C. Importance and Performance Analysis IPA
Tingkat efektivitas dapat dilihat dari persepsi para pedagang perantara Fruit Tea terhadap atribut-atribut saluran
distribusi yang dianggap penting dan menilai persepsi terhadap kinerja dari saluran distribusi yang ditempuhnya. Analisis
dilakukan terhadap dua jenis saluran distribusi, yaitu saluran langsung dan saluran tidak langsung.
Perbandingan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja menghasilkan suatu perhitungan tingkat kesesuaian antara
tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kesesuaian menunjukan prioritas peningkatan faktor-faktor atau atribut
yang mempengaruhi efektivitas kinerja saluran distribusi Fruit Tea. Jika bobot tingkat kinerja lebih besar atau sama dengan
Gambar 5. Kerangka kerja analisis faktor Hair, 1987
Masalah Penelitian Variabel mana yang dilibatkan?
Berapa banyak varaiabel ? Bagaimana variable diukur ?
Ukuran sample ?
Factor Model Correlation Matrix
Extraction Method
Factor Scores Untuk analisis lebih lanjut
Analisis regresi, analisis diskriminan, analisis cluster
Unrotated Factor Matrix Common
Factor Analysis
Rotated Factor Matrix Principal
Component Analysis
bobot tingkat kepentingan, berarti kinerja saluran distribusi telah memenuhi harapan perantara. Namun, jika bobot kinerja lebih
kecil dari bobot tingkat kepentingan, berarti efektivitas saluran distribusi belum tercapai. Tingkat kesesuaian adalah
perbandingan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja, yang diperoleh melalui rumus Martila dan James dalam Supranto,
2001 : 100
× =
Yi Xi
Tki ................................................................4
Keterangan : Tki = tingkat kesesuaian responden Xi = skor penilaian kinerja perusahaan
Yi = skor penilaian kepentingan perusahaan Nilai rata-rata penilaian tingkat kinerja
X menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara atribut pada
sumbu Y ditunjukan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap atribut
Y .
n Xi
X
∑
= ..................... 5
n Yi
Y
∑
= ...................6
Keterangan : X = skor rata-rata tingkat kinerja Y = skor rata-rata tingkat kepentingan
n = jumlah responden Garis batas kuadran pada titik-titik
Y X ,
diperoleh melalui rumus :
k X
X
n i
∑
=
=
1
...................7 k
Y Y
n i
∑
=
=
1
......................8 Keterangan : X = rataan dari total rataan bobot tingkat kinerja
Y = rataan dari total rataan bobot tingkat kepentingan
k = banyaknya atribut
yang dapat
mempengaruhi kinerja
Hubungan antara tingkat kepentingan dan kinerja yang dirasakan oleh responden dapat diinterpretasikan dalam
Importance and Performance matrix yang digambarkan dalam
Gambar 6.
I Prioritas Utama
II Pertahankan
Prestasi III
Prioritas Rendah
IV Berlebihan
Empat kuadran yang terdapat Importance and Performance
matrix dapat dijelaskan sebagai berikut Supranto, 2001 :
1. Kuadran I prioritas utama, menunjukkan faktor atau atribut
yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun
manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan.
2. Kuadran II pertahankan prestasi, menunjukkan unsur jasa
pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya.
3. Kuadran III prioritas rendah, menunjukkan beberapa faktor
yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja.
4. Kuadran IV berlebihan, menunjukkan faktor yang
mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan.
Kepentingan
Kinerja
Y
X
Gambar 6. Importance and Performance matrix Supranto, 2001
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sinar Sosro didirikan oleh keluarga Sosrodjojo, yang memulai usaha dengan menjual teh wangi melati Cap Botol pada
tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965, teh melati Cap Botol mulai diperkenalkan di Jakarta dengan strategi promosi
cicip rasa, yaitu dengan mendatangi tempat-tempat keramaian, memutarkan lagu untuk menarik perhatian, membagikan teh melati
secara cuma-cuma kepada masyarakat, mendemonstrasikan cara penyeduhan teh melati, dan kemudian hasilnya dicicipi langsung
oleh masyarakat. Setelah bertahun-tahun strategi cicip rasa dilakukan untuk memasarkan produk teh melati Cap Botol, kemudian pada
tahun 1969 timbul gagasan untuk menjual teh siap minum ready to drink tea dengan merek Teh Botol. Pada perkembangannya, Teh
Botol ternyata lebih banyak digemari daripada teh Cap Botol. Permintaan konsumen yang semakin meningkat terhadap
produk Teh Botol mendorong pihak perusahaan untuk meningkatkan produksi Teh Botol. Pada tahun 1974 didirikanlah pabrik teh botol
pertama di Indonesia dan di dunia dengan nama PT. Sinar Sosro yang memiliki lokasi di kawasan Cakung, Jakarta. PT. Sinar Sosro
mulai berdiri pada tanggal 17 Juli 1974. Sampai dengan bulan Juni 2006, PT. Sinar Sosro telah memiliki sembilan kantor pabrik dan 11
kantor penjualan wilayah. Bahan baku produk-produk Sosro dipilih dari pucuk daun teh
yang memiliki kualitas terbaik. Pengolahannya dilakukan dengan menggunakan mesin modern dari Jerman yang digunakan untuk
menghasilkan produk terbaik dengan standar kualitas yang terjaga. PT. Sinar Sosro memiliki perkebunan teh afiliasi yang tersebar di
beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu :