kubus satuan sehingga volumnya adalah 12 satuan volum. Hal ini menunjukan bahwa volum suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran
panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. .
Keterangan: volum,
panjang balok, lebar balok, dan
tinggi balok.
5.2 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo 2011 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Contextual
Teaching and Learning CTL pada Kelas V SDN Tlumpu Kota Blitar”,
menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan. Persentase siswa tuntas belajar pada pratindakan
sebesar 54, siklus I sebesar 69, dan siklus III sebesar 89. Peningkatan persentase siswa tuntas belajar dari pratindakan ke siklus I sebesar 15, dan dari
siklus I ke siklus II sebesar 20. Penelitian yang dilakukan oleh Setiyobudi 2013 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan pada
Siswa Kelas IV SDN 6 Tanjungrejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus ”, hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dari rata-rata 75,86 meningkat menjadi rata-rata 80,97. Berdasarkan temuan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa kelas IV SD 6 Tanjungrejo dapat meningkat dan berhasil dengan baik setelah digunakannya model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning CTL. Penelitian yang dilakukan oleh Alphafiani 2013 dengan judul
“Penerapan pembelajaran kontekstual melalui strategi REACT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII pada materi kubus dan
balok di SMPN 17 Malang ” menunjukkan hasil bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan 18 orang siswa yang tuntas atau mempunyai persentase keberhasilan sebesar 62,06 dari
keseluruhan siswa. Hasil belajar pada siklus II mempunyai persentase keberhasilan 76,66 dari keseluruhan siswa atau 23 orang siswa tuntas dan 7
orang siswa tidak tuntas.
5.3 Kerangka Berpikir
Masalah pembelajaran matematika yang dihadapi guru di dalam kelas adalah hasil belajar siswa yang masih belum optimal khususnya pada materi
kubus dan balok. Guru menyebutkan bahwa hasil yang diperoleh pada ulangan harian materi kubus dan balok pada tahun pelajaran 20132014 hanya sekitar 50
siswa yang tuntas hasil belajarnya. Selain itu, guru mengatakan bahwa jika siswa diberi soal di dalam kelas, banyak siswa yang kesulitan untuk mengerjakannya
dan hanya menunggu jawaban dari teman yang pandai maupun dari guru. Jika guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah, masih banyak juga siswa yang
tidak mengerjakan soal tersebut karena siswa merasa kesulitan untuk mengerjakannya. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, guru harus
bekerja keras dalam menentukan model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi yang diajarkan.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran CTL. Strategi pembelajaran yang dapat
digunakan adalah strategi REACT. Model CTL memiliki keunggulan yaitu, pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga materi tidak akan mudah
dilupakan oleh siswa, siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa tidak hanya menghafal materi, serta CTL menekankan pada aktivitas siswa
secara penuh sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal. REACT merupakan strategi pembelajaran yang memiliki prinsip dasar konstruktivisme.
Strategi REACT memiliki keunggulan yaitu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan
konsep baru melalui aktivitas konstruktif dan kooperatif, memperdalam pemahaman siswa, melatih siswa untuk bekerja sama, serta membuat
pembelajaran yang menyenangkan. Model CTL dengan strategi REACT membuat siswa lebih mudah memahami materi karena siswa aktif dalam pembelajaran dan
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Melalui model CTL dengan strategi REACT, materi kubus dan balok
akan lebih mudah dipahami oleh siswa karena siswa mempelajari konsep kubus dan balok melalui benda-benda yang memiliki bentuk kubus dan balok dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pada saat pembelajaran, siswa diberi lembar kerja
yang berisi persoalan yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok untuk membantu siswa lebih memahami materi kubus dan balok. Setelah mengerjakan
lembar kerja siswa, siswa akan dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa dapat lebih mudah mengingat hal tersebut. Siswa yang memahami
materi akan lebih mudah mengerjakan soal yang diberikan baik di dalam kelas maupun di rumah, sehingga kedisiplinan belajar siswa akan meningkat. Selain itu,
hasil belajar yang diperoleh siswa akan optimal. Dalam penelitian ini, diduga bahwa hasil belajar siswa pada kelompok
yang menggunakan pembelajaran dengan model CTL dengan strategi REACT dapat mencapai ketuntasan belajar, hasil belajar siswa pada kelompok yang
menggunakan pembelajaran dengan model CTL dengan strategi REACT lebih dari hasil belajar siswa pada kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan
model Direct Instruction. Proporsi ketuntasan hasil belajar siswa pada kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan model CTL dengan strategi REACT
juga lebih dari proporsi ketuntasan hasil belajar siswa pada kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan model Direct Instruction. Kedisiplinan siswa
pada kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan model CTL dengan strategi REACT juga akan lebih baik dari kedisiplinan siswa pada kelompok yang
menggunakan pembelajaran dengan model Direct Instruction. Selain itu, penerapan model CTL dengan strategi REACT diduga dapat meningkatkan hasil
belajar dan kedisiplinan belajar siswa.
5.4 Hipotesis