Struktur Komunitas POLA HUBUNGAN MASYARAKAT YANG

47

4.1.4. Struktur Komunitas

Penduduk Pangkalan Kuras bisa dikatakan heterogen. Hiterogenitas berdasarkan suku yang tinggal di wilayah tersbut. Penduduk terdiri dari berbagai suku Melayu Pelalawan, Jawa, Madura, Batang dan Minang. Beragamnya suku disebabkan adanya program transmigrasi dan peluang pekerjaan yang ada di wilayah itu. Mereka bekerja di berbagai bidang yang ada. Penduduk sebagian besar bekerja sebagai buruh perkebunan dan petani kelapa sawit lihat tabel 3 Kelompok-kelompk lain hanya sedikit jumlahnya. Kegiatan sehari-hari lebih kepada kegiatan berpusat pada perkebunan kelapa sawit. Meskipun tidak bekerja di perkebunan sebagian besar mereka memiliki hubungan dengan kelapa sawit seperti sebagai penjual alat-alat perkebunan kelapa sawit, atau memiliki kebun kelapa sawit tetapi tidak dikerjakan sendiri karena ia sebagai pegawai negeri guru, bekerja di pabrik kelapa sawit dan sebagainya. Pangkalan Kuras merupakan wilayah tujuan penampung setelah para pendatang tidak memperolehkerja di wilayah Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan bekerja di Pabrik Kertas dan Tripleks. Kemudian, mereka tinggal di Pangkalan Kuras sebagai buruh perkebunan. Pendatang tidak hanya datang dari satu wilayah Jawa, Medan, Jambi dan Padang. Pelapisan atas hanya terdiri beberapa orang yaitu para pejabat kecamatan, pemangku adat di tingkat kecamatan. Kelompok atas tingkat desa yang diperhitungkan pendapatnya di tingkat kecamatan adalah kepala desa, aparat desa, Ketua BPD dan Ketua LKMD. Pelapisan didasarkan pada pekerjaan seperti pegawai, ketokohan tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai lapisan atas dan pekerjaan buruh dan petani pelapisan bawah. Pelapisan atas mempunyai pengaruh dalam menentukan keputusan-keputusan yang tidak dapat diselesaikan oleh kelompok. Selain itu, mereka mempunyai pengaruh dalam keteladanan perilaku, sebagai panutan, dan mereka mempunyai kedudukan dalam organisasi sosial pada posisi-posisi strategis. Meskipun, pelapisan ini tidak diformalkan oleh komunitas namun diakui oleh masyarakat dalam berbagai kesempatan dan tugas. 48 Lapisan bawah yang terdiri buruh tani kebun kelapa sawit keluarga miskin mempunyai perilaku pasrah pada pimpinan lokal untuk kepentingan desa. Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa mereka tidak mampu dalam mengelola desa dan lapisan atas dianggap mampu untuk mengelola desa. Pelapisan mempengaruhi proses pembangunan di desa-desa wilayah Kecamatan Pangkalan Kuras. Lapisan bawah mengikuti apa yang telah diputuskan oleh lapisan atas. Kondisi ini membuat kelompok bawah kurang diperhatikan dan dikesampingkan. Pandangan mengenai pembangunan desa didasarkan pendapat- pendapat kelompok atas. Setiap rapat dan pertemuan-pertemuan yang sering mempunyai usul dan berpendapat adalah kelompok atas. Kondisi ini yang kemudian menjadi salah satu faktor kegagalan dalam membangun kecamatan setempat. Tokoh pemuda masuk pelapisan tengah. Keberadaannya belum mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Mereka hanya mempunyai pengaruh di kelompok pemuda karena menduduki sebagai ketua organisasi kepemudaan. Pelapisan menengah tidak diperhitungkan dalam pembangunan wilayah. Sehingga pertemuan -pertemuan hanya sebagai sarana kelompok elit di tingkat kecamatan dalam memuluskan program yang dibawa oleh pemerintah. Warga masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi belum memberikan pengaruh dalam pelapisan sosial dalam komunitas kecamatan, karena warga masyarakat lulusan pendidikan tinggi lebih suka hidup di kota dari pada di desa. Sebagian besar pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan tidak kembali ke desa. Desa mereka tidak dapat memberikan jaminan kehidupan , sehingga mereka memilih mencari pekerjaan di perkotaan.

4.1.5. Organisasi dan Kelembagaan