dimulai. Teori ini membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima saja apa yang diberikan
guru dan menghafalkannya, tetapi belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa sendiri agar siswa tidak menerima begitu saja. Berbeda dengan belajar
menghafal di mana siswa menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, belajar bermakna lebih pada materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan
keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti. Teori Ausubel ini sejalan dengan pendekatan open-ended, di mana siswa
dihadapkan pada suatu masalah, mereka harus memecahkan permasalahan tersebut sebagai batu loncatan terjadinya suatu penemuan, baik penemuan konsep,
model matematika, ataupun solusi permasalahan. Selain itu, pendekatan open- ended ini memberikan permasalahan yang memiliki banyak strategi pemecahan
masalah. Konsep belajar bermakna digunakan dalam strategi pemecahan masalah tersebut sehingga siswa menemukan penyelesaian dengan pengalamannya sendiri
yang sudah didapat sebelumnya.
2.1.5.3 Teori Belajar Bruner
Bruner, melalui teorinya, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda alat peraga
Suherman et al, 2003: 43. Ini berarti adanya media pembelajaran seperti alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan konsep dengan mencoba sendiri.
Dengan demikian, siswa tidak hanya mampu untuk menemukan konsep secara mandiri tetapi juga memahami konsep sehingga konsep tersebut dapat
dipergunakan siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan konsep berikut.
Bruner dalam Suherman et al. 2003: 44 mengemukakan bahwa dalam proses belajar anak melewati 3 tahap yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Tahap Enaktif Dalam tahap ini anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi mengotak-
atik objek. 2. Tahap Ikonik
Tahap ikonik kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak tidak
langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif.
3. Tahap Simbolik Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang
objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa
ketergantungan terhadap objek riil.
Dari tiga tahap dalam teori Bruner tersebut, siswa diarahkan untuk belajar secara mandiri dengan mencoba sendiri. Dengan kata lain, konsep atau
pengetahuan yang mereka dapat setelah mencoba merupakan transformasi dari pengalaman siswa selama pembelajaran. Teori belajar Bruner dalam penelitian ini
bersesuaian dengan Hands On Activity di mana siswa dihadapkan pada benda konkret yaitu membuat model persegi panjang dan persegi kemudian
diaplikasikan dengan memanipulasi objek ke dalam bentuk ilustrasi gambar dan selanjutnya memanipulasi objek tersebut kedalam simbol-simbol objek tertentu.
2.1.6 Tinjauan Materi
Materi pokok segi empat dipelajari oleh siswa kelas VII semester genap. Sesuai Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 th 2013 Kompetensi dasar pada