71
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Context Konteks
4.1.1.1 Latar Belakang Kondisi Pendidikan Indonesia
Pendidikan dimasa orde baru dinilai berhasil secara kuantitatif, namun belum terlihat pemberdayaan masyarakat secara luas, sehingga
pendidikan produk orde baru belum bisa diharapkan untuk membangun dan memberdayakan masyarakat, karena pendidikan yang berjalan pada
masa orde baru dan produknya sebatas pada sosialisasi nilai dengan pola hafalan dan memasung kreatifitas. Produk orde baru masih dirasakan
pengaruhnya hingga saat ini, sedangkan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sudah berubah yaitu era reformasi, sehingga pendidikan
nasional dikembalikan pada fungsinya yaitu memberdayakan masyarakat dengan mengembalikan kedaulatan rakyat untuk membangun dirinya
sendiri. Selain kondisi diatas, realitas abad 21 membawa sejumlah
pengaruh bagi dunia pendidikan. Ini karena pendidikan bertugas mencaetak sumber daya manusia yang langsung atau tidak langsung
mempunyai andil dalam membangun dan mengarahkan peradaban,
mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang secara nyata terbukti sebagai kekuatan produktif dalam konstruksi peradaban.
Bagi Indonesia, setidaknya ada tiga agenda pokok dalam
merekonstruksi pendidikan nasional, yaitu Pertama agenda daya saing.
Pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan manusia. Pendidikan
merupakan kegiatan
investasi sumber
daya manusia,
dimana pengembangan ekonomi sangat berkepentingan. Pembangunan ekonomi
membutuhkan kualitas sumber daya manusia, yang unggul baik kapasitas penggunaan IPTEK maupun sikap mental, supaya menjadi subjek atau
pelaku pembangunan ekonomi yang handal. Oleh karena itu pendidikan seringkali berkembang dengan tuntutan pembangunan ekonomi.
Kedua , agenda ekonomi politik. Ini merupakan masalah struktural
dari kelangsungan pendidikan selama ini, sehingga menjadi agenda ekonomi politik. Disini dapat disadari bahwa visi pengembangan sumber
daya manusia melalui pendidikan terkait melalui ekonomi politik yang diciptakan pemerintah. Pengembangan pendidikan semakin kondusif dan
memiliki pengaruh positif bagi kondisi ekonomi politik, bila pemerintah semakin konsisten dalam mengembangkan marketisasi ekonomi, seperti
deregulasi mengurangi aturan administrasi, debirokratisasi mengurangi tata kerja yang lamban, transparansi keterbukaan administrasi, serta
keterbukaan politik
agar kondisi
ekonomi makro
mendukung
pengembangan sumber daya manusia dari proses pendidikan formal sampai dengan memasuki dunia kerja.
Ketiga , agenda etik. Kapasitas penguasaan teknologi disertai etos
kerja kuat saja tidak cukup membekali manusia untuk mengkontruksi peradaban abad 21. Modernisasi yang gencar dengan pemasyarakatan
IPTEK, tidak saja membawa kemajuan berarti melalui indikator-indikator ekonomi dan teknis, tetapi juga menimbulkan dehumanisasi kemerosotan
nilainorma yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Oleh karenanya agenda etik, ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kualitas
sumber daya manusia, agar kemampuan IPTEK diimbangi dengan nilai etika.
4.1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional