panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia Arisman, 2009.
Soleh 2003 menemukan bahwa dari 25 sampel makanan dan minuman jajanan yang beredar di wilayah kota Bandung, terdapat 5 sampel yang positif
mengandung zat warna yang dilarang oleh pemerintah, yaitu rhodamin B produk sirup jajanan, kerupuk, dan terasi merah, sedangkan untuk methanyl yellow tidak terdapat
dalam sampel. Di Surabaya Asmarani 2009 menemukan di SDN Margorejo 1403 Surabaya, makanan dan minuman jajanan yang dijual di sekitar sekolah tersebut, dapat
diketahui dari 11 jenis makanan dan minuman jajanan yang dicurigai mengandung rhodamin B ada 7 jenis makanan yang positif terdeteksi mengandung rhodamin B.
Sementara itu tahun 2008 Balai Besar POM Semarang mendapatkan dari 33 sampel terasi yang dibeli dari penjual di Jawa Tengah baik yang di swalayan maupun pasar
tradisional menunjukan sebanyak 18 54,5 terasi positif mengandung rhodamin B. Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin mengetahui gambaran mengenai
penerapan higiene sanitasi dan kandungan rhodamin B pada terasi berbagai merek yang dijual di pasar Kota Medan sesuai dengan Kepmenkes RI No.
942MenkesSKVII2003 dan Permenkes RI No. 722MenkesPerIX1988.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya higiene sanitasi pengolahan terasi dan penggunaan zat pewarna yang tidak diizinkan terus terjadi. Dengan demikian, yang menjadi
perumusan masalah adalah bagaimana higiene sanitasi pengolahan terasi dan kandungan rhodamin B pada terasi berbagai merek yang dijual di pasar Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi industri rumah tangga pengolahan terasi dan kandungan rhodamin B pada terasi berbagai merek yang dijual
di pasar Kota Medan. 1.3.2.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui higiene sanitasi pemilihan bahan baku terasi, penyimpanan
bahan baku terasi, pengolahan terasi, penyimpanan terasi, pengangkutan terasi, dan penyajian terasi.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya rhodamin B sebagai zat pewarna pada
terasi dari industri rumah tangga pengolahan terasi dan terasi berbagai merek yang dijual di pasar Kota Medan.
3. Untuk mengetahui karakteristik terasi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pembuat untuk mempertahankan higiene sanitasi
industri rumah tangga pengolahan terasi. 2.
Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan BPOM tentang pemakaian zat pewarna buatan pada terasi dalam hal program
pengawasan makanan yang beredar di pasaran. 3.
Memberikan informasi dalam upaya peningkatan pengetahuan bagi masyarakat selaku konsumen di dalam memilih terasi yang akan dibeli.
4. Menambah wawasan berpikir bagi peneliti terutama yang berhubungan dengan
higiene sanitasi dan penggunaan pewarna buatan pada terasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman 2.1.1. Pengertian Higiene
Ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan istilah higiene dan sanitasi mempunyai perbedaan-perbedaan. Yang dimaksud dengan higiene adalah usaha kesehatan
masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan
tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Azwar, 1990.
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan Depkes RI, 2004.
2.1.2. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Azwar, 1990. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihan
lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak
dibuang sembarangan Depkes RI, 2004.
2.1.3. Pengertian Makanan dan Minuman
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Adapun pengertian makanan yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan semua substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan
Depkes RI, 1989. Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk ke dalam tubuh
seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberi tenaga, mengatur semua proses
di dalam tubuh Tarwotjo, 1998. Higiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan
faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan keracunan makanan Depkes RI, 2004.
2.2. Peranan Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit
Menurut Sihite 2000, makanan dalam hubungannya dengan penyakit, akan dapat berperan sebagai :
1. Agen
Makanan dapat berperan sebagai agent penyakit, contohnya : jamur seperti Aspergillus yaitu spesies dari genus Aspergillus diketahui terdapat dimana-mana dan
hampir dapat tumbuh pada semua substrat, fungi ini akan tumbuh pada buah busuk, sayuran, biji-bijian, roti dan bahan pangan lainnya.
2. Vehicle
Makanan juga dapat sebagai pembawa vehicle penyebab penyakit, seperti : bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga beberapa
mikroorganisme yang patogen, serta bahan radioaktif. Makanan tersebut dicemari oleh
zat-zat diatas atau zat-zat yang membahayakan kehidupan. 3.
Media
Makanan sebagai media penyebab penyakit, misalnya kontaminasi yang jumlahnya kecil, jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang
cukup, maka bisa menyebabkan wabah yang serius.
2.3. Penyehatan Makanan