73 mekanisme APBD dan diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan, Departemen Keuangan; 3 Dana cost sharing yang berasal dari APBD harus disalurkan terlebih dahulu ke masyarakat, selanjutnya diikuti dengan
penyaluran dana yang berasal dari APBN yang bersumber dari pinjaman luar negeri; 4 Besaran dana cost sharing dari APBD yang disalurkan ke masyarakat
harus utuh net tidak termasuk pajak, retribusi dan biaya lainnya.
5.1.6. Mekanisme Pencairan Dana
Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening kolektif BPPK yang dikelola UPK kepada TPK di tingkat desa. Mekanisme pencairan dana sebagai
berikut: 1 Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan antara UPK dengan TPK; 2 TPK menyiapkan rencana penggunaan dana sesuai kebutuhannya
dilampiri dengan dokumen-dokumen proposal usulan kegiatan; 3 Untuk pencairan berikutnya dilengkapi dengan laporan penggunaan dana sebelumnya
dan dilengkapi dengan bukti-bukti sah.
5.1.7. Dana Operasional UPK dan Pelaksana di Desa
Untuk membiayai kebutuhan operasional kegiatan TPKdesa dan UPK pada prinsipnya bertumpu pada swadaya masyarakat. Namun untuk
menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan bantuan stimulant dana dari PPK. Dana operasional UPK sebesar maksimal 2 dari bantuan dana PPK yang
dialokasikan di kecamatan tersebut. Dana operasional desaTPK maksimal 3 dari dana PPK yang dialokasikan untuk desa yang bersangkutan.
5.1.8. Alur Kegiatan PPK
Alur kegiatan Program Pengembangan Kecamatan PPK meliputi tahap - tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan. PPK memulai kegiatan
dengan melakukan orientasi terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk Kecamatan Pangkalan Kuras. Kegiatan yang dilakukan dalam orientasi desa
antara lain : 1 mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan PPK di tingkat desa, termasuk pelaku-pelaku pada tahap sebelumnya;
2 kondisi kegiatan atau bangunan yang telah dibiayai melalui PPK pada tahap sebelumnya; 3 inventarisasi data kependudukan, pembangunan desa yang ada di
desa calon penerima bantuan PPK.
74 Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi PPK secara informal kepada
masyarakat. Tahap ini dimanfaatkan oleh seluruh pelaku PPK di semua tingkatan sebagai upaya untuk mendorong partisipasi dan pengawasan dari semua pihak,
sehingga semua pelaku PPK memiliki pemahaman atau persepsi yang sama terhadap program. Pada dasarnya sosialisasi dapat dilakukan pada setiap saat atau
kesempatan oleh pelaku-pelaku PPK melaksanakan sosialisasi pada setiap ada kesempatan melalui pertemuan baik formal maupun informal.
Sistem kelembagaan lokal dan pertemuan informal masyarakat seperti: pertemuan keagamaan; pengajian, yasinan, persekutuan gereja dan lain-lain,
pertemuan adat istiadat; gotong-royong, arisan, upacara adat dan lain -lain merupakan alternative untuk menyebarluaskan informasi dan media penerapan
prinsip transparansi. Media cetak seperti Koran dan tabloid serta media elektronika seperti radio dan televisi dapat digunakan untuk menyebarluaskan
informasi PPK. Kegiatan perencanaan dilaksanakan melalui Musyawarah Antar Desa
MAD Sosialisasi, Musyawarah Desa MUSDES Sosialisasi, Pelatihan Pelaku PPK tingkat desa, penggalian gagasan, MUSDES Khusus Perempuan, Penulisan
Usulan Desa, Verifikasi Usulan, MAD Prioritas Usulan, MAD menetapkan Usulan, MUSDES Informasi Hasil MAD, Pengesahan Alokasi Bantuan oleh
Camat, dan Pengesahan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan SPPB. Musyawarah antar desa sosialisasi merupakan forum pertemuan antar desa
untuk sosialisasi tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal yang berkaitan dengan PPK serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan antar
desa dalam melaksanakan PPK. Narasumber dalam pertemuan adalah TK PPK Kabupaten, Camat, dan Instansi tingkat kecamatan terkait. Sedangkan fasilitator
pertemuan adalah PJOK, PJAK, UPK dari FK. Sumber pendanaan berasal stimulant dana operasional kegiatan DOK dari PPK dan atau swadaya desa atau
kecamatan. MAD atau UDKP I atau MAD I dilaksanakan tanggal 7 Juni 2001 di aula
kecamatan. Diikuti 20 desa dan 1 kelurahan. Menetapkan 15 desa dapat mengikuti proses PPK selanjutnya, MUSDES Sosialisasi atau Musbangdes I tanggal 11 s.d.
75 20 Juni 2001, serta menetapkan sanksi yang bagi yang melanggar aturan PPK.
Sanksi tersebut antara lain: bagi desa tidak mengirimkan wakil dalam MAD tidak akan menerima bantuan PPK dan peserta dalam MUSDES sedikitnya 25 orang.
MUSDES Sosialisasi merupakan forum pertemuan masyarakat desa sebagai ajang sosialisasi atau penyebarluasan informasi PPK di tingkat desa.
MUSDES Sosialisasi dilaksanakan tanggal 11 s.d. 20 Juni 2001, dan untuk Desa Sialang Indah masih tergabung dengan Desa Palas MUSDES dilaksanakan
tanggal 16 Juni 2001. Pada kesempatan itu menetapkan usulan desa yaitu pembangunan gedung SMK.
Pelatihan Pelaku PPK tingkat desa, seperti: kader desa, kader teknik dan TPK yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi, selanjutnya akan
memandu serangkaian tahapan kegiatan PPK yang diawali dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok masyarakat. Sebelum
melakukan tugasnya, pelaku tingkat desa akan mendapat pelatihan terlebih dahulu.
Pelatihan FD dilaksanakan tanggal 3 s.d. 7 Juli 2001 bertempat di aula kecamatan. Peserta pelatihan sebanyak 30 FD serta terpilih 2 orang asisten
Fasilitator Kecamatan FK. Masing-masing desa mengirimkan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Tahap awal proses penggalian gagasan adalah mengadakan pertemuan di tingkat dusun untuk membuat peta sosial kemiskinan bersama-sama dengan warga
dusun setempat. Metode atau teknik yang digunakan dalam pembuatan peta sosial dalam pertemuan dusun adalah penentuan klasifikasi kesejahteraan, penyusunan
peta sosial, pertemuan penggalian gagasan. Kegiatan penggalian gagasan dilakukan dengan memanfaatkan pertemuan
rutin kelompok yang sudah ada formal maupun informal. Hasil yang diharapkan dari pertemuan pertemuan penggalian gagasan adalah: 1 Masyarakat memahami
hal-hal pokok tentang PPK, meliputi: tujuan, prinsip, ketentuan dasar, dan alur kegiatan PPK yang akan dilakukan; 2 Analisis permasalahan dan penyebab
kemiskinan masyarakat; 3 Gagasan-gagasan kegiatan maupun visi ke depan dari masyarakat untuk mengatasi permasalahan dan penyebab kemiskinan.
76 Musyawarah desa khusus perempuan dihadiri oleh kaum perempuan dan
dilakukan dalam rangka membahas gagasan-gagasan dari kelompok-kelompok perempuan dan menetapkan usulan kegiatan yang merupakan aspirasi khusus dari
perempuan. Usulan hasil musyawarah tersebut selanjutnya dilaporkan ke forum musyawarah desa penetapan usulan untuk disyahkan sebagai bagian dari usulan
desa. Hasil yang diharapkan melalui pertemuan itu adalah: gagasan-gagasan kegiatan dan visi ke depan dari kelompok perempuan di desa dalam mengatasi
penyebab kemiskinan; ditetapkannya usulan kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan, jika ada gagasan yang diusulkan; ditetapkannya usulan yang
merupakan aspirasi perempuan selain kegiatan simpan pinjam; dan terpilihnya calon-calon wakil perempuan yang akan hadir di musyawarah antar desa kedua.
Penulisan usulan desa merupakan kegiatan menguraikan secara tertulis gagasan kegiatan masyarakat yang sudah disetujui sebagai usulan desa yang akan
diajukan pada musyawarah antar desa. Kegiatan dilaksanakan tanggal 9 s.d. 15 Agustus 2001. Proses ini dilakukan oleh Tim Penulis Usulan yang telah dipilih
dalam forum musyawarah desa perencanaan yaitu tanggal 30 Agustus 2001. Sebelum melakukan penulisan, TPU akan mendapatkan pelatihan atau penjelasan
terlebih dahulu dari Fasilitator Kecamatan. Hasil yang diharapkan dari proses penulisan usulan adalah dokumen proposal usulan kegiatan desa yang terlebih
dahulu disetujui dalam musyawarah desa perencanaan dan musyawarah khusus perempuan, termasuk data isian formulir pendukungnya.
Verifikasi usulan merupakan tahap kegiatan yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai kelayakan usulan kegiatan dari masing-masing desa yang
akan didanai PPK. Verifikasi usulan dilakukan oleh Tim Verifikasi TV yang dibentuk tanggal 9 Oktober 2001 di tingkat kecamatan dengan beranggotakan 5 –
10 orang yang memiliki keahlian sesuai usulan kegiatan. Sebelum menjalankan tugasnya TV memperoleh pelatihan atau penjelasan terlebih dulu dari FK,
Fasilitator Teknik atau KM Kab. TV menilai setiap usulan kegiatan untuk melihat kesesuaian usulan dengan kriteria penilaian usulan kegiatan yang meliputi: lebih
bermanfaat bagi masyarakat miskin, mendesak untuk dilaksanakan, bisa dikerjakan oleh masyarakat, tingkat dikerjakan oleh masyarakat, tingkat
77 keberhasilan dan keberlanjutan cukup tinggi, dan didukung oleh sumber daya
yang ada di masyarakat. Musyawarah Antar Desa MAD Prioritas Usulan adalah forum di tingkat
kecamatan yang bertujuan membahas dan menyusun prioritas atau peringkat usulan kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 21 November 2001.
Penyusunan prioritas usulan kegiatan didasarkan atas kriteria usulan kegiatan sebagaimana yang digunakan oleh TV dalam menilai usulan kegiatan. Hasil yang
diharapkan dari MAD Prioritas Usulan adalah: disepakatinya cara memeriksa dan menilai usulan kegiatan, ditetapkannya urutan atau peringkat usulan kegiatan
sesuai dengan skala prioritas kelayakan dan kebutuhan, d ipilih dan ditetapkannya pengurus UPK Ketua, Sekretaris dan Bendahara, disepakatinya sanksi-sanksi
yang akan diterapkan selama pelaksanaan PPK di tingkat kecamatan, dan ditetapkannya jadwal musyawarah desa ketiga dari masing-masing usulan.
Musyawarah Antar Desa MAD Menetapkan Usulan merupakan forum untuk mengambil keputusan terhadap usulan yang akan didanai oleh PPK.
Keputusan pendanaan harus mengacu pada tingkat usual yang telah dibuat pada saat musyawarah antar desa prioritas usulan. Jika pada saat musyawarah antar
desa prioritas usulan, seluruh usulan atau proposal telah selesai dibuat berikut detail desain dan RABnya, maka keputusan penetapan usulan yang akan didanai
oleh PPK bisa langsung diselenggarakan setelah agenda musyawarah antar desa penetapan usulan diselesaikan. Namun jika belum selesai desain RABnya, maka
musyawarah antar desa penetapan usulan dilakukan pada waktu yang berbeda. Musyawarah desa informasi hasil MAD merupakan forum sosialisasi atau
penyebarluasan hasil penetapan alokasi dana PPK yang diputuskan dalam musyawarah antar desa penetapan usulan. Forum ini dilaksanakan baik desa yang
mendapatkan dana maupun tidak. Forum ini sekaligus memberikan informasi kepada desa yang memenangkan dan tidak memenangkan kompetisi sehat yang
telah dilaksanakan dalam musyawarah sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah pengesahan alokasi bantuan PPK yang akan
diberikan kepad a desa yang memenangkan kompetisi sehat. Hasil keputusan musyawarah antar desa disyahkan oleh camat atas nama bupati menjadi Surat
78 Penetapan Camat SPC yang berisi tentang daftar alokasi dananya, dengan dibuat
lampirannya yang mencantumkan nama desa, jenis kegiatan, jumlah alokasi dana, dikirimkan oleh PJOK kepada TK PPK Kabupaten dengan temusan kepada
Bupati, FK dan KM Kab. Tahap terakhir dalam proses perencanaan kegiatan PPK adalah
pengesahan surat perjanjian pemberian bantuan. Ketua TPK, PJOK dan Ketua UPK membuat surat perjanjian pemberian bantuan SPPB, dan diketahui Kepala
Desa dan Camat atas nama Bupati. Pengesahan SPPB dilakukan langsung segera sesudah diterbitkan SPC dan tidak perlu menunggu persetujuan dari kabupaten.
Kegiatan ini diinformasikan melalui papan informasi yang ada di kecamatan.
5.1.9. Pelaksanaan kegiatan