Teori Motivasi Motivasi A. Pengertian Motivasi

motivasi yang tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan, keinginan sehingga seseorang melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya, baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

B. Teori Motivasi

Cukup banyak teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli, hal ini dapat dimengerti karena motivasi memang merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi, masing-masing teori motivasi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana motivasi terjadi dan mengapa orang berperilaku tertentu. Ada beberapa teori motivasi dan hasil riset yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya. Teori motivasi dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : a. Teori kepuasan, yang memusatkan pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku, mereka berusaha menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang. b. Teori proses, yang menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihentikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Teori-teori penting tentang kepuasan yaitu Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham H.Maslow 1943, Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg 1987 dan Teori Prestasi dari D.C.McClelland 1972, teori-teori ini telah mendorong banyak ahli untuk melakukan penelitian yang mendalam serta mendorong para manajer lebih berusaha keras menerapkannya ke dalam praktek. Teori-teori ini tetap terkenal dan mempunyai pengaruh pada praktek manajer selama bertahun-tahun, sejak teori-teori ini disajikan pertama kalinya. Motivasi instrumental adalah teori yang berpendapat bahwa harapan akan imbalan atau hukuman merupakan pendorong bagi tindakan seseorang. a. Teori Hierarki Kebutuhan menurut Abraham H.Maslow. Inti dari teori Maslow ini menghipotesiskan bahwa dalam diri manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan yaitu : 1 Kebutuhan fisiologis psychological termasuk lapar, haus, tempat berteduh dan kebutuhan badaniah lainnya. 2 Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman safety termasuk keamanan dan perlindungan terhadap gangguan fisik serta emosional. 3 Kebutuhan sosial social termasuk kasih sayang, penerimaan oleh masyarakat, keanggotaan kelompok dan kesetiakawanan. 4 Kebutuhan penghargaan esteem termasuk harga diri, kemandirian, keberhasilan, status, pengakuan dan perhatian. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 5 Kebutuhan aktualitas diri self actualization termasuk kemampuan berkembang, kemampuan mencapai sesuatu, kemampuan mencukupi diri sendiri. Kebutuhan Akan aktualisasi diri ___________________ Kebutuhan penghargaan _________________________ Kebutuhan sosial _______________________________ Kebutuhan akan keamanan ____________________________________ Kebutuhan phsikologis Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan menurut Maslow. Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih cocok fisiologis sebelum memenuhi kebutuhan tertinggi realisasi diri. Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi mulai mengendalikan seseorang, hal yang penting dalam perkiraan Maslow adalah bahwa kebutuhan yang telah terpenuhi akan menghentikan daya motivasinya, apabila orang memutuskan bahwa upah yang diterima Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber dari organisasi sudah cukup tinggi, maka uang tidak lagi mempunyai daya motivasi. Teori Maslow didasarkan atas anggapan bahwa orang mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan maju, asumsi ini mungkin hanya berlaku bagi beberapa karyawan tetapi tidak bagi karyawan yang lain, kebenaran dari teori ini masih dipersoalkan karena teori ini tidak diuji secara ilmiah oleh penemunya. Maslow hanya menerangkan bahwa orang dewasa telah memenuhi delapan puluh persen dari kebutuhan fisiologisnya, tujuh puluh persen dari kebutuhan keselamatan dan keamanan, dan lima puluh persen dari kebutuhan rasa memiliki sosial dan cinta, empat puluh persen dari kebutuhan penghargaan dan sepuluh persen dari kebutuhan realisasi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan tingkat yang lebih tinggi yakni kebutuhan dalam ketagori realisasi diri dan penghargaan menyebabkan para manajer harus memusatkan perhatian pada strategi untuk memenuhi kebutuhan ini. Logika ini mengasumsikan bahwa usaha memenuhi kebutuhan ini lebih besar kemungkinannya untuk berhasil dari pada mengarahkan perhatian pada kebutuhan yang lebih rendah yang telah dipenuhi sebelumnya dengan memuaskan, selanjutnya kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali mungkin menimbulkan bahaya bagi manajer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Seorang ahli teknik yang terampil dalam suatu laboratorium riset yang disertai pekerjaan administrasi dan bukan pekerjaan yang lebih menantang, merupakan contoh dari orang yang tidak diberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan realisasi diri, tidak adanya kesempatan untuk memenuhi kebutuhan ini akan dapat menyebabkan frustasi dan mengalami tekanan yang akhirnya dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. b. Teori Dua Faktor Herzberg Herzberg dalam Tampubolon 2004 mengembangkan Teori Dua Faktor tentang motivasi, dimana faktor yang membuat orang merasa puas dan yang membuat tidak puas ekstrinsik dan intrinsik, yang juga dikenal sebagai Teori Hygieni Motivasi motivation hygiene theory. Penelitian Herzberg melahirkan kesimpulan mengenai teori tersebut yaitu : Pertama : ada serangkaian kondisi ekstrinsik, dimana keadaan pekerjaan dan hygieni yang menyebabkan rasa tidak puas diantara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada, maka hal ini tidak perlu memotivasi karyawan, sebaliknya apabila keadaan pekerjaan dan hygieni cukup baik, keadaan ini dapat membentuk kepuasan bagi karyawan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Faktor-faktor itu meliputi : a Upah gaji b Keamanan kerja c Kondisi kerja d Prosedur kerja e Mutu dari supervisi f Hubungan interpersonal diantara rekan kerja atasan bawahan. Kedua : serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan yang dinamakan pemuas atau motivator, yang meliputi antara lain : a Prestasi achievement b Pengakuan recognitiont c Tanggung jawab responsibility d Kesempatan berkembang the possibility growth e Pekerjaan itu sendiri the work it self c. Teori Kebutuhan McClelland McClelland dalam Moekijat 1989 , menghubungkan teori motivasi dengan studi mengenai satu motif yakni prestasi atau hasil kerja, teorinya mengenai motivasi ini disebut teori motivasi prestasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber McClelland berusaha mengukur motivasi dengan berusaha mendapatkan macam kegiatan apakah yang akan dilakukan oleh orang-orang bila ditempatkan dalam situasi khayalan. Mereka akan menjumpai ada individu-individu tertentu bila diberi kesempatan untuk menciptakan suatu macam khayalan yang mereka inginkan dengan melihat gambar-gambar tertentu, akan melakukan kegiatan- kegiatan yang berkisar pada penyelesaian suatu tugas memecahkan suatu masalah, kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada orang-orang yang mempunyai tingkat kebutuhan yang sangat tinggi untuk mencapai sesuatu. McClelland menggambarkan orang-orang yang sungguh- sungguh memperoleh motivasi sebagai sifat-sifat yang berikut : 1. Mereka lebih menyukai menyerang dan memecahkan sendiri masalah-masalah. Mereka mengembangkan perasaan memiliki tugas yang dihadapi dan meskipun mereka dapat bekerja dengan orang lain, mereka lebih menyukai situasi-situasi, dimana mereka menganggap satu-satunya tanggung jawab untuk pemecahan masalah atau penyelesaian tugas. 2. Orang-orang yang sungguh-sungguh memperoleh motivasi cenderung menuju ke situasi-situasi, dimana mereka dengan segera dapat memperoleh umpan balik pada hasil kerja mereka. Inilah sebabnya McClelland mengatakan sangat banyak orang yang berhasil terdapat dalam pekerjaan, dimana orang tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber mengetahui dengan segera, apabila ia mencapai hasil yang ia inginkan. Orang yang berhasil adalah orang yang suka mengetahui secara terus menerus betapa baik ia bekerja dan menginginkan suatu umpan balik demikian untuk menjadi kenyataan. 3. Orang yang berhasil adalah juga orang yang menentukan dengan selayaknya tujuan yang mengandung resiko, sehingga ia dapat menambah kesempatan untuk kepuasan hasil kerja. Ia tidak menentukan tujuan yang rendah yang terlalu mudah mencapainya dan tidak akan memberikan kepuasan kepadanya, dalam penyelesaiannya juga tidak menentukan tujuan yang terlalu tinggi, dimana secara relatif hanya ada suatu kemungkinan kecil untuk mencapainya. Beberapa langkah untuk mengembangkan motivasi prestasi adalah sebagai berikut : 1. Tujuan atau hasil akhir kegiatan harus bersifat khusus dan ditentukan dengan tegas. 2. Tujuan atau hasil yang diinginkan untuk dicapai harus menunjukkan suatu tingkat resiko yang sedang untuk individu-individu yang terlibat. Ini berarti bahwa tujuan harus mengandung unsur resiko, tetapi bukan tingkat resiko yang tinggi, sehingga akan mengejutkan atau menghalang-halangi individu yang terlibat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 3. Tujuan harus mempunyai sifat demikian rupa, sehingga tujuan tersebut sewaktu-waktu dapat disesuaikan sebagai jaminan situasi, terutama apabila tujuan tersebut berbeda banyak. 4. Individu-individu harus diberi umpan balik yang seksama dan jujur mengenai prestasi mereka. 5. Individu-individu diberi tanggung jawab untuk suksesnya hasil kegiatan mereka. Tanggung jawab terhadap hasil ini harus merupakan tanggung jawab yang sungguh-sungguh. 6. Penghargaan dan hukuman yang diberikan karena hasil kerja yang sukses atau yang gagal harus dihubungkan dengan selayaknya tujuan hasil kerja. Artinya harus ada penghargaan yang besar untuk hasil kerja yang besar dan sebaliknya hanya ada hukuman yang ringan bagi mereka yang kegagalannya sedikit. Motivasi prestasi dari McClelland ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga pandangan yang berharga mengenai pengembangan manajemen yaitu : 1. Motivasi prestasi dapat dikembangkan. 2. Orang-orang akan bekerja lebih cepat dan lebih baik, apabila mereka sungguh-sungguh diberi motivasi untuk menyelesaikan suatu tugas. 3. Orang yang berhasil karena sungguh-sungguh diberi motivasi untuk mencapai tujuannya, akan memberikan saran-saran tentang bagaimana ia dapat memperbaiki prestasinya, hal-hal tersebut akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber membantu organisasi mengembangkan manajer-manajer dengan motivasi prestasi yang tinggi, semuanya itu berhubungan dengan bagaimana pekerjaan direncanakan dan disusun, lingkungan di dalam mana pekerjaan ini ditempatkan dan sistem komunikasi yang ada.

2.2.2 Disiplin Kerja A. Pengertian Disiplin Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Terhadap Promosi Jabatan (Studi kasus pada Karyawan PT. Sumber Cipta Multiniaga Medan)

24 380 113

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt Tritunggal Mulia Wisesa Surakarta).

0 4 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt Tritunggal Mulia Wisesa Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pt. Asthon Graphindo Indonesia).

0 4 15

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pt. Asthon Graphindo Indonesia).

0 3 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Kasus Pada PT Batik Danar Hadi Surakarta ).

0 2 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Kasus Pada PT Batik Danar Hadi Surakarta ).

0 2 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Madubaru PG/PS Madukismo).

0 0 128

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT PETROKOPINDO CIPTA SELARAS GRESIK - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. CIPTA PRIMA KONTRINDO PALEMBANG -

0 1 90