kesadaran masyarakat Indonesia seluruhnya akan pentingnya edukasi keamanan pangan. Jenis-jenis program promosi yang dilaksanakan Badan
POM RI merupakan satu kesatuan yang telah terintegrasi dalam suatu strategi promosi.
Penelitian ini hanya dibatasi pada survei efektivitas poster pesan keamanan pangan, pada Tabel 7 dapat dilihat saran dari responden untuk
perbaikan cara promosi menggunakan media poster. Sebanyak 76.25 responden memilih jumlah yang disebar lebih ditingkatkan dan lebih banyak
dilakukan publikasi pada tempat-tempat umum. Tempat umum yang dimaksud adalah tempat yang banyak dikunjungi orangtempat berkumpulnya banyak
orang seperti stasiun, rumah sakit, supermarket, rumah makan, terminal, lobi hotel dan sebagainya. Hanya 17.5 responden yang memilih perbaikan
ukuran poster. Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya
Keterangan Jumlah
responden Frekuensi
Responden Persentase
Jumlah yang disebarluaskan lebih banyak
160 122 76.25 Publikasi dilakukan di tempat–
tempat umum 160 122 76.25
Perbaikan bahasa poster 160
92 57.50
Tema-tema terbaru sesuai dengan beritaIssu keamanan pangan yang
saedang berkembang 160 85 53.13
Perbaikan isi pesan 160 84 52.50
Perbaikan gambar 160
76 47.50
Perbaikan warna 160
59 36.88
Perbaikan layout 160 54
33.75 Perbaikan jenis tulisan
160 49
30.63 Perbaikan ukuran poster
160 28
17.50
C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL YANG BERBEDA
Alat uji yang dipakai dalam pengujian korelasi dua variabel yang berbeda ini adalah uji Chi Square, koefisien kontingensi dan uji korelasi
spearment. Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas jenis kelamin dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap
responden dapat dilihat pada Tabel 8 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Dapat dilihat bahwa untuk kategori jenis kelamin
bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca
poster hampir sebagian besar menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan variabel pertanyaan yang diujikan, hanya dua variabel yang
menyatakan adanya hubungan ketergantungan antara keduanya, namun demikian nilai koefisien kontingensi mengindikasikan hubungan yang sangat
lemah. Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Kelamin
Pertanyaan Jenis kelamin
Chi Square Koef Kontingensi
Hit Tbl
Kep Nil
Hub
Kegiatan promosi keamanan pangan yang
paling diminati responden 3.058 5.99 Terima
Ho 0.138 Sangat
lemah Pengetahuan responden
tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan
KP 0.419 3.84 Tolak
Ho 0.051 Sangat
lemah Pengetahuan responden
tentang kampanye penempelan poster
2.287 3.84 Terima Ho
0.119 Sangat lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
0.579 5.99 Terima Ho
0.060 Sangat lemah
Kondisi responden setelah melihat dan membaca
poster 12.017 9.49
Tolak Ho
0.264 Lemah Mudah atau tidaknya pesan
keamanan pangan dilaksanakan responden
3.366 5.99 Terima Ho
0.144 Sangat lemah
Tindakan yang dilakukan responden setelah
membaca pesan 4.326 5.99 Terima
Ho 0.162 Sangat
lemah Faktor yang
mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan
pesan KP 5.184 7.81 Terima
Ho 0.177 Sangat
lemah Penyampaian pesan
Keamanan pangan kepada orang lain
2.635 3.84 Terima Ho
0.127 Sangat lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
4.433 5.99 Terima Ho
0.164 Sangat lemah
Keterangan Terima Ho yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kedua variable
Tolak Ho yang berarti bahwa ada hubungan antara kedua variable Ho = Tidak ada hubungan antara dua variable yang diuji
H1 = Ada hubungan antara dua variable yang diuji
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas usia dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden
dapat dilihat pada Tabel 9 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 17. Kategori usia bila dibandingkan dengan sepuluh
pertanyaan yang berkaitan dengan sikap responden terhadap poster hampir sebagian besar menyatakan ada hubungan saling ketergantungan antara usia
dengan sikap responden. Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Usia
Pertanyaan Usia
Chi Square Koef Kontingensi
Hit Tbl Kep Nil Hub
Kegiatan promosi keamanan pangan yang
paling diminati responden 24.382 12.59 Tolak
Ho 0.364 Lemah
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN
POM RI mempromosikan KP
30.307 7.81 Tolak Ho
0.399 Lemah
Pengetahuan responden tentang kampanye
penempelan poster 23.915 7.81 Tolak
Ho 0.361 Lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
44.785 12.59 Tolak Ho
0.468 Lemah Kondisi responden setelah
melihat dan membaca poster
59.764 21.00 Tolak Ho
0.521 Agak kuat
Korelasi 0.302
rendah Mudah atau tidaknya pesan
keamanan pangan dilaksanakan responden
10.844 12.59 Terima
Ho 0.252 Lemah
Tindakan yang dilakukan responden setelah
membaca pesan 29.161 12.59 Tolak
Ho 0.393 Lemah
Faktor yang mempengaruhi responden
belum bisa melaksanakan pesan KP
14.160 16.92 Terima Ho
0.319 Lemah
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada
orang lain 5.323 7.81 Terima
Ho 0.179 Lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
23.552 12.59 Tolak Ho
0.358 Lemah
Keterangan dapat dilihat pada Tabel 8
Dilihat dari nilai koefisien kontingensinya hanya hubungan antara usia dengan kondisi responden setelah melihat dan membaca poster yang
mempunyai hubungan agak kuat dengan nilai korelasi Spearment positif sebesar 0.302 menandakan semakin tinggi tingkat usia akan semakin tinggi
kondisi penerimaan terhadap poster, tidak hanya sekedar menyadari bahwa poster itu ada, akan tetapi meyakini dan mempercayai kebenaran isi pesan
yang disampaikan dan berusaha untuk menjalankannya. Hal ini didorong dengan semakin tingginya usia, semakin banyak ilmu yang dipelajarinya
diikuti tingkat perkembangan pemahamannya tentang suatu hal. Nilai positif menyatakan hubungan yang terjadi adalah searah.
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas tingkat pendidikan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan
sikap responden dapat dilihat pada Tabel 10 sedangkan hasil keluaran
SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
Tabel 10. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Tingkat Pendidikan
Pertanyaan Tingkat pendidikan
Chi Square Koef Kontingensi
Hit Tbl Kep Nil Hub
Kegiatan promosi keamanan pangan yang
paling diminati responden 31.869 12.59 Tolak
Ho 0.408 Lemah
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN
POM RI mempromosikan KP
8.848 7.81 Tolak Ho
0.229 Lemah
Pengetahuan responden tentang kampanye
penempelan poster 7.276 7.81 Terima
Ho 0.209 Lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
23.461 12.59 Tolak Ho
0.358 Lemah Kondisi responden setelah
melihat dan membaca poster
25.139 21.00 Tolak Ho
0.368 Lemah Mudah atau tidaknya pesan
keamanan pangan dilaksanakan responden
22.054 21.00 Tolak Ho
0.348 Lemah Tindakan yang dilakukan
23.999 21.00
Tolak 0.361
Lemah
responden setelah membaca pesan
Ho Faktor yang
mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan
pesan KP 12.446 16.92 Terima
Ho 0.269 Lemah
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada
orang lain 30.340 7.81 Tolak
Ho 0.399 Lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
13.029 12.59 Tolak Ho
0.274 Lemah
Keterangan dapat dilihat pada Tabel 8
Pada Tabel 10 dan Lampiran 18 dapat dilihat bahwa untuk kategori tingkat pendidikan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang
berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster hampir sebagian besar menyatakan ada
hubungan saling ketergantungan antara tingkat pendidikan dengan variable pertanyaan yang diujikan. Hanya dua pertanyaan yang menyatakan tidak ada
hubungan antara keduanya. Namun demikian nilai koefisiien kontingensi mengindikasikan tingkat hubungan yang lemah.
Crowter 2002 dalam Gloria.net 2002 menyatakan bahwa pendidikan adalah hal yang efektif untuk mengetahui tingkat keamanan
Pangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas penyampaian informasi keamanan pangan kepada konsumen selain frekuensi penyampaian
yang berulang, juga retorika penyuluh ketika menyampaikan pesan, suasana tempat diadakan penyuluhan dan alat peraga yang digunakan sebagai media
pendukung atau sarana untuk mempermudah penyampaian pesan. Crowter 2002, dalam acara seminar Food Safety Education in Decentralization
mengatakan bahwa penting di Indonesia dilakukan kampanye keamanan pangan oleh tenaga kesehatan Gloria.net, 2002. Bahwa kondisi audience
setelah mendapatkan informasi dipengaruhi oleh kondisi psikologis, usia dan tingkat pendidikan mereka Kotler, 1995.
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas jenis pekerjaan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap
responden dapat dilihat pada Tabel 11 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
Pada Tabel 11 dan Lampiran 19 dapat dilihat bahwa untuk kategori jenis pekerjaan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan
dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara jenis pekerjaan
dengan variable pertanyaan yang diujikan. Adanya diferensiasi jenis pekerjaan tertentu akan mempengaruhi pilihan dan kondisi mereka setelah melihat dan
membaca poster. Profil responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 11. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Pekerjaan
Pertanyaan Jenis pekerjaan
Chi Square Koef
Kontingensi Korelasi
Hit Tbl Kep Nil Hub Nil Ktr
Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati
responden 109.67
9 23.7 Tolak
Ho 0.638
Agak kuat
0.487 Substan
sial Pengetahuan responden
tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
49.797 14.07 Tolak
Ho 0.487
Lemah - -
Pengetahuan responden tentang kampanye
penempelan poster 52.825 14.07
Tolak Ho
0.498 Lemah -
- Tingkat pemahaman
responden terhadap poster 78.829 23.7 Tolak
Ho 0.575
Agak kuat
0.461 Substan
sial Kondisi responden setelah
melihat membaca poster 82.523 41.3 Tolak
Ho 0.583
Agak kuat
0.533 Substan
sial Mudah atau tidaknya pesan
keamanan pangan dilaksanakan responden
89.596 23.7 Tolak Ho
0.599 Agak
kuat 0.364
Rendah
Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca
pesan 61.400 23.7 Tolak
Ho 0.527
Agak kuat
0.506 Substan
sial Faktor yang mempengaruhi
responden belum bisa melaksanakan pesan KP
39.823 32.7 Tolak Ho
0.446 Lemah -
- Penyampaian pesan
Keamanan pangan kepada orang lain
48.676 14.07 Tolak
Ho 0.483
Lemah - -
Pendapat responden tentang keamanan pangan
36.711 23.7 Tolak Ho
0.432 Lemah -
-
Keterangan dapat dilihat pada Tabel 8
Golongan mahasiswa paling banyak adalah pada posisi mengetahui bahwa ada poster dari Badan POM RI yang berisi pesan keamanan pangan,
mereka mengetahui bahwa poster tersebut dari Badan POM RI setelah membaca pesannya. Golongan PNS sebagian besar telah meyakini kebenaran
isi yang disampaikan pada poster, begitu juga dengan kader posyandu, ibu rumah tangga dan produsenritel.
Golongan mahasiswa menyatakan pesan pada poster mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sedang dari golongan PNS dan
pegawai swasta kebanyakan menjawab sedang saja, demikian juga untuk golongan produsenritel, ibu rumah tangga dan kategori lain-lain humas,
receptionist dan guru. Tiga orang responden kader posyandu mengatakan bahwa pesan pada poster susah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan yang dimiliki, rasa ingin tahu atau keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu
ilmu merupakan bagian dari dorongan motivasi manusia Crowter, 2002. Kader posyandu adalah mereka yang secara langsung berhubungan dengan
kesehatan keluarga, mereka mempunyai motivasi untuk mengetahui lebih banyak tentang keamanan pangan sebelum mereka melakukan tindakan.
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas pengeluaran perbulan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan
sikap responden dapat dilihat pada Tabel 12 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Pada Tabel 12 dan Lampiran 20 dapat dilihat bahwa untuk kategori pengeluaran perbulan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang
berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara
jenis pekerjaan dengan variable pertanyaan yang diujikan. Nilai korelasi positif menyatakan bahwa hubungan bersifat searah,
artinya semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang akan semakin baik penerimaanya terhadap pesan keamanan pangan yang tertulis pada poster.
Klasifikasi substansial menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran seseorang, akan bertambah pula pemahamannya secara bertahap. Sedangkan
klasifikasi tinggi menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran perbulan tidak mengubah sikap penerimaanya responden terhadap poster.
Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan tidak mempengaruhi pilihan responden mengenai pendapat mereka tentang cara mempromosikan
keamanan pangan, juga tidak mempengaruhi pengetahuan responden mengenai tugas Badan POM RI mempromosikan keamanan pangan dan
menyebarluaskan poster. Tingkat pemahaman responden bergantung terhadap pengeluaran bulanan dengan tingkat ketergantungan tinggi, tidak substansial.
Tabel 12. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Pengeluaran Perbulan
Pertanyaan Pengeluaran perbulan
Chi Square Koef
Kontingensi Korelasi
Hit Tbl Kep Nil Hub Nil Ktr
Kegiatan promosi keamanan pangan yang
paling diminati responden 204.
98 12.59
Tolak Ho
0.7 49
Agak kuat
0.7 33
Derajat asosias
Tinggi Pengetahuan responden
tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan
KP 139.
35 7.81 Tolak
Ho 0.6
82 Agak
kuat 0.9
27 Derajat
asosias Tinggi
Pengetahuan responden tentang kampanye
penempelan poster 143.
78 7.81 Tolak
Ho 0.6
88 Agak
kuat 0.9
47 Derajat
asosias Tinggi
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
208. 7
12.59 Tolak
Ho 0.7
52 Agak
kuat 0.8
39 Derajat
asosias Tinggi
Kondisi responden setelah melihat dan membaca
poster 126.
39 21.0 Tolak
Ho 0.6
64 Agak
kuat 0.6
99 Substan
sial Mudah atau tidaknya pesan
keamanan pangan dilaksanakan responden
200. 45
12.59 Tolak
Ho 0.7
46 Agak
kuat 0.6
34 Substan
sial Tindakan yang dilakukan
responden setelah membaca pesan
75.3 89
12.59 Tolak
Ho 0.5
66 Agak
kuat 0.6
55 Substan
sial Faktor yang mempengaruhi
responden belum bisa melaksanakan pesan KP
47.6 28
16.92 Tolak
Ho 0.4
79 Lemah -
- Penyampaian pesan
Keamanan pangan kepada orang lain
117. 61
7.81 Tolak Ho
0.6 51
Agak kuat
0.6 43
Substan sial
Pendapat responden tentang keamanan pangan
26.4 14
12.59 Tolak
Ho 0.3
76 Lemah -
-
Keterangan dapat dilihat pada Tabel 8
Dapat dilihat pada Lampiran 20, bahwa responden golongan ekonomi tinggi dan menengah keatas kurang mengetahui adanya kampanye
poster yang dilakukan Badan POM RI. Lokasi sampling yang jauh dari Badan POM RI berpengaruh, hal ini berarti penyebarluasan pesan keamanan pangan
belumlah meluas dan bisa dijangkau oleh semua masyarakat, atau masyarakatlah yang kurang peduli terhadap informasi mengenai keamanan
pangan sehingga terkesan tidak peduli pada informasi yang diberikan, karena anggapan subyektivitas mereka bahwa ”Toh sampai sekarang masih hidup?”
Golongan masyarakat yang termasuk kelas menengah kebawah sebanyak 112 orang bisa memahami poster, hal ini bisa dilihat karena
responden yang termasuk dalam golongan ini sebagain besar adalah mahasiswa yang notabene mempunyai akses tinggi dengan informasi dan
berita terbaru dengan tingkat analitis dan daya nalar cukup baik. Sebagian besar golongan ekonomi menengah kebawah menyatakan
bahwa pesan pada poster mudah dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, golongan masyarakat menengah keatas dan tinggi menyatakan tidak mudah.
Hal ini berkaitan dengan gaya hidup mereka yang modern dan waktu yang terbatas. Misalnya untuk poster mengenai pemisahan penyimpanan bahan
mentah dan bahan matang di dalam almari es, jika kondisi waktu tidak memungkinkan untuk memisahkannya, maka mereka akan menjawab tidak
mudah untuk melaksanakan pesan yang tertulis. Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan responden, mereka
akan lebih tahu tentang tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, hal ini berkaitan dengan akses informasi yang diperoleh
oleh golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi yang lebih luas dibandingkan golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah
kebawah dan rendah. Golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi lebih mengetahui tentang kampanye penempelan poster yang dilakukan Badan
POM RI, mengingat kebanyakan responden dengan penghasilan tinggi adalah manajer toko swalayan yang berhubungan langsung dengan barang dagangan
yang dijajakan, karena itu mereka mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Badan POM RI sebagai lembaga yudikatif yang mengatur peredaran
pangan dan obat-obatan di Indonesia dan melalui manajer tokolah izin kerjasama penyebaran poster keamanan pangan di lakukan sebelumnya.
Korelasi Spearment
Uji korelasi Spearment untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan saling ketergantungan antara dua variabel hanya dilakukan untuk pertanyaan
yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat. Hasil uji korelasi untuk pertanyaan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat dapat
dilihat pada Lampiran 21. Berdasarkan Lampiran 21 dapat dilihat pengujian
korelasi untuk variabel bebas usia hanya dilakukan untuk 1 variabel pertanyaan. Pada variabel bebas jenis pekerjaan dilakukan untuk 5 variabel
pertanyaan, sedangkan untuk variabel bebas tingkat pengeluaran perbulan dilakukan dikorelasikan 8 variabel pertanyaan. Untuk kategori variabel bebas
jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak dilakukan pengujian korelasi, karena nilai koefisien kontingensi untuk semua variabel pertanyaan dari
keduanya menunjukkan hubungan yang lemah seperti dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 10.
D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER