Hasil perhitungan dikonsultasikan pada Tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan Jika maka butir soal tersebut
valid. Dalam penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka peneliti mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki
indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir
yang tidak valid tersebut. Nilai untuk N = 30 dan taraf nyata adalah 0.361. Pada
analisis tes uji coba ketuntasan materi segiempat 10 butir soal uraian yang diujicobakan diperoleh butir soal nomor 5 tidak valid sedangkan untuk butir soal
nomor yang lain valid. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Sedangkan pada analisis tes uji coba kemampuan berpikir kreatif, dari 8 butir soal
uraian yang diujicobakan diperoleh semua butir soal valid. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.
3.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas
instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen soal bentuk uraian yang skornya bukan hanya
0 atau 1, yaitu:
dengan
Keterangan : : Reliabilitas instrumen yang dicari
: Banyaknya butir soal : Jumlah peserta
: Skor total : Nomor butir soal
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total
Arikunto, 2012: 122 Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan
harga product moment. Jika maka butir soal yang diujicobakan reliabel.
Berdasarkan analisis tes uji coba ketuntasan materi segiempat dari 10 soal uraian diperoleh nilai sedangkan , sehingga soal
tersebut reliable. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Sedangkan analisis tes uji coba kemampuan berpikir kreatif dari 8 soal uraian
diperoleh nilai sedangkan , sehingga soal tersebut reliable. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
3.8.3 Daya Pembeda Item
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi atau kelompok atas upper group dengan siswa
yang berkemampuan rendah atau kelompok bawah lower group. Daya beda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Apabila terdapat tanda negatif pada daya beda
soal, berarti soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Atau dengan kata lain, siswa yang kurang pandai bisa mengerjakan soal,
tetapi siswa yang pandai justru tidak bisa mengerjakan soal. Dalam hal ini tidak ada siswa yang bodoh.
-1,00 0,00 1,00 Daya pembeda
negatif Daya pembeda
rendah Daya pembeda
tinggi positif Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa
yang pandai saja. Soal yang mempunyai daya pembeda paling besar yaitu 1,00 merupakan soal di mana seluruh keompok atas mampu menjawab soal tersebut
dengan benar, dan seluruh kelompok bawah menjawab salah. Berikut kriteria yang digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kriteria patokan daya pembeda Daya Pembeda D Kriteria
0,71 – 1,00
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
Sangat baik excellent Baik good
Cukup satistifactory
0,00 – 0,20 Jelek poor
Bertanda negative Jelek Sekali Arikunto 2012: 226-232.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya angka indek diskriminasi soal uraian dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: : daya pembeda
: rata-rata skor kelompok atas : rata-rata skor kelompok bawah
maks : skor maksimal Butir soal yang digolongkan sebagai soal yang baik dan ideal untuk siswa
adalah butir soal yang mempunyai daya pembeda 0,40 sampai dengan 0,70 Arikunto 2012: 232.
Berdasarkan analisis uji coba ketuntasan materi segiempat dari 10 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1, 3, 5, dan 7 kriteria jelek, butir soal nomor 2,
4, 6, 8, dan 10 kriteria cukup, dan butir soal nomor 9 kriteria baik. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Sedangkan berdasarkan analisis uji
coba kemampuan berpikir kreatif dari 8 soal uraian diperoleh butir soal nomor 6 dan 7 kriteria baik dan butir soal nomor 1,2,3,4,5, dan 8 kriteria cukup. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
3.8.4 Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Soal yang berkualitas, selain memenuhi validitas dan