Pembelajaran Think-Pair-Share TPS Landasan Teori

16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

1.5.10 Pembelajaran Think-Pair-Share TPS

Model pembelajaran Think-Pair-Share TPS merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman, model ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Menurut Azlina 2010: 24 , “Think-Pair-Share is a collaborative learning technique to increase participation by allowing a group of collaborators to interact and share ideas, which can lead to the knowledge building among them.” Menurut Azlina 2010: 24 tahapan-tahapan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah thinking berpikir, pairing berpasangan, dan sharing berbagi. Tahapan pertama yaitu thinking berpikir. Pada tahap ini guru mengajukan suatu pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan materi kemudian meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap selanjutnya adalah pairing berpasangan, guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban, jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide dengan pasangannya. Tahap yang terakhir sharing berbagi, guru meminta kepada setiap pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang hal-hal yang telah didiskusikan. Kagan dalam Sugiarto 2014: 209 menyebutkan bahwa terdapat lima langkah dalam pembelajaran TPS yaitu: 1 mengatur siswa ke dalam pasangan secara acak; 2 Guru mengajukan masalah atau topik tertentu kepada siswa; 3 Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk memikirkan think jawaban dari masalah yang diberikan sebelumnya secara individu; 4 Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan pasangannya pair dan saling berbagi hasil pemikiran mereka sebelumnya; 5 Guru memanggil beberapa siswa untuk maju dan berbagi share hasil diskusi di depan kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan salah satu model pembelajaran dengan kelompok berpasangan. Menurut Lie 2010: 46, model pembelajaran kooperatif tipe TPS mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran kelompok berpasangan yaitu meningkatkan kemandirian siswa, mningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya, pembentukkan kelompok lebih mudah dan lebih cepat, serta melatih kecepatan berpikir siswa. Sedangkan kekurangan dari kelompok berpasangan adalah tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik, ide yang muncul saat diskusi lebih sedikit, jika terdapat perselisihan pendapat dalam pasangan, dan tidak ada siswa yang bertindak sebagai penengah. Kelebihan tersebut dapat terjadi apabila terdapat tanggung jawab individual anggota kelompok, artinya keberhasilan kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual semua anggota kelompok. Selain itu, diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok sehingga anggota kelompok memahami bahwa kerja sama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok sangat penting. Kelemahan yang ada dapat diminimalisir dengan peran guru yang senantiasa memotivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

1.5.11 Teori-Teori Belajar Pendukung

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PISA BERPENDEKATAN PMRI BERMEDIA LKPD MENINGKATKAN LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP

0 47 239

EFEKTIVITAS MODEL CPS BERPENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO BERORIENTASI PISA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DAN KEMANDIRIAN

96 284 511

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 2 UNGARAN.

0 0 1

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 UNGARAN KABUPATE

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 4 SEMARANG.

1 36 216

Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Semarang.

0 0 1

Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Materi Pokok Kubus dan Balok Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Winong.

0 1 112

Kemampuan Literasi Matematika dan PISA

0 0 12

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI GAYA BELAJAR - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 23