Uraian Materi dejarfa.com Modul PKB 2017 PPKn SMP KK A
PPKn SMP KK A
63
pemeluknya”... diubah dan ditetapkan menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” setelah melalui pembahasan secara seksama dan mendalam. Rumusan baru itu
merupakan hasil kompromi antara golongan Islam dengan golongan kebangsaan dalam sidang Badan Penyelidik pada tangga 11 Juli 1945.
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dipimpin oleh Ketua Ir. Sukarno dalam rapatnya tanggal 11 Juli 1945 membentuk Panitia Kecil yang terdiri atas Ketua
Supomo, anggotanya Wongsonegoro, Subardjo, Maramis. Singgih, Salim dan Sukiman tujuh orang. Kewajiban Panitia Kecil adalah merancang Undang-
Undang Dasar dengan memperhatikan pendapat-pendapat yang telah dimajukan di Sidang maupun dalam rapat Panitia Perancang Undang-Undang Dasar Muh.
Yamin, 1959:260. Dalam rapatnya tanggal 13 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar ini membentuk “Panitia Penghalus Bahasa” terdiri dari
Husein Djajadiningrat, Agus Salim dan Supomo.
PenetapanPengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang PPKI yang dihadiri oleh 27 orang di
bawah kepemimpinan Bung Karno Ketua dan Bung Hatta Wakil Ketua. Dalam sidang PPKI tersebut telah diambil keputusan yang sangat penting bagi
kehidupan negara yaitu: 1 Menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, yang kemudian hari dikenal dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
2 Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
3 Sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Arti penting adalah bahwa UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis dan sumber tertib hukum yang tertinggi dalam negara Indonesia yang memuat tentang:
a. hak-hak asasi manusia; b. hak dan kewajiban warga negara;
c. pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan
Kegiatan Pembelajaran 4
64
negara; d. wilayah negara dan pembagian daerah; kewarga-negaraan dan
kependudukan; keuangan negara.
PerubahanPenyempurnaan Rancangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rancangan Undang-Undang Dasar hasil karya Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada sidangnya pada tanggal 16 Juli 1945,
setelah mengalami perubahan dan penyempurnaan, rancangan inilah yang kemudian ditetapkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Perubahan dan penyempurnaan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
1 Pembukaan Istilah “Mukadimah” atau kata “Pembuka Undang-Undang Dasar” diganti
dengan “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945”. Kalimat...”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya...”
diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi rumusan “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapuskan.
2 Perubahan pada pasal-pasal a Pasal 4:
• Ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan ditambah dengan kata-kata “menurut Undang-Undang
Dasar”. • Ayat 2: perkataan “dua orang wakil Presiden”, menjadi “satu wakil
Presiden”. Alinea 3 dicoret. b Pasal 5 ditambahkan ayat 2 berbunyi: Presiden menetapkan Peraturan
Pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. c
Pasal 6 • Ayat 1 diganti menjadi: Presiden ialah orang Indonesia asli.
• Ayat 2 menjadi: Presiden dan Wakil Presiden dan tidak lagi wakil-
wakil. d Pasal 7, menjadi berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden
e Pasal 8, diubah sehingga masuk kalimat: ia diganti oleh Wakil Presiden Pasal 8 ini tidak lagi memakai ayat 2 lagi.
PPKn SMP KK A
65
f Pasal 9, kalimat pertama ditambah dengan: Presiden dan Wakil Presiden.
Perkataan “mengabdi” diganti dengan kata “berbakti” dua kali seperti rumusan sekarang.
g Pasal 23: • Ayat 1 ditambahkan kalimat “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak
menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu”.
• Ayat 5 ditambahkan kalimat “Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan perwakilan rakyat”.
h Pasal 24: • Ayat 1 ditambahkan kalimat “menurut Undang-Undang”.
i Pasal 25: ditambahkan kata “dan untuk diberhentikan”.
j Perubahan lain
Menjelang akhir sidang, Ketua Bung Karno menanyakan kepada anggota, apakah masih ada usul lagi?, maka Iwa Kusumasumantri menyatakan ada
satu usul: ....Berhubung dengan pernyataan dari pimpinan, maka benarlah bahwa ini
adalah Undang-Undang Dasar kilat. Akan tetapi meskipun demikian, ada syarat-syarat dari suatu Undang-Undang Dasar yang tidak boleh kita lupakan.
Nanti saya kemukakan beberapa pasal, yang saya harap tidak akan menimbulkan perbantahan, karena maksudnya ialah untuk sedikit
memperbaiki bangunannya saja. Salah satu perubahan yang akan saya tambahkan, yang saya usulkan, yaitu tentang “Perubahan Undang-Undang
Dasar”. Di sini belum ada artikel tentang perubahan Undang-Undang Dasar dan itu menurut pendapat saya masih perlu diadakan Muh. Yamin, 1959:412.
Berkaitan dengan hal itu maka sidang memutuskan untuk menambahkan kepada rancangan Undang-Undang Dasar tersebut yaitu:
a Bab XVI pasal 37 tentang Perubahan Undang-Undang Dasar b Aturan Peralihan pasal I, II, III, IV.
c Aturan Tambahan ayat 1 dan 2.
Kegiatan Pembelajaran 4
66
Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar yang meliputi Pembukaan, Batang Tubuh, termasuk
empat pasal Aturan Peralihan dan dua ayat Aturan Tambahan serta penjelasan.. Jadi tidak kita dapati pembahasan dan perundingan tentang Penjelasan, baik
Penjelasan Umum, maupun penjelasan pasal demi pasalnya. Dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 tanggal 15 Pebruari 1946 dimuat
Undang-Undang Dasar 1945 terdiri-dari Pembukaan dan Batang Tubuh pada halaman 45-48, sedangkan Penjelasan dimuat dalam halaman 51 terdapat suatu
pejelasan yang berbunyi: ....Untuk memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada umum mengenai isi
Undang-Undang Dasar Pemerintah yang semulanya di bawah ini kita sajikan penjelasan selengkapnya JCT Simorangkir, 1984:22.