Sifat Lukisan Anak Kreativitas Menggambar Anak

Kata-kata yang terdapat dalam lukisan anak pada dasarnya adalah mengacu pada komik. Karakteristik komik merupakan karakteristik lukisan anak dengan memanfaatkan cerita lebih dahulu, atau kata-kata yang ada sebagai elemen visual di dalam lukisan, oleh karena itu karakteristik ini membuat lukisan anak mirip dengan cerita bergamba r. Gambar 7: Karakteristik Komik Tejo Sampurno 2015: 129 Kedua, karakteristik lukisan naturalistik dan realistik. Naturalistik biasanya disamakan dengan realistik, walaupun sebenarnya dalam kedua gaya lukisan ini terdapat perbedaan. Gaya naturalistik cenderung diungkapkan dalam gambar pemandangan yang terdiri dari unsur gunung, sawah, dan sungai. Sedangkan lukisan anak realistik lebih menonjolkan pengungkapan gambar dan situasi dirumah. Gambar 8: Karakteristik Naturalis Tejo Sampurno 2015: 130 Ketiga, Karakteristik heroik yang bisa diartikan sebagai menggambar cerita kepahlawanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari membaca dan melihat komik atau acara televisi. Gambar 9: Karakteristik Heroik Tejo Sampurno 2015: 131 Keempat, bertumpu pada garis besar yang sebagian anak masih mempunyai cara pandang spesial, artinya suatu objek hanya dipandang melalui satu sisi walaupun seluruhnya juga akan disampaikan. Logika anak mulai berjalan dengan memberi tanda pada setiap objek berdiri, sebagai contoh: pohon kelapa berdiri di atas tanah, dll. Gambar 10: Bertumpu pada Garis Dasar Tejo Sampurno 2015: 132 Kelima, adanya transparasi terhadap objek-objek yang disimbolkan dalam lukisan anak. Salah satu ciri khas lukisan anak adalah gambar tembus pandang atau sering disebut transparasi. Karakteristik tembus pandang ini merupakan hal yang wajar seiring dengan perkembangan usia mental anak, yaitu perkembangan pikiran dan perasaanya. Gambar 11: Idioplastis, Objek Tembus Pandang Tejo Sampurno 2015: 133 Keenam, lukisan anak dengan susunan bebas. Pada susunan bebas, semua benda ditampilkan dan belum mempunyai cerita yang jelas. Ketujuh, terdapat egoisentris baik dalam simbolik bentuk dan warna, maupun keseluruhan lukisan. Gambar 12: Egoisentris Lukisan Dilan Sumber: dokumentasi pribadi Egoisentris pada lukisan berjudul “Cita-citaku” di atas nampak pada penggambaran aku yang digambarkan dengan bentuk besar dan ditengah sebagai objek utama.

b. Tipe lukisan anak

Tipe lukisan anak menurut Hajar Pamadhi dalam konsep pendidikan seni

2010: 155 adalah sebagai berikut

a. Haptic Tipe haptic adalah tipe lukisan anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa dari pada pikiran. Sehingga model atau bentuk atau tampilanya terlihat ekspresif dan menghasilkan bentuk –bentuk perasaan. Bentuk lukisan haptic dapat didefinisikan dengan objek relistic namun kadang kala maksudnya tidak jelas atau mirip dengan lukisan abstrak bagi pandangan orang dewasa Hajar Pamadhi, 2012: 180. Gambar 13: Tipe Haptic Sumber: Hajar Pamadhi 2012:180 Sebagai contoh lukisan di atas seekor ayam sedang memakan binatang kecil dan berdiri diatas batu kecil. Secara sepintas adegan ayam ini sulit diketahui maksud, bentuk sesunggguhnya. b. Non-Haptic Tipe non- haptic adalah tipe lukisan anak dimana anak anak lebih suka memberi tanda idenya dengan bentuk yang mudah diidentifikasi orang lain Hajar Pamadhi, 2012: 181. Oleh karena itu, bentuk objek pada tipe ini cenderung jelas dan mudah dikenali maksudnya. Gambar 14: Tipe Non Haptic Sumber: Hajar Pamadhi 2012: 181 c. Willing Type Willing type berasal dari kata will yang artinya akan atau hendak. Maka istilah Willing Type merujuk makna seseorang yang mengharapkan akan sesuatu Hajar Pamadhi, 2010: 156. Willing type adalah tipe gambar anak dimana anak mengungkapkan harapanya terhadap keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Willing type mendorong imajinasi anak akan keinginannya yang belum terlaksana.

c. Kreativitas dan Motivasi Menggambar Anak

1. Kreativitas Menggambar Anak

Primadi Tabrani 2001: 90 - 93 mengemukakan tentang ciri kreativitas antara lain: kepekaan, kelancaran, keluwesan, orisinalitas, elaborasi, redefinisi. Lebih lanjut dikemukan bahwa cara berfikir anak adalah: Bagaikan dalam mimpi memungkinkan terjadinya proses kreasi. Apa yang dilukis anak, bukan semata apa yang dilihatnya, tetapi merupakan hasil kerja sama semua indera inderanya, yang ia rasakan dan imajinasikan, serta cetusan jiwanya. Pada diri manusia terdapat adanya trio, yaitu fisik-kreatif-rasio. Amal Abdussalam Al-Khalili 2005: 35 terjamah oleh Umma Farida mengemukakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas ini juga dimiliki oleh mayoritas anak-anak. Akan tetapi, kreativitas ini berbeda antara anak satu dengan lainnya, dan antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya. Karena itu, kreativitas anak-anak sebenarnya adalah suatu pemikiran yang memiliki hasil cipta, bukan rutinitas atau sekadar mengikuti mode. Kreativitas perlu dipupuk sejak dini pada diri pembelajar, ada beberapa alasan sebagaimana diungkapkan oleh Utami Munandar 2009: 31 sebagai berikut Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan mengaktualisasikan dirinya, dan perwujudan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat , kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut Lowenfeld dalam Sumanto, 2006:9 karakteristik kreativitas dalam seni rupa adalah seperangkat kemampuan seseorang meliputi a kepekaan mengamati berbagai masalah dengan indra; b kelancaran dalam mengeluarkan alternatif pemecahan masalah; c keluesan melihat atau memandang suatu masalah serta kemungkinan jawaban pemecahanya; d kemampuan merespon atau membuahkan gagasan dalam origenelitas yang biasa atau umum ditemukan; e kemampuan yang berkaitan dengan keunikan cara atau mengungkapkangagasan dalam menciptakan karya seni; f kemampuan mengabstraksi hal-hal yang bersifat umum dan mengkaitkanya menjadi hal-hal yang sepesifik; g kemampuan memadukan atau mengkombinasi unsur-unsur seni menjadi karya seni yang utuh; h kemampuan menata secara terpadu dari keseluruhan unsur-unsur seni kedalam tatanan yang selaras.

2. Motivasi gambar anak

Motivasi menggambar menurut Earl W. Linderman dan Donald W.Herbertholz dalam Hajar Pamadhi 2012: 170 mengungkapkan bahwa motivasi sendiri terdapat 3 bentuk dasar, yaitu artistic motivation, intelectual motivation, imaginative motivation. Motivasi artistik yang dimaksud adalah dorongan menggambar karena melihat suatu objek yang indah, sehingga tampak dalam gambar berupa tata susunan yang artistik. Motivasi penalaran, gambar merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan objek yang mempunyai struktur menarik, sehingga anak berkeinginan menggambar. Sedangakan motivasi imajinasi adalah dorongan menggambar yang berasal dari imajinasi anak. Anak membayangan sesuatu, mungkin cita-cita atau bentuk yang lain hingga terwujud gambar.

D. Unsur Seni Lukis

1 Garis Garis merupakan unsur utama dalam seni rupa. Garis merupakan bentuk yang memanjang dan mempunyai sifat yang elastis, kaku, dan tegas. Dalam Desain Elementer garis adalah goresan dan batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna dan lain-lain. Selanjutnya menurut Mikke Susanto 2011:148, pemaknaan tentang garis sebagai berikut “Garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, bisa panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain- lain, dalam seni lukis garis dapat pula berbentuk dari perpaduan antara dua warna .” Selain pengertian di atas Kartika 2004:40 menyatakan bahwa terkadang sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan. Garis yang dibuat oleh seseorang akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang dihadirkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa garis dalam seni lukis adalah goresan yang diciptakan sebagai simbol emosi yang berdimensi memanjang, pendek, halus, dan lain-lain yang merupakan wujud ekspresi sebagai unsur seni rupa dalam meciptakan lukisan. 2 Bidang Bidang memiliki bermacam-macam bentuk ada geometri dan bentuk non geometri Mikke Susanto, 2011:55. Shape atau bidang adalah “sebuah area yang dibatasi oleh garis,baik oleh formal maupun garis yang sifatnya ilusif, ekspresif atau sugesti” Bidang memiliki kedudukan,arah dan dibatasi oleh garis. Bidang dikelilingi garis yang menjadi pinggir bentuk tersebut, baik dibtasi oleh garis nyata maupun garis semu. Menurut Wong 1972:5 jenis bidang dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu 1. Bidang geometris, adalah bidang yang dibuat berdasar matematika. Dengan kata lain bidang geometri adalah bidang yang terukur atau bisa diukur dengan pasti. 2. Bidang organis, adalah bidang yang dibatasi oleh lengkung bebas yang mengesankan kejelangan dan pertumbuhan. 3. Bidang bersudut adalah bidang yang dibatasi oleh beberapa garis lurus yang menuntut matematika tidak bersitali 4. Bidang tidak beraturan, adalah bidang yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung yang dari segi matematik tidak bersitali. Sedangkan menurut Kartika 2004: 40, pengertian bidang adalah: “Suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi sebuah kontur garis oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau adanya tekstur.” Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bidang merupakan media berdimensi dua sebagai ekspresi atau yang terbentuk dari garis, perpaduan dua warna dan tekstur yang disusun membentuk bidang baik geometri beraturan maupun non geometri tidak beraturan. 3 Bentuk Bentuk adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah garis dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur Kartika, 2004:41. Bentuk terdiri atas dua yaitu bangun dan bentuk plastis. bangun adalah bentuk seperti bulat, persegi, ornamental, tidak terstruktur. Sedangkan bentuk plastis adalah bentuk subjektif atau suatu bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan karena memiliki unsur nilai dari benda tersebut. 4 Warna Warna merupakan unsur seni rupa yang paling menonjol, sangat penting dan telah diakui sebagai wujud keindahan yang dapat diserap oleh mata manusia. Warna sebagi unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaanya ditentukan oleh pigmennya. Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Kartika 2004: 53 menyatakan bahwa warna mempunyai kedudukan tertentu dalam kehidupan. 1 Warna sebagai warna. Warna yang dimaksud disini adalah warna sekedar memberikan tanda pada suatu benda satu dengan benda lainya dan tidak memberikan pretensi apapun. Dengan kata lain warna disini hanya sebagai pemanis permukaan. 2 Warna sebagai representasi alam. Warna merupakan penggambaran sifat secara nyata, atau penggambaran dari sebuah objek alam sesuai dengan apa yang dilihatnya. 3 Warna sebagai