Gejala stereotype ini diperjelas dengan adanya gambar matahari yang dilambangan dengan seperempat lingkaran di pinggir kiri dengan warna hitam.
Alam pikir anak,warna hitam mewakili matahari yang berwarna dan sinar matahari dilambangkan dengan garis memancar bersumber pada lingkaran
tersebut. Faktor yang mempengaruhi munculnya gejala stereotype dalam lukisan
anak dapat berasal dari:1 Internal atau dari diri anak yang meliputi bakat dan minat anak yang memang hanya bisa menggambar bentuk yang sama dan
kurangnya minat anak untuk mempelajari bentuk-bentuk yang berbeda dari yang bisa dia lukis; 2 Eksternal atau faktor yang berasal dari luar, faktor
eksternal munculnya gejala stereotype ini dapat muncul dari peran orang tua dan guru. Faktor eksternal ini dapat dilihat dari kuragnya motivasi atau
dorongan baik dari orang maupun guru dalam mendukung anak dalam melukis, misalnya anak melukis dengan bentuk-bentuk yang sama secara terus menerus
tetapi orang tua dan guru membiarkannya dan tidak memberikan motivasi dan masukan pada hasil karyanya sehingga anak terbiasa mengulang-ulang bentuk
lukisan yang sama dalam setiap karyanya. Selanjutnya cara mendidik anak juga mempengaruhi munculnya gejala Stereotype pada lukisan anak, faktor orang
tua dalam mendidik anak dirumah dapat berpengaruh terhadap lukisan anak. Misalnya, orang tua yang di rumah mengekang anaknya dalam berbagai hal
akan mempengaruhi hasil karya anak. Dalam lukisanya, anak cenderung takut menuangkan ide dan kreativitasnya dalam lukisan karena takut salah, sehingga
anak akan lebih nyaman dan aman jika mengulang-ulang bentuk yang mereka
rasa sudah benar. Sedangkan peran guru mengajar dalam kelas juga sangat berpengaruh dalam kreativitas siswa dalam melukis. Guru yang tidak aktif dan
tidak mempunyai banyak wawasan dalam melukis biasanya mengajar siswa hanya sekedarnya saja tanpa memikirkan kreativitas anak didiknya. Contoh
yang biasa ditemui adalah guru hanya memberikan 1 contoh gambar dalam mengajar lukis tema pemandngan. Guru biasanya mencontohkan dengan
gambaran gunung kembar dengan matahari ditengahnya dan tidak memberikan referensi contoh gambar lain, sehingga anak lebih senang mencontoh gambar
itu secara berulang-ulang dan tidak dapat memunculkan kreativitas ide lainya.
H. Penelitian Relevan
Hasil penelitian relevan dari penelitian mengenai gejala Stereotype ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Drs. Suwarna 2008 yang berjudul
“Gejala-gejala Karya Seni Lukis Anak-anak TK dan Pembinaanya Di Kecamatan Bantul” memberikan hasil yaitu teridentivikasinya macam-macam
gejala lukis anak salah satunya gejala Stereotype. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan adalah mengkaji mengenai gejala lukis anak. Metode yang digunakan sama yaitu dengan pendekatan kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah lokasi dan mengenai kajian serta
pembahasan gejala Stereotype yang lebih mendalam.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian terhadap gejala Stereotype pada karya Lukis anak usia Sekolah Dasar ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitataif bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengintepretasikan kondisi yang terjadi atau yang ada Sumanto, 1995: 77.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah
atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat evaluasi, menentukan apa yang dilakukan dan menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman untuk menetapkan rencana dan keputusan diwaktu mendatang. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh
informsi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat ini, tekniknya menuturkan menafsirkan data yag ada, menganalisa dan
mengklasifikasi. Ciri-ciri metode deskriptif antara lain fokus pada pemecahan masalah saat ini dan bersifat aktual data dikumpulkan, disusun lalu
dijelaskan. Ciri lain metode deskriptif ialah titik tekan pada observasi dan susunan alamiah. Penelitian bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat
kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya.
Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah mahluk aktif yang mempunyai kebebasan kemauan yang perilakunya tidak didasarkan pada
hukum sebab akibat Alsa, 2003: 29. Penelitian kualitatif mengkaji partisipan dengan multi strategi, strategi bersifat intraktif, seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain. Moleong 2000: 3 menyatakan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
diamati. Seluruh kerja atau penelitian kualitatif berlangsung serempak,
dilakukan dalam bentuk pengumpulan, pengelolahan dan interpretasi yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan
dengan observasi partisipasi, wawancara dan metode yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya
peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian. Metode deskriptif kualitatif dilakukan dengan menghimpun data
sewajarnya, menggunakan cara kerja yang sistematis terarah dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini berfungsi sebagai
pengontrol data karena hal-hal yang terjadi dilapangan bisa berkembang menurut fenomena-fenomena yang ada. Fungsi kontrol dilakukan agar
penelitian tidak melenceng pada tujuan utama. Penelitian ini memusatkan pada suatu unit penyelidikan saja sebagai suatu kasus yang diselidiki secara intensif
sehingga menghasilkan gambaran longitudinal, yakni dari hasil penyimpulan data yang dikaji berdasarkan data yang diperoleh.
Sejalan dengan tujuan penelitian deskriptif kualitatif seperti tersebut diatas penelitian ini bermaksud memberikan gambaran yang jelas dan cermat
tentang gejala stereotype pada anak usia sekolah dasar dan menentukan bimbingan yang tepat untuk gejala stereotype tersebut.
B. Tempat, Waktu dan Sasaran Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tujuh Sekolah Dasar yang berada di kecamatan Binangun kabupaten Cilacap. Sekolah Dasar yang akan diteliti
antara lain: SD N Pasuruhan 01, SD N Pasuruhan 02, SD N widarapayung 01, SD N widarpayung 02, SD N widarapayung 03, SD N Kemojing 01, SD N
Jepara 02.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanaka selama 25 kali pertemuan pada tanggal 3 Desember 2015
– 11 Februari 2016 dengan kisi-kisi sebagai berikut
No Kegiatan
Jumlah pertemuan 1
Observasi kelas 4x pertemuan
2 Observasi proses pembelajaran
7x pertemuan 3
Observasi hasil karya siswa 7x pertemuan