Menetapkan dan Mengenal Khalayak Sasaran

aman. Pemahaman keamanan pangan belum secara optimal didiseminasikan melalui berbagai jenis media, metoda dan sumber, pesan keamanan pangan yang dikomunikasikan kepada masyarakat belum tersusun secara spesifik, rinci dan mendalam. Saluran-saluran modern potensial di masyarakat tradisional maupun modern belum dimanfaatkan secara optimal dalam mengkomunikasikan pesan keamanan pangan serta belum adanya metode evaluasi aplikatif untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi keamanan pangan.

C. STRATEGI PROMOSI

Mengacu pada empat unsur penentu efektivitas komunikasi, maka strategi komunikasi keamanan pangan juga disusun berdasarkan keempat unsur tersebut. Menurut Effendi 1994 ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai yaitu : 1 memastikan bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya; 2 memantapkan penerimaan pesan dari dalam diri sasaran; dan 3 memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan. Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan yaitu : menetapkan dan mengenal khalayak sasaran, mendesain pesan, menetapkan metoda atau saluran komunikasi, menetapkan dan menseleksi media serta menetapkan sumber pesan.

1. Menetapkan dan Mengenal Khalayak Sasaran

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang suatu kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Khalayak sasaran dalam komunikasi adalah penerima pesan. Menemukan dan mengenali khalayak sasaran bagi sumber pesan adalah sangat penting dalam menyusun strategi komunikasi yang terkait dengan isi pesan, penentuan metode penyampaian pesan dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan. Pengenalan khalayak sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, yaitu apakah sekedar membuat khalayak mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan atau dimaksudkan agar khalayak melaksanakan tindakan tertentu sesuai pesan. Pengenalan khalayak dilakukan dengan memperhatikan : 1 kerangka referensi; 2 faktor situasi; 3 faktor kondisi. Kerangka referensi terbentuk didalam diri seseorang sebagai hasil pengamatan, pendidikan, norma, status sosial, dan sebagainya yang dimiliki individu. Faktor situasi adalah situasi komunikasi yang dialami oleh khalayak sasaran pada saat menerima pesan yang disampaikan oleh sumber. Faktor kondisi adalah state of pesonality keadaan fisik dan psikis khalayak pada saat menerima informasi tentang sesuatu Anonim 1 , 2002. Seorang pelaku promosi harus mempunyai gambaran yang jelas tentang siapa sasarannya. Menurut Kotler 1995, Ada enam kondisi khalayak setelah mendapatkan informasi tentang suatu pesan : 1 sadar aware tentang keberadaan pesan, merupakan kondisi awal yang perlu ditumbuhkan pada khalayak; 2 tahu atau paham know tentang objek mungkin tidak atau belum dimiliki audiens walaupun telah sadar; 3 jika audiens telah memiliki pemahaman tentang objek, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana feel mereka terhadap obyek suka atau tidak suka; 4 audiens telah menyukai objek, tapi mungkin tidak memilihnya. Hanya dijadikan salah satu dari sekian pilihan yang ada; 5 setelah audiens menentukan pilihan ada kemungkinan mereka masih belum yakin akan pilihannya karena itu perlu dilakukan proses meyakinkan khalayak akan kebenaran isi pesan; 6 audiens telah yakin dengan pilihannya akan tetapi belum mengambil tindakan selanjutnya, dimungkinkan menunggu informasi tambahan tentang pilihannya, menyusun rencana dan sebagainya. Setelah khalayak sasaran ditetepkan maka sumber komunikasi perlu mengetahui khalayak sasaran dalam hal : 1. ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, frekuensi penggunaan media dan sebagainya. 2. mengenal sistem sosial dan budaya penerima meliputi bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan, sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh-tokoh panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga dan sebagainya. 3. cara dan kebiasaan komunikasi masyarakat lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka langsung. 4. minat penerima terhadap inovasi. 5. status penerima mandiri atau berkelompok. 6. tingkat motivasi dari dalam diri atau dari luar. 7. tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan. 8. seseorang melakukan perubahan perilaku sesuai dengan tingkatannya yaitu : 1 prekontemplasi perilaku yang ideal belum dipertimbangkan; 2 kontemplasi perilaku yang ideal sudah mulai dipertimbangkan; 3 persiapan perilaku yang ideal siap dilakukan; 4 aksi perilaku yang ideal benar-benar dilakukan dan 5 pemeliharaan perilaku yang ideal dipelihara agar tetap dilakukan. Berdasarkan tingkat perubahan perilaku tersebut dapat disusun strategi komunikasi seperti dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang Sebaiknya Dilakukan Tingkat perubahan perilaku Strategi komunikasi Prekontemplasi Menciptakan kepedulian dan minat Kontemplasi Mengubah persepsi Persiapan dan aksi Menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terjadinya perilaku yang diharapkan Pemeliharaan Membantu terbentuknya situasi yang mendorong agar perilaku yang diharapkan dapat dilakukan terus menerus. Pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku, beberapa persepsi individual dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu : 1 kognitif kepercayaan, keyakinan, pendapat pribadi, resiko yang disarankan dan norma-norma; 2 emosional kemampuan pribadi dan respon emosional; 3 Interaksi sosial pengaruh sosial dan anjuran kepada teman. Pada prinsipnya menyususn strategi komunikasi berdasarkan karakteristik khalayak berarti merekayasa atau merancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi sesuai dengan kondisi khalayak penerima Anonim 1 , 2002.

2. Mendesain Pesan