103
6.2.Transfer kekuasaan dalam setiap Kegiatan
Transfer kekuasaan dalam proses pemberdayaan diperlukan untuk memberikan peluang yang luas kepada keluarga miskin dalam setiap kegiatan.
Beberapa kekuasaan yang diperlukan dalam mengembangkan model pemberdayaan dalam masyarakat adalah:
6.2.1. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup:
Kemampuan keluarga miskin dalam membuat keputusan -keputusan. Keluarga miskin tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. Hal
tercermin dalam pengambilan keputusan kegiatan desa yang akan diusulkan mendapatkan bantuan dana dipengaruhi oleh open menu terbatas yang ditawarkan
oleh PPK yaitu kegiatan pembangunan sarana fisik seperti pembangunan jalan, gedung sekolah, jembatan, MCK, dan los pasar serta penerangan listrik dari diesel
penjelasan rinci tentang program penerangan listrik desa dipaparkan pada BAB V.
Ruang keputusan yang telah dibatasi oleh PPK ini mengarahkan masyarakat pada kebutuhan sarana yang kurang diminati oleh keluarga miskin.
Seperti yang telah dijelaskan pada kemampuan masyarakat khususnya kemampuan keluarga miskin dalam menyampaikan pendapat masih lemah,
memberikan arti bahwa ruang gerak pengambilan keputusan diambil alih oleh elit desa setempat.
Masyarakat menilai pembangunan MCK di Desa Palas kurang tepat dan hasil pembangunan kurang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya
keluarga miskin. Keluarga miskin karena air sumurnya keruh. Akibatnya keluarga miskin masih menggunakan rawa-rawa untuk kebutuhan air minum dan MCK
mereka. Kondisi geografi juga mempengaruhi pengambilan keputusan masyarakat
desa secara keseluruhan. Pembangunan jalan dan jembatan menjadi kebutuhan masyarakat. Berbeda dengan kebutuhan keluarga miskin. Dengan pekerjaan
sebagai buruh tani kebun kelapa sawit yang tidak setiap hari bekerja, mereka memilih kegiatan yang dapat menambah penghasilan pada setiap kesempatan di
hari libur kerja. Di desa yang keluarga miskinnya di bawah 20 dari jumlah
104 penduduk Desa Sialang mereka yang tersebar di setiap RT, tidak akan hadir
semua dalam musyawarah desa. Salah satu penyebabnya adalah perasaan tidak enak masyarakat dan segan kepada peserta lain karena tidak diundang secara
langsung oleh Ketua RT atau undangan resmi dari desa, sehingga kondisi minoritas ini memberikan pengaruh kecil pada pengambilan keputusan dalam
musyawarah desa.
6.2.2. Pendefinisian kebutuhan