rumah tangga. Diperlukan desain program komunikasi yang efektif untuk bisa menyampaikan pesan mengenai pentingnya penerapan good practices
dalam keamanan pangan. Diharapkan dengan program komunikasi yang didesain dengan baik maka dapat memotivasi pelaku bisnis pangan baik
rumah tangga, industri kecil, pedagang makanan jajanan, pengusaha katering dan lain-lain untuk menerapkannya, sehingga kasus keracunan pangan,
penggunaan BTP yang tidak sesuai, kasus penolakan eksport bisa semakin berkurang. Program komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan.
B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN
Komunikasi, Informasi dan Edukasi adalah suatu strategi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada sasaran yang tepat sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai. Komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi
dengan memberdayakan sumber komunikasi, pesan, saluran komunikasi dan penerima. Informasi adalah pesan yang akan disampaikan oleh sumber kepada
penerima. Sedangkan edukasi adalah proses pembelajaran dalam komunikasi untuk memantapkan pencapaian tujuan komunikasi, untuk mendidik dan
merubah perilaku penerima ke arah yang diinginkan dalam proses komunikasi. Perubahan yang diharapkan terjadi meliputi perubahan aspek kognitif
pengetahuan, afektif sikap dan psikomotorik keterampilan. Begitu strategisnya peran pangan yang berkualitas dalam mencetak
Sumber Daya Insani SDI yang unggul, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya menghasilkan, menghindari dan memilih pangan yang aman
perlu dikomunikasikan ke segenap lapisan masyarakat. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar masyarakat memiliki kesamaan pemahaman tentang
pentingnya aspek keamanan pangan yang pada gilirannya akan menciptakan masyarakat yang mau dan mampu mengolah pangan yang aman serta
masyarakat yang mau dan mampu memilih serta mengkonsumsi pangan yang aman Anonim
1
, 2002.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima pesan, sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang
disampaikan antara sumber dan penerima pesan, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan komunikasi minimal harus menghasilkan adanya kesamaan
makna. Pengertian minimal ini karena disetiap kegiatan komunikasi terkandung makna informatif, persuasif dan aktif.
Informatif artinya bahwa setiap kegiatan komunikasi menyampaikan informasi yang menyebabkan penerima mengetahui segala sesuatu yang
dikomunikasikan. Persuasif artinya kegiatan komunikasi dilakukan secara persuasif yang memungkinkan seseorang bersedia menerima dan meyakini
kebenaran, menguasai informasi yang telah disampaikan. Aktif mengandung makna bahwa seseorang yang telah menerima suatu informasi dari orang lain
bersedia menerapkannya dalam bentuk tindakan yang kongkrit dalam kehidupannya Anonim
1
, 2002. Komunikasi yang menghasilkan kesamaan makna adalah komunikasi yang efektif. Proses komunikasi setidaknya
melibatkan empat unsur yaitu sumber komunikasi, pesan yang disampaikan, saluran komunikasi dan penerima pesan komunikasi. Keempat unsur itulah
yang menentukan efektif tidaknya suatu proses komunikasi. Penyusunan pedoman komunikasi keamanan pangan dilatar belakangi
selain karena pangan yang berkualitas adalah salah satu penentu kualitas SDI sebagai aset penting pembangunan Indonesia secara keseluruhan, juga mutu
keamanan sebagian pangan masih rendah sebagai akibat ketidaktahuan, keterbatasan modal dan teknologi dari para penghasilpengolah, pangan yang
bermutu rendah masih mendominasi di Indonesia sebagi akibat masih rendahnya pengetahuan para penanggungjawab pemasaran pangan tentang
persyaratan keamanan pangan, rendahnya pengetahuan konsumen, pengusaha, para tokoh masyarakat formal dan non-formal tentang keamanan pangan yang
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta belum adanya koordinasi yang sinergis dari berbagai pihak yang berperan penting dalam pengadaan dan
pemasaran pangan yang aman. Belum adanya mekanisme kontrol yang efektif di setiap elemen
masyarakat untuk menciptakan dan mendukung terciptanya pangan yang
aman. Pemahaman keamanan pangan belum secara optimal didiseminasikan melalui berbagai jenis media, metoda dan sumber, pesan keamanan pangan
yang dikomunikasikan kepada masyarakat belum tersusun secara spesifik, rinci dan mendalam. Saluran-saluran modern potensial di masyarakat
tradisional maupun modern belum dimanfaatkan secara optimal dalam mengkomunikasikan pesan keamanan pangan serta belum adanya metode
evaluasi aplikatif untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi keamanan pangan.
C. STRATEGI PROMOSI