khasanah kognitif anak akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan. Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila
didasarkan pada pengalaman nyata daripada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori
Piaget yaitu belajar aktif dengan berinteraksi sosial melalui kegiatan bekerjasama dalam kelompok dan belajar lewat pengalaman sendiri.
2.1.2.2 Teori Bruner
Jerome Bruner dalam teorinya mengatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan
struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur Suherman,
2003: 43. Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak melewati 3 tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Pada tahap enaktif anak belajar
untuk memahami lingkungannya. Tahap kedua adalah tahap ikonik. Pada tahap ini informasi dibawa anak
melalui imageri. Anak menjadi tahanan atas dunia perseptualnya. Anak dipengaruhi oleh cahaya yang tajam, gangguan suara, dan gerakan. Karakteristik
tunggal pada objek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak mengembangkan memori visual. Tahap ketiga adalah tahap simbolik. Pada
tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang sehingga memberikan peluang anak untuk menyusun
gagasannya secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling berhubungan ataupun menggunakan bentuk-bentuk rumus tertentu. Oleh
karenanya, bahasa, logika, dan matematika memegang peranan penting pada tahap ini.
2.1.2.3 Teori Vygotsky
Teori Konstruktivisme Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran yang meliputi orang-orang, kebudayaan, juga
termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut. Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan sosial dalam pembentukan
pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor penting yang dapat memicu
perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif
dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa.
Dalam penelitian ini teori konstruktivisme Vygotsky berkaitan erat dengan pembelajaran TPS berorientasi PISA dimana siswa saling berdiskusi untuk
mengkonstruk jawaban dengan pasangannya. Setelah itu, siswa saling berbagi hasil diskusi kelompoknya dalam diskusi kelas untuk melihat adanya kesamaan
atau perbedaan pendapat diantara masing-masing kelompok yang selanjutnya akan mendapatkan kesimpulan atas permasalahan yang sedang dihadapi.
1.5.12 Model Pembelajaran Ekspositori