009 sebelum dilaksanakan program CSR Pertamina dan pendataan tentang hal yang sama pada tahun 2010 setelah dilaksanakan program CSR Pertamina didapatkan hasil seperti pada tabel berikut : No Tahun Angka Putus Sekolah Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Angka Melanjutkan Sekolah 1 2009 sebelum CSR 1.67 114.72 89.27 76.00 2 2010 setelah CSR 0.34 101.74 93.03 100.00 Selisih 1.33 -12.98 3.76 24.00 Tabel 4.16 Presentase Jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni serta Angka Melanjutkan Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 sebelum dan sesudah Dilaksanakan Program CSR Pertamina No Jumlah Siswa SD Tahun Ajaran 20092010 Jumlah Siswa SD Tahun Ajaran 20102011 Jumlah Siswa SMP Tingkat I Tahun Ajaran 20092010 Jumlah Siswa SMP Tingkat I Tahun Ajaran 20102011 Rerata Anjut Tahun Ajaran 20092010 Rerata Anjut Tahun Ajaran 20102011 1 2 5 3 6 4 7 1 296 287 98 128 33.10 44.59 Jumlah 296 287 98 128

33.10 44.59

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bantuan yang diberikan oleh Pertamina melalui program CSR terutama bidang pendidikan telah membawa perubahan yang posistif dalam memotivasi dan meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke SMP, sehingga dapat dikatakan program CSR Pertamina telah berpartisipasi dalam pemerataan pendidikan dan penuntasan wajar dikdas 9 tahun di desa Ledok.

4.2 Pembahasan

Program bantuan bidang pendidikan yang dilakukan oleh Pertamina melalui program CSR berupa dana pendidikanbeasiswa dan peralatanperlengkapan sekolah serta Buku Sekolah Elektronik BSE telah memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar serta kualitas pendidikan di desa Ledok. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan yang signifikan mengenai jumlah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni serta Angka Melanjutkan Sekolah di SDN Ledok 1, 2, dan 3 sebelum dan sesudah dilaksanakan program CSR Pertamina. Bantuan yang dilakukan oleh Pertamina dalam bidang pendidikan ini telah sesuai dengan tujuan eksternal yang telah ditetapkan program CSR Pertamina yaitu membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia IPM, melalui pelaksanaan program- program yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium Development Goals MDGs. Dimana tujuan dari Millenium Development Goals MDGs atau tujuan pembangunan millennium ini adalah untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia, yang salah satu hak dasar itu adalah hak untuk mendapat pendidikan. Sesuai dengan keberhasilan yang dilakukan oleh Pertamina dalam memberikan bantuan bagi siswa-siswi SDN 1, 2, 3 Ledok dalam memperoleh hak dan kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikan hingga ke SMP, maka program CSR Pertamina telah sukses membantu pemerintah Indonesia dalam melakukan Goals MDGs yang kedua, yaitu Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua, dalam hal ini adalah pendidikan dasar untuk semua siswa-siswi yang bersekolah di SND 1, 2, 3 desa Ledok. Hal tersebut juga telah membuat Pertamina ikut mensukseskan tujuan Wajib Belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah dimana tujuan tersebut didasari oleh konsep “pendidikan dasar untuk semua” universal basic education, yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses terhadap pendidikan yang sama untuk semua anak Kedeputian evaluasi kinerja pembangunan 2009: 4-5 Dapat dikatakan bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh Pertamina dalam melaksanakan program CSR pada tahun pertama di desa Ledok telah menjawab tantangan tentang peningkatan serta pemerataan akses pendidikan dasar secara adil bagi semua anak, khususnya bagi masyarakat kurang mampu baik laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas di semua daerah. Apabila hal serupa juga dilaksanakan dan dilanjutkan pada program CSR tahun-tahun berikutnya, maka kualitas pendidikan di desa Ledok akan terus meningkat, sesuai dengan pernyataan yang dipaparkan oleh Siregar dalam penelitiannya 2007: 288 bahwa, “Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri, yang mana setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut, sesuai dengan kemampuannya ”. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program CSR Pertamina bidang pendidikan telah membantu pemerintah dalam mencapai Pendidikan Dasar Universal pada tahun 2015 dan membantu menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di desa Ledok. 121

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa simpulan antara lain: 5.1.1 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 telah berhasil mengurangi Angka Putus Sekolah sebesar 1.33 5.1.2 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 belum berhasil meningkatkan Angka Partisipasi Kasar, karena jumlah yang sebelumnya 114.72 menurun 12.98 sehingga jumlahnya menjadi 101.74 5.1.3 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 telah berhasil meningkatkan Angka Partisipasi Murni sebesar 3.76 5.1.4 Bantuan bidang pendidikan yang diberikan oleh PT. Pertamina melalui program CSR yang dilakukan di SDN Ledok 1, 2, dan 3 telah berhasil meningkatkan Angka Melanjutkan Sekolah sebesar 24.00

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Ikan di Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 22 46

Seminar Wajar Dikdas 9 Thn Sept 2008

0 0 19

STUDI KOMPETENSI GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SD NEGERI 01 LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

0 6 97

Persepsi, Keberlanjutan Kelembagaan, dan Efektivitas Program CSR PT Pertamina Gas di Desa Permisan Kabupaten Sidoarjo

0 2 125

PERAN KEPALA SEKOLAH SD-SMP NEGERI SATU ATAP DALAM PELAYANAN WAJAR 9 TAHUN BAGI MASYARAKAT Peran Kepala Sekolah SD-SMP Negeri Satu Atap Dalam Pelayanan Wajar 9 Tahun Bagi Masyarakat Lingkungan Hutan Di Gunungtumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Gro

0 1 16

PERAN KEPALA SEKOLAH SD-SMP NEGERI SATU ATAP DALAM PELAYANAN WAJAR 9 TAHUN BAGI MASYARAKAT Peran Kepala Sekolah SD-SMP Negeri Satu Atap Dalam Pelayanan Wajar 9 Tahun Bagi Masyarakat Lingkungan Hutan Di Gunungtumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Gro

0 1 18

PERENCANAAN STRATEGIK PENINGKATAN ANGKA MELANJUTKAN SEKOLAH LULUSAN SD/MI KE SLTP/MTs DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN : Studi Kasus pada Program Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Kabupaten Daerah Tingkat I

0 0 73

EVALUASI TERHADAP PROGRAM CSR PERTAMINA DALAM RANGKA PENUNTASAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI SD NEGERI 1, 2, DAN 3 DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA.

0 0 1

DAMPAK PENAMBANGAN MINYAK TRADISIONAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora).

0 0 16

artikelmodel penuntasan wajar tahun 2

0 0 17