30
Memiliki senjata apa pun bentuknya membutuhkan daya tahan mental yang baik. Pemilik harus mengerti benar kapan digunakan atau tidak digunakan.
Mereka yang bermental cengeng, emosi tidak stabil, mau menang sendiri, suka pamer, sebaiknya menjauhkan diri atas kepemilikan karena senjata api hanya akan
mendatangkan bahaya bagi orang lain. Merasa diri terancam, tersinggung atau merasa tidak aman akan mudah sekali memicu penggunaan di luar akal sehat.
Inilah yang berulang-ulang kali terjadi di masyarakat sekarang ini. Jangankan warga sipil, aparat saja banyak yang lalai sehingga jatuh korban yang mestinya
tidak perlu. Kenyataan-kenyataan seperti itulah yang selama ini terjadi. Senjata api yang telah resmi terdaftar pastilah lebih mudah. Yang menjadi tantangan
aparat kepolisian adalah justru menekan peredaran senjata api dari pasar gelap. Dengan perairan seluas ini, Indonesia mudah sekali dijejali berbagai jenis
barang selundupan, termasuk senjata api dalam berbagai jenis dan tipe. Memutus jaringan para penyelundup juga bukan pekerjaan mudah, apalagi jika ada oknum
aparat yang mudah sekali diajak bekerja sama dan bekerja bersama-sama.
2.1.7 Teror Teror menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 adalah kekacauan, tindak
kesewenang wenangan untuk menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Ada yang menerjemahkan teror sebuah kekerasan untuk menimbulkan rasa takut. Ada
juga yang mendefinisikan, teror sebagai aksi brutal dengan korban harta dan jiwa yang menimpa masyarakat sipil. Teror juga diartikan sebagai aksi menguasai
perasaan orang lain dengan cara-cara yang tidak wajar. Memang generik teror tidak pernah seragam, tergantung siapa yang menafsirkan. Paling tidak kita bisa
31
menarik simpul besar dari teror adalah tindakan radikal, kalau dia menjelma menjadi sebuah keyakinan jadilah ia radikalisme.
Pelaku teror bisa orang per orang, sekelompok orang, sipil, militer bahkan negara dan kumpulan negara. Sehingga jika makin banyak melibatkan korban
manusia, terutama rakyat sipil, maka makin mudah mengidentifikasinya bahwa itu adalah tindakan teror. Tapi ada padanan kata lain yang cenderung diperlakukan
sama dengan terorisme, yakni fundamentalisme atau militan.
2.1.8.Teroris Dan Terorisme di Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Teroris adalah Pengacau,orang yang melakukan teror atau pelaku teror. Terorisme adalah serangan-serangan
terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara
peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa
yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Sumber
http:hminews.comnewsteror-vs-jihad .
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak
menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan
dan tidak memiliki justifikasi, Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan teroris dan terorisme, para teroris umumnya menyebut diri mereka
sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : Makna sebenarnya
32
dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang.
Terorisme di Indonesia merupakan terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok militan Jemaah Islamiyah yang berhubungan dengan al-Qaeda
ataupun kelompok militan yang menggunakan ideologi serupa dengan mereka. Sejak tahun 2002, beberapa target negara Barat telah diserang. Korban yang
jatuh adalah turis Barat dan juga penduduk Indonesia. Terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan
empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali 2002. Sumber Kompas.com
Berikut adalah beberapa kejadian terorisme yang telah terjadi di Indonesia dan instansi Indonesia di luar negeri:
1981 : Garuda Indonesia Penerbangan 206, 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan. pada Penerbangan dengan
pesawat DC-9 Woyla berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul
10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Mereka bersenjata senapan mesin dan granat, dan
mengaku sebagai anggota Komando Jihad; 1 kru pesawat tewas; 1 tentara komando tewas; 3 teroris tewas.
2000 : Bom Kedubes Filipina, 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2
33
orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
Bom Kedubes Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bursa Efek Jakarta, 13 September 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka.
104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. Bom malam Natal, 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada
malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
2001: Bom Gereja Santa Anna dan HKBP, 22 Juli 2001. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas.
Bom Plaza Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001. Bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Bom restoran KFC, Makassar, 12 Oktober 2001. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban
jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
Bom sekolah Australia, Jakarta, 6 November 2001. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School AIS, Pejaten, Jakarta.
2002 : Bom Tahun Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya
34
luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka.
Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Bom restoran McDonalds, Makassar, 5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonalds Makassar. 3 orang
tewas dan 11 luka-luka. 2003 : Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003, Bom rakitan
meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa. Bom Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 27 April 2003. Bom meledak dii
area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Bom JW Marriott, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami
luka-luka. 2004 : Bom Palopo, 10 Januari 2004. Menewaskan empat orang. BBC
Bom Kedubes Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan
juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI
35
Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
2005 : Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005 Bom Tentena, 28 Mei 2005. 22 orang tewas.
Bom Pamulang, Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M
Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa. Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-
kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJAs Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman
Café Jimbaran. Bom Pasar Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di Palu,
Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.[1] 2009: Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW
Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB.
2010 : Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010 Sumber
http:id.wikipedia.orgwikiTerorisme_di_Indonesia
36
2.1.9. Perbandingan Motif Gambar Seragam Loreng