Hands On Activity Sistematika Penulisan Skripsi

Freudenthal sebagaimana dikutip oleh Ardiyanto 2013, “Mathematic is human activity .” Pernyataan bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia menunjukkan bahwa Freudenthal menempatkan matematika bukan sebagai produk jadi, melainkan sebagai suatu bentuk kegiatan dalam mengkonstruksi konsep matematika. Freudenthal mengenalkan istilah guided reinvention sebagai proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru Ardiyanto, 2013: 179. Sejalan dengan ide Freudenthal tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui Hands on Activity. Banyak ahli telah mendefinisikan Hands on Activity. Menurut Cook sebagaimana dikutip oleh Ardiyanto 2013: 179 menyatakan bahwa Hands on Acivity merupakan pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan matematika dengan benda-benda fisik sehingga siswa memiliki pengalam konkret sebelum belajar matematika. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dedi dalam Pertiwi et al. 2013: 107 yang menjelaskan bahwa Hands on Activity adalah pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis, serta membuat kesimpulan sendiri. Dengan demikian Hands on Activity dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis, serta membuat kesimpulan sendiri dengan menggunakan benda-benda fisik. Menurut Wijaya sebagaimana dikutip oleh Ardiyanto 2013: 179 menyatakan bahwa Hands on Activity tidak diposisikan sebagai tujuan pembelajaran, melainkan sebagai alat untuk membentuk pemahaman matematika. Melalui Hands on Activity akan dibentuk suatu penghayatan dan pengalaman untuk menetapkan suatu pengertian penghayatan karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik keterampilan, pengertian pengetahuan, dan afektif sikap yang biasanya menggunakan sarana laboratorium dan sejenisnya. Selain itu, dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh siswa tidak mudah dilupakan. Menurut Alders sebagaimana dikutip oleh Ismi dan Hidayatulloh 2012, menjelaskan bahwa geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat- sifatnya, ukuran-ukurannya, dan hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Objek geometri adalah benda-benda pikiran yang bersifat abstrak. Karena sifatnya tersebut berakibat pada sulitnya siswa mempelajari materi geometri. Terkait sulitnya siswa dalam mempelajari geometri, maka dibutuhkan suatu cara untuk mempermudah siswa mempelajari geometri. Salah satunya adalah dengan Hands on Activity. Dengan Hands on Activity guru dapat membuat objek yang terkandung dalam geometri menjadi konkret. Hal ini jelas membantu siswa dalam memvisualisasikan konsep-konsep abstrak tersebut. Dengan adanya Hands on Activity, pembelajaran geometri akan menjadi lebih menarik. Hal ini terjadi karena siswa berhubungan langsung dengan aplikasi kehidupan nyata ketika melakukan Hands on Activity. Konsep yang diajarkan pada kegiatan ini akan lebih bermakna daripada dengan menghafal. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya pembelajaran matematika, khususnya geometri dengan Hands on Activity merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa mudah untuk mempelajari matematika. Adapun Hands on Activity yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan dimana siswa diminta untuk membuat model persegi dan persegi panjang dengan menggunakan kawat dan kertas lipat yang disediakan guru. Pertama siswa akan membuat model persegi dan persegi panjang dari kawat. Dari model yang dibuat tersebut, siswa diminta untuk mengidentifikasi sifat-sifat dan menemukan rumus kelilingnya. Selanjutnya siswa diminta membuat model daerah persegi dan persegi panjang dari kertas lipat untuk menemukan rumus luasnya.

2.1.4 Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir untuk menghasilkan gagasan baru. Menurut Martin sebagaimana dikutip oleh Adirakasiwi 2014 mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu produk. Berpikir kreatif adalah salah satu cara menjadi pribadi diri yang kreatif. Berpikir kreatif diperlukan ketika kita sedang menghadapai suatu masalah dan membutuhkan pemahaman secara jelas. Dalam berpikir kreatif sering kali kita mulai dengan rasa ingin tahu, ingin menemukan sebuah makna, dan rasa ingin memperoleh suatu jawaban Adirakasiwi, 2014. Dengan berpikir kreatif dapat menolong kita untuk meningkatkan kemampuan memecahkan sebuah masalah untuk memperoleh suatu jawaban. Munandar 2012: 168 mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran fluency, kelenturan flexibility, dan orisinalitas originality dalam berpikir. Menurut Dwijanto 2007: 11-12, berpikir kreatif adalah kemampuan dalam matematika yang meliputi 4 empat kemampuan sebagai berikut. 1. Kelancaran fluency yaitu kemampuan menjawab masalah matematika secara tepat. 2. Keluwesan flexibility yaitu kemampuan menjawab masalah matematika melalui cara yang tidak baku. 3. Keaslian originality yaitu kemampuan menjawab masalah matematika dengan menggunakan bahasa, cara, atau ide sendiri. 4. Elaborasi elaboration yaitu kemampuan memperluas jawaban masalah, memunculkan masalah baru atau gagasan. Aspek-aspek dalam berpikir kreatif yang disampaiakan oleh beberapa ahli bermacam-macam. Pada penelitian ini, disimpulkan indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan yaitu berpikir lancar, berpikir luwes fleksibel, berpikir orisinil, dan berpikir terperinci elaborasi. Kelancaran fluency adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematia secara tepat yaitu jawaban yang diperoleh relevan dengan masalah yang disajikan dan arus pemikiran lancar yaitu diharapkan agar jawaban sesuai