48 Lapisan bawah yang terdiri buruh tani kebun kelapa sawit keluarga
miskin mempunyai perilaku pasrah pada pimpinan lokal untuk kepentingan desa. Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa mereka tidak mampu dalam mengelola
desa dan lapisan atas dianggap mampu untuk mengelola desa. Pelapisan mempengaruhi proses pembangunan di desa-desa wilayah
Kecamatan Pangkalan Kuras. Lapisan bawah mengikuti apa yang telah diputuskan oleh lapisan atas. Kondisi ini membuat kelompok bawah kurang diperhatikan dan
dikesampingkan. Pandangan mengenai pembangunan desa didasarkan pendapat- pendapat kelompok atas. Setiap rapat dan pertemuan-pertemuan yang sering
mempunyai usul dan berpendapat adalah kelompok atas. Kondisi ini yang kemudian menjadi salah satu faktor kegagalan dalam membangun kecamatan
setempat. Tokoh pemuda masuk pelapisan tengah. Keberadaannya belum
mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Mereka hanya mempunyai pengaruh di kelompok pemuda karena menduduki sebagai ketua organisasi
kepemudaan. Pelapisan menengah tidak diperhitungkan dalam pembangunan wilayah. Sehingga pertemuan -pertemuan hanya sebagai sarana kelompok elit di
tingkat kecamatan dalam memuluskan program yang dibawa oleh pemerintah. Warga masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi belum memberikan
pengaruh dalam pelapisan sosial dalam komunitas kecamatan, karena warga masyarakat lulusan pendidikan tinggi lebih suka hidup di kota dari pada di desa.
Sebagian besar pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan tidak kembali ke desa. Desa mereka tidak dapat memberikan jaminan kehidupan , sehingga mereka
memilih mencari pekerjaan di perkotaan.
4.1.5. Organisasi dan Kelembagaan
Kecamatan Pangkalan Kuras mempunyai organisasi yang bersifat formal dan informal. Organisasi formal terdiri dari organisasi-organisasi yang
mempunyai status formal dan aturan -aturan yang jelas dan dimanfaatkan oleh komunitas untuk urusan-urusan formal. Organisasi formal ini terdiri dari
pemerintahan kecamatan, pemerintahan desa, Badan Perwakilan Desa BPD,
49 LKMD, Perkumpulan Kesejahteraan Keluarga PKK. Organisasi informal terdiri
dari wiridan, kelompok-kelompok arisan keluarga dan arisan profesi. Kelembagaan sosial Kecamatan Pangkalan Kuras berdasarkan kebutuhan
pokok manusia terdiri dari: 1 kelembagaan politik pemerintahan kecamatan dan desa; 2 kelembagaan kekerabatan; 3 kelembagaan ekonomi; 4 kelembagaan
pendidikan; 5 Kelembagaan keagamaan; 6 kelembagaan kesehatan; 7 kelembagaan gotong royong; dan 8 kelembagan olehraga. Kelembagaan -
kelembagaan tersebut diuraikan sebagai berikut: Pertama, Kelembagaan pemerintahan yang ada di Kecamatan Pangkalan
Kuras sebagian besar merupakan kelembagaan sebagai hasil dari bentukan pemerintah diatasnya. Lembaga tersebut bersifat formal yaitu ada aturan tertulis
yang mengatur hubungan antar anggotanya. Lembaga-lembaga itu adalah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat, dan dibantu oleh staf pegawai
kecamatan. Kelembagaan tersebut bergerak dibidang kegiatan pemerintahan tingkat kecamatan yang struktur kedudukannya dibawah seorang bupati.
Kelembagaan pemerintahan desa dipimpin oleh Kepala Desa bersama BPD Badan Perwakilan Desa, LKMD, Kadus, RW dan RT. Kegiatan yang
dilakukan adalah merencanakan pembangunan desa seperti adanya forum warga yang menampung aspirasi warga, kegiatan pengorganisasian masyarakat seperti
pengurusan Kartu Tanda Penduduk, keamanan dan ketentraman masyarakat, kegiatan perempuan dibawah pembinaan PKK, dan kegiatan kepemudaan oleh
karang taruna serta ikatan remaja masjid. Kelembagaan pemerintahan untuk mengatur adat istiadat dipimpin dan diatur oleh Kepala Adat baik dalam
perkawinan, pembagian hutan batas-batas wilayah dan hutan dan sebagainya. Adat yang dimaksud adalah adat Melayu Pelalawan.
Kedua, kelembagaan kekerabatan terdiri dari: pernikahan dan perceraian. Kelembagaan kekerabatan tidak ditemukan aturan-aturan secara nyata, namun
aturan -aturan tidak tertulis itu ditaati dan dilaksanakan secara turun -temurun oleh masyarakat setempat. Misalnya: dalam pernikahan, acara berbalas pantun untuk
memasuki rumah perempuan setelah selesai baru dipersilahkan masuk. Pengantin lelaki juga diwajibkan membawa barang -barang hantaran sebagai maharnya yang
50 telah disepakati pada saat pelamaran. Perceraian umumnya jarang dilakukan
karena menganggap perkawinan wajib dijaga kelangsungannya. Ketiga, Kelembagaan ekonomi terdiri dari: kelembagaan pertanian,
peternakan, industri, koperasi, perdagangan, pertukangan, perburuhan dan transportasi darat. Kelembagaan pertanian yang ada dalam masyarakat menganut
ladang berpindah dan berburu serta memancing. Pergeseran roda ekonomi dengan menanam karet setelah tidak berpindah-pindah dan terakhir menanam kelapa
sawit dilakukan tidak tertulis dan ditaati semua pihak. Dari mulai menanam dan merawat karet hingga menderes serta menjual hasilnya ke toke agen yang
membeli karet-karet mereka. Menurut model penanaman di perkebunan kelapa sawit, ada tiga macam
yaitu sistem plasma, inti dan penanaman pribadi para petani. Perkebunan plasma merupakan tanaman milik petani dengan biaya sendiri, namun penjualan hasil
panen dikelola oleh kelompok tani dan KUD. Petani memanen, mengumpulkan ke tempat penimbangan kemudian ditimbang oleh kelompok tani dan diangkut oleh
truk KUD ke perusahaan. Perusahaan melakukan penimbangan dan penyortiran kelapa sawit yang
sesuai dan tidak sesuai dengan aturan jual beli. Kemudian perusahaan memberikan uang hasil penju alan dalam bentuk gaji bulanan pada setiap akhir
bulan atau awal bulan. Ketentuan waktu pembayaran disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran. Pembayaran dilakukan
melalui Koperasi Unit Desa KUD yang ada di setiap desa. Model ked ua, kebun inti milik perusahaan dipanen dan dirawat oleh
perusahaan sendiri. Model ketiga, kebun kelapa sawit perorangan merupakan kebun kelapa sawit milik masyarakat yang ditanam sendiri tanpa ada campur
tangan dari perusahaan dan KUD. Mereka menjual ke agen-agen terlebih dahulu sebelum hasil panen kelapa sawit dijual ke perusahaan kelapa sawit. Harga
ditetapkan oleh agen pembeli kelapa sawit. Lembaga perdagangan yang ada di kecamatan berbentuk pasar mingguan
di setiap desa. Hasil pertanian kebun pekarang an dan ladang yang tidak ditanami
51 karet dan kelapa sawit seperti sayur-sayuran dijual di pasar di setiap hari pasar
yang telah ditetapkan di desa masing-masing. Kelembagaan ekonomi lainnya mempunyai kegiatan-kegiatan yang dapat
mendukung lancarnya usaha perkebunan baik dalam penyediaan peralatan dan penyaluran kredit kendaraan . Kelembagaan tersebut mempunyai aturan -aturan
tidak tertulis seperti dalam tata cara panen, pembayaran kepada para buruh di kebun kelapa sawit, juga mengatur berapa nominal upah dodos, babat dan
sebagainya. Pasar mingguan diadakan di desa-desa wilayah Kecamatan Pangkalan Kuras untuk menekan harga agar tidak terlalu tinggi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat desa yang jauh dari pusat perekonomian kota kecamatan dan kabupaten.
Untuk memperlancar perekonomian rakyat, Koperasi Unit Desa KUD yang tersebar di desa-desa mempunyai peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Koperasi bermanfaat dalam memperoleh fasilitas pinjaman dana ke bank, kredit kendaraan dan pengadaan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Selain
itu, KUD mengatur sirkulasi pengadaan pupuk, obat-obatan dan perawatan jalan. Keempat, Kelembagaan pendidikan terdiri dari: pendidikan dasar dan
pendidikan lanjutan. Kelembagaan pendidikan formal di Kecamatan Pangkalan Kuras dari taman kanak -kanak hingga sekolah lanjutan atas. Pendidikan non
formal yang dilakukan di wilayah ini adalah pendidikan keagamaan yaitu pendidikan agama Islam di luar sekolah formal. Umumnya berlokasi sekitar
masjid dan ada pula yang diluar masjid. Orang tua mereka membayar dengan ketentuan bersama antara pihak pengelola TPA dan orang tua. Anak -anak
diberikan pelajaran tentang ajaran agama Islam. Karena mayoritas masyarakat dan suku Melayu beragama Islam.
Sekolah dasar baik negeri maupun swasta tersebar di setiap desa. Ada yang definitif dan ada juga kelas jauh. Pendidikan lanjutan pertama hanya ada
beberapa desa, yaitu Kelurahan Sorek Satu, Desa Surya Indah dan Desa Sialang Indah. Sekolah lanjutan atas sangat terbatas, sehingga anak -anak mereka harus
bersekolah di kota kabupaten. Sekolah lanjutan atas hanya ada di kota kecamatan dan Desa Sialang Indah.
52 Fasilitas pendidikan yang sangat terbatas ini menyebabkan keluarga
miskin tidak mampu menyekolahkan anaknya. Anak-anak tersebut diarahkan untuk membantu orang tua mereka mencari nafkah sebagai buruh di perkebunan
yang dimiliki perusahaan dan perkebunan milik rakyat. Kebiasaan bekerja anak - anak di perkebunan memberikan dampak pada tingkat pendidikan yang anak -anak
buruh tani rendah. Orang tua mereka hanya mampu menyekolahkan yang ada di desanya.
Kelima, kelembagaan keagamaan berupa kegiatan pengajian dimulai dari kelompok RT, kelompok keluarga dan tingkat desa. Kelompok pengajian ibu-ibu
dilakukan pada sore hari dan kelompok pengajian bapak-bapak dilakukan pada malam hari. Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan orang-orang. Kegiatan
berfungsi untuk penyampaian informasi desa. Lembaga Majelis Taklim dan Dewan Kegiatan Masjid, Madrasah, Tempat Pengajian Agama tersebar di
beberapa desa yang berada di wilayah Kecamatan Pangkalan Kuras. Kegiatan keagamaan lainnya dilakukan dalam bentuk penyelenggaraan jenazah di masing -
masing masjid. Keenam, kelembagaan kesehatan yang ada di dalam masyarakat
Kecamatan Pangkalan Kuras memberikan pelayanan kesehatan, peningkatan gizi dan keluarga berencana dan penyuluhan kesehatan. Puskesmas pembantu yang
ada memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan yang ada. Puskesmas pembantu dipimpin oleh seorang perawat karena dokter tidak ada dan masih
berkonsentrasi di puskesmas induk dan pusat kota. Ketujuh, Kelembagaan gotong royong masih diyakini oleh masyarakat
desa untuk dapat menyelesaikan permasalahan di wilayahnya khususnya menyangkut pembangunan sarana fisik di desa. Kelembagaan ini dapat membantu
keringanan biaya dalam pembangunan fisik tersebut. Kelembagaan ini juga digunakan semangatnya untuk mengikuti lomba desa sehingga salah satu desa
Kecamatan Pangkalan Kuras memenangi lomba desa sebagai juara pertama Lomba Desa Tingkat Propinsi Tahun 2002 yaitu Desa Meranti. Desa tersebut
merupakan desa yang jauh dari pusat ibukota baik ibukota kecamatan maupun kabupaten.
53 Kedelapan, kelembagaan olah raga masih dilaksanakan oleh masyarakat
pusat kota kecamatan dengan adanya GOR di belakan g kantor kecamatan. Masyarakat desa memilih olah raga sepakbola dan bola volley yang memerlukan
orang banyak. Kelembagaan olahraga ini memberikan manfaat kerjasama dalam satu tim kegiatan. Kelembagaan timbul tenggelam seiring dengan berjalannya
waktu. Kegiatan dalam GOR bulutangkis dilakukan sesuai jadwal dilakukan sore dan malam hari dengan pengelolaan staf kecamatan. Sepak bola dan volley ball
di desa-desa dilakukan sore hari setelah pulang dari kegiatan di kebun masing - masing.
Kelembagaan lainnya yang berkembang di Kecamatan Pangkalan Kuras berupa kelompok-kelompok arisan. Kelembagaan ini berkembang di masyarakat
dalam bentuk arisan uang atau barang, tempatnya berpindah-pindah dari rumah yang satu kerumah yang lain. Arisan dilakukan satu bulan sekali. Kelembagaan
ini dimanfaatkan untuk mempererat persaudaraan dengan berbagai suku dan agama. Kelembagaan ini berkembang karena dirasakan manfaatnya langsung oleh
masyarakat dengan anggapan bahwa dengan mengikuti arisan telah menabung. Kelompok arisan bervariasi dari mulai arisan RT, arisan RW, dan arisan
PKK untuk tingkat desa. Selain itu, arisan juga ada yang dikarenakan masih kerabat, kesukuan, dan asal daerah. Model arisan pun bervariasi dari mulai diundi
setiap kali pertemuan, ada yang diundi pada awal pertemuan sehingga masing - masing anggota telah mengetahui kapan akan memperolehdan dapat direncanakan
penggunaan pada waktu yang akan datang. Pembukaan undian juga bervariasi: ada yang dibuka untuk 1 orang, dua orang dan sebagainya.
4.1.6. Pengelolaan Sumber Daya