oleh setiap anak. Seorang anak yang belum mengenal tulisan atau aksara dapat membuat atau menggores bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan ungkapan
keinginanya. Kegiatan seni disamping penting bagi perkembangan kognitif juga
memberikan rangsangan bagi pertumbuhan persepsi, emosional, sosial, dan krativitas anak. Kegiatan anak ini perlu diketahui apa yang dapat
dikembangkan pada diri anak secara maksimal, karena lukisan anak itu sendiri mencerminkan segi kejiwaan anak, dengan demikian anak menggambar mulai
yang paling sederhana yaitu dengan garis-garis dan berkembang menjadi bentuk-bentuk yang representasional dan detail sesuai dengan perkembangan
usia sesuai dengan pengetahuannya sendiri bukan menurut penampakan visual. Banyak sedikitnya unsur pada lukisan sangat tergantung pada keasyikan
pemikiran dan fantasinya, lebih banyak yang akan mereka ceritakan maka lebih banyak pula bentuk yang akan dimunculkannya. Ungkapan pribadinya muncul
melalui bentuk-bentuk dengan makna simbolik tertentu, intuitif, dan lebih dekat pada sifat bermain.
3. Sifat Lukisan Anak
Menurut Salam 2001: 33-35 gambar anak dari seluruh dunia menunjukan kesamaan, kesamaan tersebut tercermin pada sifat-sifat antara
lain: ekspresif, melebih-lebihkan, dan naratif. Sifat ekspresif gambar anak tercermin pada kejujuran anak untuk
menggambarkan ide atau hasil pengamatanya berdasarkan sudut pandang anak
itu sendiri. Seperti halnya menggambar tubuh manusia hanya digambarkan menggunakan garis saja. Sifat ekspresif ini tampak pada anak usia taman
kanak-kanak serta anak kelas bawah sekolah dasar. Sifat melebih-lebihkan, gambar anak khususnya yang berusia 4-10 tahun
cenderung menggambarkan secara berlebih-lebihan dari objek gambar yang dianggapnya penting. Objek yang dianggap penting digunakan secara lebih
menonjol dari segi ukuran atau bagian objek lainya sehinga gambar tampak tidak proporsional.
Naratif, gambar anak pada dasarnya adalah cerita anak tentang diri sendiri dan lingkungan disekitarnya. Tidak mengherankan jika anak
menghadirkan tema-tema yang disenangioleh anak, misalnya tema ibu, ayah, atau anggota keluarga, kemudian seiring luasnya pergaulan anak tema pun
menjadi berkembang seperti tema permainan atau tempat yang pernah diunjungi.
4. Karakteristik Lukisan Anak SD
Perkembangan lukisan anak pada usia SD ini sangat erat kaitanya dengan perkembangan psikologis maupun psikomotorik anak. Pada tahap anak
usia sekolah dasar ini anak mulai memasuki masyarakat diluar keluarga, dan menjadi pengamat lingkungan disekitarnya sehingga lukisan anak yang
digambarkanya pun mengalami perkembangan. Pada masa ini bisanya anak melukiskan berbagai macam kejadianya yang dialaminya, selain itu, pikiran
dan fantasi hayal anak berkembang sehingga memungkinkan anak melukis