107
6.2.5. Sumber-sumber
Keluarga miskin belum mampu memobilisasi sumber-sumber formal, informal dan kemasyarakatan. Sumber-sumber tersebut dikuasai oleh elit desa dan
keluarga mampu, sehingga keluarga miskin berada diluar sumber-sumber tersebut. Kondisi ini membuat keluarga miskin tidak memperoleh peluang untuk
memanfaatkan sumber formal seperti sumber kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Sumber-sumber tersebut tidak dapat dijangkau keluarga miskin karena mereka tidak memiliki kemampuan ekonomi, sosial dan politik. Bidang ekonomi,
keluarga miskin berpendapatan rendah, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk membayar sekolah dan berobat sesuai kebutuhan. Bidang sosial, keluarga
miskin belum memiliki kemampuan untuk berperan dalam kegiatan yang dilaksanakan di desa mereka. Bidang politik, keluarga miskin termasuk lapisan
bawah dalam struktur sosial masyarakat. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pendapat bahkan menjadi pemimpin di desa karena
pendidikan yang rendah dan kurang pengalaman di bidang politik.
6.2.6. Aktivitas ekonomi:
Keluarga miskin belum mampu memiliki kesempatan ekonomi yang setara. Karena bantuan PPK dalam bentuk pembangunan sarana fisik belum
berhasil meningkatkan pendapatan keluarga miskin, sehingga keluarga miskin tetap belum mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Peluang keluarga miskin dalam memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa masih kurang. Hal ini
terbukti dengan bantuan sarana fisik belum memberikan kemudahan keluarga miskin dalam memperoleh pelayanan keuangan. Kegiatan PPK keluarga miskin
hanya mampu berperan sebagai buruh upahan.
6.3.Perbaikan Kualitas Hidup
Untuk dapat memahami perbaikan kualitas hidup keluarga miskin, perlu dianalisis efektivitas program terhadap dampak dan manfaat yang dirasakan
108 keluarga miskin. Program yang efektif memiliki syarat-syarat yang memadai dan
mempertimbangkan sasaran perubahan program. 6.3.1.
Syarat-syarat yang memadai
Untuk melaksanakan program pemberdayaan keluarga miskin dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di pedesaan, maka program ditelaah agar
memiliki syarat-syarat yaitu peraturan dan administrasi, kontrak dengan keluarga miskin, keputusan yang adil, menetapkan kekuatan keluarga miskin sebagai
bentuk pemberdayaan sosial, memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah, diperkirakan dapat mencapai target dan mengkases sarana yang ada di tingkat
lokal, distribusi yang adil aspek dampak, keputusan komunitas terhadap hasil PPK aspek manfaat.
Peraturan dan administrasi program yang dimaksud adalah perarturan yang memudahkan keluarga miskin untuk terlibat dalam kegiatan. Hal ini berbeda
peraturan yang ada dalam PPK yaitu adanya pembatasan dalam kegiatan MAD telah diatur dalam PTO mengenai peserta, jenis kegiatan, dan target waktu.
Pembatasan peserta dalam MAD telah d itentukan perwakilan setiap desa 6 orang terdiri 3 laki-laki dan 3 perempuan. Perwakilan itu terdiri kepala desa, Ketua
LKMD, Ketua BPD, tokoh perempuan dan tokoh masyarakat. PPK telah menentukan jenis kegiatan yang didanai semua sarana fisik
desa, hal ini disampaikan pada saat MAD Sosialisasi dan dilanjutkan MUSDES Sosialisasi. Sehingga pertemuan-pertemuan selanjutnya hanya untuk
mengesahkan kegiatan yang telah ditentukan dari awal pertemuan. Target waktu pendek, dimulai bulan Juli dan selesai pada bulan Desember. Target pencairan
dana menjadi alas an utama dalam pencapaian target waktu penyelesaian proyek. Program yang mempunyai kontrak dengan keluarga miskin adalah
program yang memihak keluarga miskin . Meskipun dalam prinsip PPK telah mencantumkan keberpihakan terhadap keluarga miskin, tetapi dalam aturan dan
pelaksanaan kegiatan tidak mencantumkan keterlibatan keluarga miskin secara tegas. Program bantuan diberikan ke desa-desa yang memenangkan kompetisi.
Pelaksanaan kegiatan tidak berdasarkan jumlah keluarga miskin yang berpartisipasi dan memanfaatkan bantuan secara langsung.
109 Keputusan yang adil kepada keluarga miskin memungkinkan berjalannya
program. Pelaksanaan kegiatan PPK kurang mempertimbangkan kondisi sesungguhnya desa yaitu desa mampu atau tidak berkompetisi. Desa-desa yang
memiliki kemampuan administrasi baik, akan memenangkan kompetisi dalam MAD PPK. Keputusan ini mengajarkan kepada desa-desa yang telah mempunyai
kemampuan yang sama. Program prosedural ini, tidak memberikan manfaat kepada keluarga miskin secara langsung. Karena para pelaku program menilai
sama terhadap kontestan dalam perebutan dana bantuan PPK. Program yang efektif adalah program yang menetapkan kekuatan keluarga
miskin sebagai bentuk pemberdayaan sosial. Syarat ini belum dimiliki oleh PPK. PPK menetapkan kekuatan pada institusi dan kelembagaan lokal sebagai
pemberdayaan. Hal itu telah menjadi tujuan program ini diadakan. Program ini mengesampingkan kekuatan keluarga miskin dalam setiap tahap kegiatannya.
Keberadaan pusat progra m di kecamatan masih belum terjangkau oleh kekuatan keluarga miskin. Hal ini dapat dikaji dengan ketatnya peraturan dan waktu
sosialisasi serta pelaksanaan kegiatan. Program memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah. Berdasarkan
syarat ini, kontribusi PPK belum dapat menyentuh kebutuhan keluarga miskin, sehingga tujuan pemecahan masalah keluarga miskin tidak dapat dicapai dengan
program yang telah dilaksanakan. Kebutuhan keluarga miskin adalah pekerjaan pada waktu luang setelah tidak bekerja di kebun. Mereka menginginkan pekerjaan
untuk meningkatkan penghasilan yang diperoleh selama ini. Tujuannya adalah untuk menyekolahkan anak, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan mengobatkan
anggota keluarga ketika sakit. Program yang efektif juga diperkirakan dapat mencapai target dan
mengakses sarana yang ada di tingkat lokal. Berkaitan dengan hal tersebut, PPK hanya dapat memenuhi salah satu tujuan program yaitu pembangunan
infrastruktur desa. Syarat-syarat untuk mendapatkan tenaga lokal dapat dipenuhi oleh masyarakat setempat. Termasuk tenaga ahli bangunan dan perancang
bangunan untuk tingkat desa. Sedangkan bahan mendatangkan dari desa lain, karena desa sumber daya desa tersebut tidak dapat menyediakan bahan bangunan
110 yang diperlukan. Desa tersebut tidak memiliki pab rik batu -bata, pasir bangunan,
semen serta besi yang diperlukan. Toko bangunan yang ada masih terbatas dan harganya mahal.
Program yang efektif adalah program yang memberikan distribusi bantuan yang adil aspek dampak. Bantuan ini diberikan ke desa secara kolektif bukan
perorangan. Khusus untuk Kecamatan Pangkalan Kuras, pembangunan sarana fisik yang telah didanai PPK memberikan arti penting bagi desa. Meskipun belum
menyentuh langsung tujuan utama PPK. Warga masyarakat desa senang menerima bantuan PPK. Tidak ada satu kelompokpun yang menolak adanya PPK.
Kepentingan bersama menjadi lebih penting dari sekedar kepentingan individu. Meskipun keluarga miskin tidak menerima manfaat secara langsung oleh
adanya PPK, mereka tetap menerima PPK dengan senang hati. Interaksi yang terjalin antara keluarga miskin dan keluarga kaya tetap baik. Di Desa Sialang
keluarga kaya membantu keluarga miskin yang memerlukan. Hubungan ketetanggaan dianggap sebagai persaudaraan dalam masyarakat. Bapak T
mengatakan bahwa: “Kami men jemput keluarga yang melahirkan di RS Satya Insani,
memakai mobil Bapak K. Bapak itu meminjamkan mobilnya karena sewa mobil dari rumah sakit itu mahal. Keluarga itu sedang
susah. Kelahiran bayinya melalui operasi. Sedangkan untuk biaya itu kemarin telah meminjam ke tetangga yang memiliki uang untuk
biaya operasi tersebut. Ya tidak tahu kapan mengembalikannya”.
Jalinan interaksi yang baik di antara warga masyarakat desa seperti: warga masyarakat yang bertetangga saling memberi dan menerima di desa. Interaksi
tersebut memberikan kenyamanan dalam keh idupan bermasyarakat di desa. Meskipun demikian, pembagian peranan dalam program masih terbatas kepada
orang-orang yang memiliki kemampuan baik dalam ekonomi maupun politik . Program yang efektif dapat juga dinilai dari kepuasan komunitas terhadap
hasil PPK sebagai aspek manfaat. PPK merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan
kolektif bukan komunitas atau kelompok yang bermasalah. Mekanisme pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan pem bangunan partisipasi,
dengan didasarkan pada asas ini dari, oleh dan untuk masyarakat. Pelaksanaan
111 PPK di Kecamatan Pangkalan Kuras telah melaksanakan sampai tahap
pemeliharaan dan pelestarian program, pada kenyataannya BLM telah dirasakan manfaatnya oleh penerima bantuan dan mereka pada umumnya dapat
melaksanakan kegiatan secara berkesinambungan, demikian pula pada pembangunan sarana dan prasarana pada umumnya masyarakat di 15 desa telah
menikmati manfaatnya. Mekanisme perencanaan PPK memfasilitasi dalam menggali dan
mengakomodasi usulan-usulan yang serta kebutuhan masyarakat, melalui musyawarah tingkat dusun, usulan desa dan dilanjutkan ke MUSDES II. Dalam
kesempatan ini masyarakat telah mulai berani mengemukakan pendapat, gagasan tentang kebutuhan dan kegiatan yang akan dilakukan untuk membangun desanya.
Proses pembelajaran pengusulan rencana partisipatif dengan kompetisi yang sehat mulai nampak, meskipun masih ada yang belum bisa menerima usulannya
tidak disetujui oleh Tim Verifikasi. Upaya pemberdayaan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
akan menimbulkan berbagai dampak, baik yang dapat diprediksi maupun yang tidak diprediksi. Salah satu dampak atau implikasi upaya pemberdayaan
masyarakat yang dapat diperkirakan yaitu terhadap peranan yang dimainkan oleh pemerintah. Karakteristik pokok masyarakat yang telah diberdayakan adalah
memiliki kemampuan dan kemandirian. Kemampuan mengurus kepentingannya sendiri dan kemandirian dalam mengambil keputusan. Hal tersebut men imbulkan
konsekuensi logis terhadap peranan yang selama ini dimainkan oleh pemerintah. Pelaksanaan pembangunan beberapa tahun yang lalu, pemerintah
mendominasi hampir seluruh peran kehidupan masyarakat, baik sebagai stabilisator, dinamisator, innovator, maka perkembangan selanjutnya diperlukan
pembagian peran yang lebih seimbang antara pemerintah dengan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik
masyarakat. Masyarakat yang selama ini berpartisipasi dalam pembangunan sebagai
pelaksana kebijakan, pada gilirannya masyarakat juga dapat berpartisipasi pada tahap perumusan kebijakan. Inisiatif dan aktivitas kemasyarakatan yang selama
112 ini berada di tangan pemerintah secara bertahap beralih kepada masyarakat,
sementara pemerintah berperan sebagai pembimbing, pelatih dan pembina. Masyarakat tidak lagi diatur dalam membangun desa.
Pengaruh implementasi mekanisme perencanaan PPK dapat dilihat pada forum-forum musyawarah yang ada di desa. Tidak sabar dan perasaan jenuh
dalam meng ikuti tahapan -tahapan yang memakan waktu lama, sehingga budaya instant yang selama ini telah ditanamkan program pembangunan sebelumnya
mempengaruhi tingkat kesabaran mereka. Kebiasaan -kebiasaan membicarakan rencana kegiatan pembangunan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat
dan melanjutkannya dalam kegiatan pembangunan. Pendekatan PPK belum secara tegas memihak kepada keluarga miskin, karena ternyata yang menikmati bukan
hanya mereka tetapi semua masyarakat termasuk yang memiliki kemampuan ekonomi.
Pembangunan sarana fisik yang banyak memakan biaya justru masyarakat kalangan elit desa yang merasakan dampaknya. Dalam pengerasan jalan dengan
pasir batu sirtu memberikan peluang kepada mereka untuk membeli mobil dan kemudahan dalam usaha ekonomi produktif. Sedangkan keluarga miskin tetap
dalam kondisi tidak berdaya. Kondisi ini mungkin memberikan peluang jurang kemiskinan yang semakin lebar antara elit desa dengan keluarga miskin, akses ke
luar desa kelompok elit desa semakin terbuka. Pelesatarian PPK di Kecamatan Pangkalan Kuras dalam pemeliharaan
sarana fisik yang telah dibangun, perlu dit ingkatkan kesadarannya. Pemahaman sarana yang telah dibangun menjadi milik masyarakat tidak diteruskan dalam
swadaya pemeliharaan, mereka masih menggantungkan bantuan dana. Beberapa desa yang mempunyai penduduk penghasilan tetap tidak bermasalah khususnya
bangunan jalan karena mereka telah mengalokasikan dana setiap penghasilan. Tetapi untuk sarana MCK, sumur, dan los pasar tidak memiliki dana khusus
sehingga setelah selesai dibangun belum dipelihara dengan baik. Pembangunan sarana fisik di Kecamatan Pangkalan Kuras dirasakan
manfaatnya kalangan elit desa dengan dapat mempermudah usaha mereka, menjalin mitra usaha dengan desa lain atau akses ke pusat informasi dan ekonomi
113 di kabupaten. Keluarga miskin absolute tidak dapat merasakan secara signifikan
terhadap peningkatan pendapatan, bahkan pengeluaran tetap tinggi. Bantuan PPK yang diberikan kepada masyarakat hanya diwujudkan dalam bentuk pembangunan
sarana fisik sesuai hasil MUSDES. Pembangunan sarana fisik di berbagai desa Kecamatan Pangkalan Kuras
dengan 95 persen dana anggaran yang disediakan PPK. Pembangunan tersebut telah menggunakan tenaga kerja lokal. Penyediaan barang-barang sebagian besar
wilayah desa penerima bantuan PPK melibatkan warga masyarakat dan kontraktor sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan tetap diupayakan menggunakan
bahan-bahan lokal yang masih dapat disediakan wilayah setempat. Berdasarkan hasil pembangunan sarana dan prasarana fisik, masyarak at belum banyak terlibat
dalam kegiatan pemantauanpengawasan. Masyarakat keluarga miskin hanya berperan sebagai tenaga upahan, karena masyarakat menganggap bahwa
pemantauan merupakan tanggung jawab pemerintah atau para tenaga Tim Teknis Desa. Dampaknya adalah hasil pembangunan sarana fisik kurang terpelihara
dengan baik.
6.3.2. Sasaran Perubahan Program