80
5.1.10. Pelestarian kegiatan
Kegiatan PPK diatur dan dipelihara untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan tersebut dilaksanakan agar bermanfaat
pada semua pihak, maka aspek pemberdayaan, sistem dan proses perencanaan, aspek good governance, serta prinsip -prinsip PPK yang dapat mengatur kegiatan
bantuan, sehingga kegiatan memberikan dampak perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka
semua pelaku PPK harus mengetahui dan mampu memahami latar belakang, dasar pemikiran, prinsip -prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PPK secara benar.
Hasil kegiatan PPK yang berupa prasarana, simpan pinjam, kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan merupakan asset bagi masyarakat yang harus
dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak
terpelihara bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet maka desa atau kecamatan tidak akan mendapat lagi dana PPK untuk tahun berikutnya.
Pelestarian kegiatan merupakan tahapan paska pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggung jawab masyarakat. Namun demikian dalam melakukan
tahapan pelestarian, masyarakat tetap berdasarkan atas prinsip -prinsip PPK. Untuk mendukung pelestarian kegiatan diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1 Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial yang harus mampu dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat, TPK, serta pelaku -pelaku lain PPK di desa
dan kecamatan.; 2 Penyediaan system dan mekanisme monitoring, evaluasi, perencanaan pengendalian secara partisipatif yang memungkinkan anggota
masyarakat dapat mengetahui serta ikut mengontrol kegiatan -kegiatan yang direncanakan, sedang berjalan, maupun yang sudah diselesaikan; 3 Penguatan
lembaga-lembaga masyarakat di kecamatan dan desa, termasuk lembaga pengelola prasaranasarana.
Sistem pemeliharaan PPK diarahkan kepada adanya perawatan dan pengembangan berbagai sarana dan prasarana yang ada, sehingga dapat secara
terus menerus dimanfaatkan oleh masyarakat secara efektif dan efisien.
81 FK dibantu KM Kab wajib memberikan pelatihan kepada Tim
Pemeliraharaan atau yang ditunjuk pada waktu pelaksanaan program hamper selesai. Dalam pelatihan tersebut, masyarakat diberi penjelasan mengenai
kepentingan pemeliharaan, organisasi pengelola dan pemeliharaan, dan teknik - teknik yang digunakan seperti: teknik membuat inventarisasi masalah dan teknik
memperbaikinya. Disamping itu akan dilakukan praktek lapangan agar materi pelatihan dapat dipahami.
5.2.PROGRAM PENERANGAN LISTRIK TENAGA DIESEL DESA PPLTDD
Salah satu program pengembangan masyarakat di Desa Sialang Indah adalah Program Penerangan Listrik Tenaga Diesel Desa PPLTDD. Sementara
kegiatan PPLTDD swadaya masyarakat yang berkolaborasi dengan CV. Putri Agung swasta. Evaluasi proses dan hasil program difokuskan kepada manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat desa dan keluarga miskin yang ada di desa. Hal ini mengacu adanya kerancuan dalam pendefinisian manfaat program bagi
masyarakat dan keluarga miskin. Sering dikatakan bahwa program pengentasan kemiskinan bermanfaat bagi masyarakat desa, tetapi tidak dirasakan manfaatnya
bagi keluarga miskin yang ada di desa. hal ini menyebabkan banyaknya program pengembangan masyarakat yang disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah lokal tidak mendapatkan hasil maksimal. Hal ini didasarkan padan tujuan uta ma yaitu program dilaksanakan untuk mengurangi angka
kemiskinan. PPLTDD diawali dengan pemikiran kebutuhan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan listrik secara hemat. Sampai sekarang, kebutuhan listrik diperoleh dari diesel pribadi yang perawatannya sangat mahal. Biaya yang harus
dikeluarkan oleh warga yang memiliki diesel adalah biaya membeli solar setiap malam menghabiskan solar 4 liter dengan pemakaian jam 18.00 wib sampai
dengan jam 23.00 wib. Dengan asumsi harga solar per liter Rp 2.100,00, maka satu bulan seorang warga mengeluarkan biaya Rp 264.000,00. Pembelian solar
dilakukan langsung ke depot Pertamina, tentunya dengan tambahan ongkos
82 perjalanan. Jika dipesan melalui orang lain, maka seorang warga akan menambah
ongkos dan kenaikan harga. Selain biaya untuk membeli solar, warga juga harus mengeluarkan dana jika ada kerusakan.
Beberapa warga desa mempunyai pengalaman kalau diesel yang dimiliki harganya murah, maka akan mengeluarkan biaya servis lebih besar. Karena diesel
ini hanya tahan satu tahun. Sehingga masyarakat merasa perlu untuk bekerjasama dengan CV. Putri Agung perusahaan swasta yang bekerja di bidang listrik.
Pertemuan pertama dilakukan oleh kepala desa beserta staf dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Sialang Indah purnawirawan TNI dan POLRI, guru, dan
pemuka agama pada bulan Juli 2001, yang membicarakan kemungkinan adanya listrik tenaga diesel di desa karena kalau menunggu PLN mungkin masih lama.
Program berasal dari ide para elit desa yang mempertimbangkan penghematan biaya dan memperoleh kemudahan untuk melaksanakan
pemasangan listrik. Pertemuan para elit desa dengan pihak perusahaan dilaksanakan untuk penjajagan kemungkinan adanya investasi perusahaan ke desa
tersebut. Kegiatan pertemuan tersebut juga mengidentifikasi tentang berapa biaya, waktu pemasangan dan prosedur pemasangan listrik.
Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada bulan Desember 2001 dengan melibatkan berbagai elemen desa kepala desa beserta staf, kepala dusun, Ketua
RWRT, para purnawirawan TNI dan POLRI, guru, pemuka ag ama dan masyarakat termasuk keluarga miskin yang membicarakan besarnya iuran setiap
warga, waktu pembayaran, dan bagaimana cara pembayarannya. Pertemuan dilanjutkan dengan melibatkan dua desa tetangga yang
memiliki program yang sama yaitu Desa Meranti dan Desa Harapan Jaya. Selanjutnya kesepakatan jumlah dan cara pembayaran dicapai antara wakil desa
kepala desa, Ketua BPD dan Ketua LKMD dengan Direktur CV. Putri Agung diantaranya masyarakat di desa per KK membayar pengadaan diesel dan
perlengkapannya sebesar Rp 3.700.000,00 Tiga Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah yang diangsur selama 24 bulan dipotong melalui KUD per bulan Rp 155.000,00
mulai bulan November 2004 sampai dengan Desember 2006 untuk yang memiliki kebun kelapa sawit dan masyarakat yang tidak mem iliki kebun termasuk buruh
83 tani kebun kelapa sawit termasuk keluarga miskin membayar langsung ke KUD
sebesar Rp 100.000,00 mulai bulan November 2004 sampai dengan April 2006 30 bulan.
Perusahaan CV. Putri Agung menyiapkan diesel dan perlengkapannya setelah pembayaran dilakukan penduduk desa melalui KUD kepada perusahaan
tersebut. Kesepakatan lainnya, CV Putri Agung mengelola selama 25 tahun mulai bulan Juni 2005 sampai dengan Mei 2030 dan selanjutnya pengelolaan
diserahkan ke desa masing -masing, termasuk as et listrik yang telah ada di desa itu. Selama pengelolaan perusahaan disepakati: 1 KUD menerima uang jasa per
bulan sebesar 1 dari pembayaran masyarakat desa; 2 Kantor Desa sebesar Rp. 400.000,00 per bulan; 3 Karang Taruna Desa Sialang Ind ah menerima Rp.
100.000,00 per bulan. Sehingga masyarakat menerima keuntungan ganda yaitu listrik telah terpasang yang telah dimanfaatkan dan pada akhirnya pengelolaan dan
aset listrik menjadi milik masyarakat desa. Tujuan PPLTDD adalah mendapatkan penerangan listrik desa secara
swadaya. Selama ini, mereka tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk penerangan listrik desa. Tujuan jangka panjang program ialah memiliki
penerangan yang dapat dikelola oleh masyarakat desa. Kegiatan yang d ikelola oleh KUD dan Supeno yang telah direkrut oleh CV
Putri Agung. Secara keseluruhan karyawan CV Putri Agung yang berpusat di Desa Sialang Indah berjumlah 3 orang yaitu 1 orang tenaga ahli diesel dari
perusahaan, 1 orang warga desa yang telah direkrut dan 1 orang dari desa tetangga yang pengelolaan listriknya sama dengan di desa itu.
Sistem kerja swadaya PPLTDD telah diatur melalui kesepakatan antara perusahaan dan warga setempat. Kesepakatan itu menyangkut besarnya
pembayaran dan cara pembayaran, serta sanksi bagi yang terlambat membayar berupa diberikan denda sebesar Rp 10.000,00 dan apabila selama tiga bulan tidak
membayar tunggakannya diputuskan saluran listrik ke rumah tersebut. Besarnya pembayaran ditentukan oleh biaya pemakaian arus listrik per bulan di tambah
dengan abonemen sebesar Rp. 50.000,00. Cara pembayarannya lewat KUD bagi yang tidak memiliki kebun kelapa sawit dan bagi yang memiliki kebun kelapa
84 sawit dipotong gaji bulanan mereka melalui KUD. KUD selaku pengelola dan
kolektor menyetor ke perusahaan.
5.2.1. Pengembangan Ekonomi Lokal