itu sendiri. Seperti halnya menggambar tubuh manusia hanya digambarkan menggunakan garis saja. Sifat ekspresif ini tampak pada anak usia taman
kanak-kanak serta anak kelas bawah sekolah dasar. Sifat melebih-lebihkan, gambar anak khususnya yang berusia 4-10 tahun
cenderung menggambarkan secara berlebih-lebihan dari objek gambar yang dianggapnya penting. Objek yang dianggap penting digunakan secara lebih
menonjol dari segi ukuran atau bagian objek lainya sehinga gambar tampak tidak proporsional.
Naratif, gambar anak pada dasarnya adalah cerita anak tentang diri sendiri dan lingkungan disekitarnya. Tidak mengherankan jika anak
menghadirkan tema-tema yang disenangioleh anak, misalnya tema ibu, ayah, atau anggota keluarga, kemudian seiring luasnya pergaulan anak tema pun
menjadi berkembang seperti tema permainan atau tempat yang pernah diunjungi.
4. Karakteristik Lukisan Anak SD
Perkembangan lukisan anak pada usia SD ini sangat erat kaitanya dengan perkembangan psikologis maupun psikomotorik anak. Pada tahap anak
usia sekolah dasar ini anak mulai memasuki masyarakat diluar keluarga, dan menjadi pengamat lingkungan disekitarnya sehingga lukisan anak yang
digambarkanya pun mengalami perkembangan. Pada masa ini bisanya anak melukiskan berbagai macam kejadianya yang dialaminya, selain itu, pikiran
dan fantasi hayal anak berkembang sehingga memungkinkan anak melukis
sesuatu yang orang dewasa kadang tidak mengerti dengan apa yang anak lukis. Dengan demikian, untuk mengetahui karakteristik gambar anak dapat dilihat
berdasarkan: gaya lukis anak, tipe lukisan anak maupun sifat lukisan anak.
a. Gaya Lukis Anak
Lukisan anak pada masa ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan
berputar atau rebah tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian
kanan rebah ke kanan. Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak base line.
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang” contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding
terbuat dari kaca. Gejala ini disebut dengan idioplastis gambar terawang, tembus pandang.
Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa yang berlainan waktu, dalam tinjauan budaya
dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang
dilakukan. Menurut Tejo Sampurno 2015: 129 karakteristik lukisan anak ada 7
penjabaran. Pertama, anak sering memberi elemen yang tidak biasa dalam lukisan yang dipahami oleh orang dewasa tentang lukisan anak, yaitu kata-kata.
Kata-kata yang terdapat dalam lukisan anak pada dasarnya adalah mengacu pada komik. Karakteristik komik merupakan karakteristik lukisan anak dengan
memanfaatkan cerita lebih dahulu, atau kata-kata yang ada sebagai elemen visual di dalam lukisan, oleh karena itu karakteristik ini membuat lukisan anak
mirip dengan cerita bergamba
r.
Gambar 7: Karakteristik Komik
Tejo Sampurno 2015: 129 Kedua, karakteristik lukisan naturalistik dan realistik. Naturalistik
biasanya disamakan dengan realistik, walaupun sebenarnya dalam kedua gaya lukisan ini terdapat perbedaan. Gaya naturalistik cenderung diungkapkan
dalam gambar pemandangan yang terdiri dari unsur gunung, sawah, dan sungai. Sedangkan lukisan anak realistik lebih menonjolkan pengungkapan
gambar dan situasi dirumah.