BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Berdasarkan cara pengumpulan data, jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian survei yaitu metode yang
dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok,
sedangkan menurut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menguji “ Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan “ maka jenis penelitian ini adalah penelitian konfirmatori yaitu penelitian yang bertujuan atau membuktikan serta menjelaskan
hubungan antara variabel-veriabel melalui pengujian hipotesis.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi dari obyek atau subyek yang mempunyai karateristik tertentu dan kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel Umar, 1998. Populasi dari pada penelitian ini adalah karyawan PT. Petrokopindo Cipta Selaras yang
berjumlah 69 orang sebagai nara sumber yang dapat memberikan informasi mengenai motivasi karyawan dan disiplin karyawan serta
kinerja karyawan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.2.2 Sampel
Setelah mengidentifikasi populasinya, selanjutnya ditentukan pemilihan sample dan jumlah sample tergantung pada jumlah indikator
yang digunakan dalam seluruh variable laten penelitian ini dikalikan minimum 5 dan maximum 10 A. Ferdinand, 2002 sedang untuk
mengambil sampel atau responden diilakukan dengan metode simple random sampling. Simple Random Sampling adalah desain pemilihan
yang paling sederhana dan mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam disain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih dalam hal ini karyawan PT. Petrokopindo Cipta Selaras.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini, dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variabel laten oksogen, yaitu variabel yang nilainya mempengaruhi nilai variabel lain, variabel ini diberi simbol “
ξ ” Ksi yaitu Motivasi
Kerja ξ
A
yang terdiri dari 2 dimensi yaitu : Motivasi Internal ξ
1
dan Motivasi External
ξ
2
, serta Disiplin Kerja ξ
B
yang terdiri dari 3 dimensi yaitu : Teladan Pimpinan
ξ
3
, Pengawasan ξ
4
, Sanksi Hukuman
ξ
5
.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Variabel laten endogen, yaitu variabel yang nilainya tergantung dari nilai variabel lain. Variabel ini diberi symbol “
η ” Eta yaitu Kinerja
Karyawan.
3.3.2 Definisi Operasional dan Pengukurannya. A Motivasi Kerja
ξ
A
Motivasi kerja merupakan hal atau sesuatu yang mendorong seseorang berbuat sesuatu, motivasi individu dapat timbul dari dalam
individu motivasi internal dan dapat timbul pula dari luar individu motivasi eksternal, dan keduanya mempunyai pengaruh terhadap
perilaku dan kinerja dari para karyawan. Dimensi motivasi kerja ini adalah :
1. Motivasi Internal
ξ
1
Dimensi motivasi internal adalah kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat
motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik, jika kondisi ini tidak ada, maka tidak menimbulkan rasa
ketidakpuasan yang dinamakan pemuas atau motivator. Indikator dari motivasi internal antara lain :
a. Prestasi Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai sesuatu
kebutuhan dapat mendorong untuk mencapai sasaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. Pengakuan Pengakuan atas keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang
adalah penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh loyalitas terhadap organisasi, dapat dilakukan manajemen melaui
pujian lisan, bonus, pengakuan umum melalui pemberian hadiah ataupun dalam bentuk penghargaan yang lain.
c. Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan kewajiban karyawan untuk melakukan
pekerjaan tertentu yang diberikan oleh manajemen dengan sebaik- baiknya sesuai kemampuan yang dimiliki. Disamping itu, adanya
rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivator untuk ikut bertanggung jawab akan kelangsungan jalanya organisasi.
Keterlibatan karyawan pada saat proses pengambilan keputusan, memecahkan suatu permasalahan yang dijadikan masukan bagi
pimpinan merupakan motivator yang kuat bagi karyawan. d. Kesempatan untuk maju dan berkembang
Kesempatan untuk maju dan berkembang merupakan motivator yang cukup kuat bagi karyawan, bekerja tanpa harapan atas
kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, tidak akan memotivasi untuk berprestasi atau bekerja dengan produktif,
begitu pula dengan perkembangan kemampuan seseorang. Perkembangan kemampuan karyawan dapat ditingkatkan melalui
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pelatihan dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi kerja secara tepat.
e. Pekerjaan itu sendiri Pelaksanaan pekerjaan yang menyenangkan dan adanya tantangan
yang dihadapi merupakan motivasi kuat bagi seseorang untuk mengatasinya. Sasaran tidak menantang biasanya tidak mampu
menjadi motivator, bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin yang membosankan. Selain itu, pekerjaan dengan variasi yang sangat
kecil dapat menyebabkan karyawan merasa jenuh dan letih. Pekerjaan yang memberikan otonomi kepada karyawan akan
menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya, kontrol yang berlebihan akan mengarah ketidakpuasan kerja yang tinggi dari
para karyawan.
2. Motivasi Eksternal
ξ
2
Dimensi motivasi eksternal adalah dimana keadaan pekerjaan dan hygieni yang menyebabkan rasa tidak puas diantara para
karyawan apabila kondisi ini tidak ada, maka hal ini tidak perlu memotivasi karyawan. Sebaliknya apabila keadaan pekerjaan dan
hygieni cukup baik, keadaan ini dapat membentuk kepuasan bagi karyawan. Indikator dari motivasi eksternal, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
a. Upah gaji Para karyawan membuat penilaian akan gaji yang diterimanya
dengan membuat perbandingan sosial. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan profesional kerja, semakin tinggi tingkat
kemungkinan ia akan melakukan perbandingan sosial dengan orang-orang lain diluar organisasi. Bila gaji yang diberikan dirasa
terlalu rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum, merupakan faktor yang menghambat produktivitas.
Demikian pula bila gaji yang diterima orang lain untuk tipe pekerjaan yang sama, akan menimbulkan rasa tidak puas dari karyawan. Gaji
yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan fisik minimum merupakan salah satu syarat mutlak untuk mengharapkan adanya
produktivitas tenaga kerja yang baik. b. Keamanan Kerja
Adanya kepastian dalam menghadapi masa depan dan perasaan aman dalam bekerja akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan. Ketidakpastian masa depan perusahaan akan tidak memungkinkan adanya hubungan kerja sama yang
berjangka panjang atau kerja seumur hidup. c. Prosedur kerja
Prosedur perusahaan tampak dalam bentuk kebijaksanaan pimpinan perusahaan, terutama yang menyangkut hak-hak
karyawan untuk mendapat gaji yang layak, kesempatan untuk maju,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
adanya kepastian, keterbukaan dalam masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dapat pula mempengaruhi kinerja karyawan.
d. Mutu supervisi Supervisi yang didasarkan pada pendekatan manusiawi tanpa
memerlukan pemaksaan atau supervisi ketat akan mendorong kinerja bagi karyawannya.
e. Hubungan Interpersonal antara rekan kerja, atasan, dan bawahan Hubungan yang terbina dengan menyenangkan, tidak ada konflik
yang berarti serta adanya dorongan semangat dari atasan, teman kerja serta dari bawahan meruapkan sesuatu yang diharapkan oleh
setiap pekerja. f. Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan para karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas, seperti temperature ruangan, kelembaban, ventilasi, penerangan, kebersihan tempat kerja dan lokasi dimana organisasi
berada.
B. Disiplin Kerja
ξ
B
Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”. Dimensi disiplin kerja antara lain :
1. Teladan pimpinan
ξ
3
Adalah bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dari ucapan, perbuatan, sikap sesuai aturan disiplin yang sudah
ditetapkan. Indikator dari teladan pimpinan antara lain : a. Pimpinan selalu mematuhi peraturan
Pimpinan selau mematuhi peraturan yang berlaku dan telah ditetapkan sebagai tata tertib yang beraku bagi semua lapisan
karyawan. b. Pimpinan selalu memberi contoh yang nyata kepada karyawan
dengan menjaga sikap dan perbuatannya. Bahwa sikap dan perilaku seorang dalam keseharian mencerminkan
sikap dan perilaku seorang pemimpin sehingga dapat memberikan contoh yang baik bagi bawahannya.
c. Pimpinan selalu hadir dan meninggalkan tempat kerja tepat waktu Bahwa pimpinan diharapkan selalu hadir dan meninggalkan tempat
kerja tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Pengawasan
ξ
4
Yaitu pernyataan karyawan tentang kemampuan, sikap pengawas atasan dalam melakukan pengawasan serta membantu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Indikator dari pengawasan antara lain :
a. Sikap dan perilaku pengawas dalam melakukan pengawasan Bahwa cara penyampaian pengawas atau atasan langsung dalam
mengawasi bawahan menunjukkan sikap dan perilaku yang membangun demi kelancaran tugas atau pekerjaan.
b. Kecakapan pengawas dalam melakukan pengawasan Bahwa pengawas dalam melakukan pengawasan memahami aturan
atau tata cara mengawasi yang baik yang disesuai dengan situasi dan kondisi tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan.
c. Objektifitas pengawas dalam melakukan pengawasan Bahwa pengawas dalam melakukan pengawasan harus objektif
tidak membeda-bedakan antara karyawan satu dengan yang lainnya dan sesuai keadaan yang ada.
3. Sanksi hukuman
ξ
5
Adalah pemberian hukuman kepada yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi. Indikator dari sanksi hukuman
antara lain : a. Ketegasan sanksi
Sanksi-sanksi pelanggaran disiplin yang dilakukan karyawan dijatuhkan secara tegas kepada setiap karyawan sesuai peraturan
yang berlaku.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. Sanksi yang diberikan sesuai dengan tindakan yang dilakukan Sanksi-sanksi yang diberikan kepada karyawan harus sesuai
dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan karyawan berdasarkan peraturan yang berlaku.
c. Sanksi disiplin dapat diterima oleh rasa keadilan Sanksi-sanksi yang dijatuhkan atau dibeirkan harus sesuai dan
dapat diterima oleh rasa keadilan artinya bahwa sanksi-sanksi pelanggaran disiplin tidak membeda-bedakan status pangkat
golongan dari karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin.
A. Kinerja Karyawan
η Pada variabel tergantung yaitu kinerja karyawan didefinisikan
sebagai tingkat sejauh mana keberhasilan seorang karyawan di dalam melakukan pekerjaan level of job performance. Penilaian
kinerja dilakukan oleh atasan langsung responden yang mengacu pada kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam menilai kinerja karyawan.
Indikator dari kinerja karyawan antara lain : 1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode. Artinya kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan yang dilakukan dalam setiap harinya sesuai
dengan waktu dipergunakan dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajemen pimpinan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Job knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilannya. Artinya memahami tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan tugas-tugasnya seperti undang-undang, peraturan-peraturan, prosedur kerja, panduan melaksanakan
pekerjaan. 3. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru
dan dalam memperbesar tanggungjawab karyawan terhadap tugas yang diberikan. Artinya pemahaman tentang tugas
pekerjaan yang diberikan kepada karyawan apakah dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
yang timbul. Artinya bahwa dalam melaksanakan tugas pekerjaan karyawan diharapkan mempunyai ide-ide atau
gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan yang dapat membantu dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya.
5. Cooperative yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi. Artinya kesediaan karyawan
untuk bekerja sama dengan orang lain baik dengan teman sekerja atau sesama anggota organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.4 Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian tersebut di atas diukur dengan skala Likert dengan lima tingkat interval. Untuk variabel motivasi kerja dan
disiplin kerja diberikan lima skala penilaian dari sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat kurang baik dengan bobot sebagai berikut :
a. Jawaban a kategori sangat baik diberi bobot 5 b. Jawaban b kategori baik diberi bobot 4
c. Jawaban c kategori cukup baik diberi bobot 3 d. Jawaban d kategori kurang baik diberi bobot 2
e. Jawaban e kategori sangat kurang baik diberi bobot 1
3.5 Batasan dan Asumsi Penelitian
3.5.1 Batasan Masalah
Penelitian ini agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka harus untuk diberi batasan
masalah yang diteliti dengan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Penelitian dan responden pada karyawan di lingkungan PT.
Petrokopindo Cipta Selaras. 2. Pembahasan pada penelitian ini yaitu tentang pengaruh motivasi
kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Petrokopindo Cipta Selaras.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.5.2 Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Opini yang diberikan oleh responden yang tertuang dalam kuesioner
diasumsikan representatif dalam melakukan penilaian dan keterhubungan antara variabel motivasi kerja meliputi motivasi
internal dan motivasi eksternal dan disiplin kerja meliputi teladan pimpinan, pengawasan dan sanksi hukuman terhadap kinerja
karyawan PT. Petrokopindo Cipta Selaras. 2. Responden dalam mengisi kuesioner diasumsikan sesuai dengan
pendapat dan pernyataan masing-masing dengan bebas dan bertanggungjawab.
3.6 Instrument Penelitian
Validitas Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini kuesioner yang
nantinya akan diberikan kepada responden yang dituju dan didesain berdasarkan kondisi serta situasi yang ada dan akan dilakukan uji
untuk mendapatkan jenis instrumen alat ukur yang valid dan reliable, oleh karena itu diperlukan uji validitas dan realiabilitas. Pengujian
validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat ukur menurut Hair, et al 1998 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.6.1 Uji Validitas Alat Ukur
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Pada metode Structural Equation Mode
SEM, uji validitas dilakukan dengan melihat loading factor atau construc loading
λ pada masing-masing indikator. Semakin besar nilai
λ maka semakin valid, indikator tersebut dikatakan valid bila uji t-nya
signifikan, software AMOS 4.01 memiliki fasilitas uji ini.
3.6.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur
Uji keandalan realibilitas digunakan untuk menguji keajegan hasil pengukuran kuesioner yang erat hubungannya dengan masalah
kepercayaannya. Pada Structural Equation Mode SEM ada 3 uji realibilitas yaitu :
1. Indicator reliability reliabilitas indikator yaitu uji realibilitas dilakukan dengan melihat besarnya error pada masing-masing
indikatornya, baik pada indikator variabel eksogen maupun indikator variabel endogen. Semakin kecil nilai errornya, maka indikator
tersebut reliabel, sehingga alat ukurnya juga dikatakan reliable. Bila realibilitas indikator diperoleh dengan rumus 1 – error yang
nilainya harus tidak kurang dari 0,50. Untuk menguji realibilitas indicator juga digunakan melalui uji reliabilitas konsistensi inetrnal
dengan melihat koefisien Cronbach’s Alpha. Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
atau indikator observation. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi
item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Crombach’s Alpha yang dihasilkan. Koefisien Crombach’s Alpha
memenuhi rules of thumb yang disyaratkan 0,7 Hair, et al, 1998. Proses eliminasi diperlukan pada item to total correlation pada
indikator yang nilainya 0,5 Purwanto, 2003. Apabila item total correlation indicator seluruhnya 0,5 maka tidak terjadi eliminasi.
Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam proses perhitungan Crombach’s Alpha. Perhitungan Crombach’s Alpha
dilakukan setelah proses eliminasi. 2. Construct reliablity reliabilitas konstruk yang diperoleh dengan
rumus sebagai berikut : ∑
standardized loading² CR Construct Reliability =
∑ standardized loading² +
∑ε j
Nilai CR ini harus tidak kurang dari 0,70 sofware AMOS 4.01 memilik fasilitas uji ini, meskipun tidak secara langsung.
3. Variance extracted ekstraksi ragam yang diperoleh dengan rumus :
∑ standardized loading²
VE Variance Extracted = ∑
standardized loading² + ∑ε
j Nilai VE ini harus tidak kurang dari 0,50 sofware AMOS 4.01
memilik fasilitas uji ini, meskipun tidak secara langsung.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Petrokopindo Cipta Selaras sampai dengan bulan Mei 2007 yang dipergunakan untuk
pengumpulan data sehingga tercukupinya data penelitian.
3.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan subyek penelitian yang akan diteliti dan model
instrumennya. Dalam hal ini pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan sebagai berikut :
a. Penyebaran kuisioner mengenai dimensi motivasi kerja dan dimensi disiplin kerja kepada karyawan.
b. Penyebaran kuisioner mengenai kinerja karyawan kepada atasan dari karyawan tersebut.
Sedangkan sumber penelitian yang merupakan sekumpulan data diambil berdasarkan jenis dan metode pengumpulan data yang
dibutuhkan. Berdasarkan jenisnya yaitu : 1. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu karyawan PT. Petrokopindo
Cipta Selaras.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Data sekunder Data yang diperoleh dari obyek penelitian yang digunakan sebagai
data pelengkap dalam hal ini PT. Petrokopindo Cipta Selaras serta studi pustaka mencari landasan teori dan penelitian terdahulu yang
dapat membantu, dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
1. Metode kuesioner Yaitu memberikan angket daftar pertanyaan kepada responden.
2. Metode observasi Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan oleh karyawan selama ini.
3.9 Analisis Data