2. Uji Kuesioner
Sebelum daftar kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah
pertanyaan tertentu perlu ditambahkan atau dihilangkan, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu
diubah dan apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan mengubah bahasa.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dua hal yang diuji adalah validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas berfungsi mengetahui hubungan atau korelasi antara pertanyaan
dengan skor total, sedangkan uji reliabilitas mengujikan sekelompok pertanyaan apakah saling berhubungan dan konsisten dalam mengukur
suatu konsep pertanyaan. Terdapat enam golongan validitas, yaitu validitas konstruk, isi, prediktif, eksternal, rupa dan validitas Budaya
Singarimbun dan Effendi, 1989. Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk construct validity. Dari jenis
pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner, maka validitas dan reliabilitas yang akan diuji pada penelitian ini dibatasi hanya pada
penyusunan skala sikap pendapat responden terhadap poster. Menurut Pratisto 2004 uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu : 1 Repetitive measurement pengukuran secara berulang. Prinsipnya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran pertama
dengan hasil pengukuran kedua; 2 One shot sekali ukur sistem ini sering disebut juga dengan pengujian internal.
4. Uji Chi-Kuadrat
Menurut Siegel 1997, uji Chi-kuadrat merupakan suatu uji yang digunakan untuk menetapkan signifikasi perbedaan-perbedaan antar dua
kelompok yang independen.
Hipoteses dapat diuji dengen formula sebagai berikut : χ
2
= Σ Oij – Eij
2
Eij Dimana :
χ
2
= nilai
Chi-kuadrat, r = jumlah baris, k = jumlah kolom Oij
= frekuensi pengamatan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j Eij
= frekuensi harapan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j Untuk
mendapatkan frekuensi
yang diharapkan
bagi masing-masing sel Eij, jumlah total baris dan total kolom pada sel
tertentu dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel N. Hipoteses yang digunakan adalah Ho = kedua peubah bersifat bebas,
H1 = kedua peubah saling berhubungan. Hipotesis nol ditolak jika nilai χ
2
yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritis Chi-kuadrat dari tabel dan sebaliknya diterima bila nilai
χ
2
kurang dari nilai kritis Chi-kuadrat tabel. Derajat bebas db yang digunakan dihitung dengan
rumus db = k-1 r-1 dan digunakan selang kepercayaan 95 Wahid, 2003.
5. Koefisien Kontingensi
Koefisien kontingensi
θ digunakan untuk mengatur kekuatan hubungan antar variabel Rangkuti, 1997. Untuk menentukan kuat
lemahnya korelasi digunakan batasan Champion yaitu : 1 0.00-0.25 menunjukkan hubungan lemah; 2 0.26-0.50 menunjukkan hubungan
yang agak lemah; 3 0.51-0.75 menunjukkan hubungan yang agak kuat; 4 0.76-1.00 menunjukkan hubungan yang kuat.
6. Korelasi Spearment
Korelasi adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif
dan kualitatif, juga untuk menguji apakah hubungan antara dua variabel tersebut bersifat berbanding lurus atau berbanding terbalik, atau bahkan
tidak mempunyai hubungan sama sekali Sulaiman, 2002.
Untuk kriteria penggolongan nilai korelasi dapat dilihat pada Tabel 3, berdasarkan Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002.
Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi No
Interval Kriteria
1 0.20
Dapat diabaikan 2
0.20 – 0.40 Korelasi rendah
3 0.40 – 0.70
Hubungan substansial 4
0.70 – 1.00 Derajat asosiasi tinggi
Ket Young 1982 : 317 dalam Sulaiman 2002.
III METODOLOGI
A. KEGIATAN MAGANG