Gaya Lukis Anak Karakteristik Lukisan Anak SD

berjalan dengan memberi tanda pada setiap objek berdiri, sebagai contoh: pohon kelapa berdiri di atas tanah, dll. Gambar 10: Bertumpu pada Garis Dasar Tejo Sampurno 2015: 132 Kelima, adanya transparasi terhadap objek-objek yang disimbolkan dalam lukisan anak. Salah satu ciri khas lukisan anak adalah gambar tembus pandang atau sering disebut transparasi. Karakteristik tembus pandang ini merupakan hal yang wajar seiring dengan perkembangan usia mental anak, yaitu perkembangan pikiran dan perasaanya. Gambar 11: Idioplastis, Objek Tembus Pandang Tejo Sampurno 2015: 133 Keenam, lukisan anak dengan susunan bebas. Pada susunan bebas, semua benda ditampilkan dan belum mempunyai cerita yang jelas. Ketujuh, terdapat egoisentris baik dalam simbolik bentuk dan warna, maupun keseluruhan lukisan. Gambar 12: Egoisentris Lukisan Dilan Sumber: dokumentasi pribadi Egoisentris pada lukisan berjudul “Cita-citaku” di atas nampak pada penggambaran aku yang digambarkan dengan bentuk besar dan ditengah sebagai objek utama.

b. Tipe lukisan anak

Tipe lukisan anak menurut Hajar Pamadhi dalam konsep pendidikan seni

2010: 155 adalah sebagai berikut

a. Haptic Tipe haptic adalah tipe lukisan anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa dari pada pikiran. Sehingga model atau bentuk atau tampilanya terlihat ekspresif dan menghasilkan bentuk –bentuk perasaan. Bentuk lukisan haptic dapat didefinisikan dengan objek relistic namun kadang kala maksudnya tidak jelas atau mirip dengan lukisan abstrak bagi pandangan orang dewasa Hajar Pamadhi, 2012: 180. Gambar 13: Tipe Haptic Sumber: Hajar Pamadhi 2012:180 Sebagai contoh lukisan di atas seekor ayam sedang memakan binatang kecil dan berdiri diatas batu kecil. Secara sepintas adegan ayam ini sulit diketahui maksud, bentuk sesunggguhnya. b. Non-Haptic Tipe non- haptic adalah tipe lukisan anak dimana anak anak lebih suka memberi tanda idenya dengan bentuk yang mudah diidentifikasi orang lain Hajar Pamadhi, 2012: 181. Oleh karena itu, bentuk objek pada tipe ini cenderung jelas dan mudah dikenali maksudnya. Gambar 14: Tipe Non Haptic Sumber: Hajar Pamadhi 2012: 181 c. Willing Type Willing type berasal dari kata will yang artinya akan atau hendak. Maka istilah Willing Type merujuk makna seseorang yang mengharapkan akan sesuatu Hajar Pamadhi, 2010: 156. Willing type adalah tipe gambar anak dimana anak mengungkapkan harapanya terhadap keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Willing type mendorong imajinasi anak akan keinginannya yang belum terlaksana.

c. Kreativitas dan Motivasi Menggambar Anak

1. Kreativitas Menggambar Anak

Primadi Tabrani 2001: 90 - 93 mengemukakan tentang ciri kreativitas antara lain: kepekaan, kelancaran, keluwesan, orisinalitas, elaborasi, redefinisi. Lebih lanjut dikemukan bahwa cara berfikir anak adalah: Bagaikan dalam mimpi memungkinkan terjadinya proses kreasi. Apa yang dilukis anak, bukan semata apa yang dilihatnya, tetapi merupakan hasil kerja sama semua indera inderanya, yang ia rasakan dan imajinasikan, serta cetusan jiwanya. Pada diri manusia terdapat adanya trio, yaitu fisik-kreatif-rasio. Amal Abdussalam Al-Khalili 2005: 35 terjamah oleh Umma Farida mengemukakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas ini juga dimiliki oleh mayoritas anak-anak. Akan tetapi, kreativitas ini berbeda antara anak satu dengan lainnya, dan antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya. Karena itu, kreativitas anak-anak sebenarnya adalah suatu pemikiran yang memiliki hasil cipta, bukan rutinitas atau sekadar mengikuti mode. Kreativitas perlu dipupuk sejak dini pada diri pembelajar, ada beberapa alasan sebagaimana diungkapkan oleh Utami Munandar 2009: 31 sebagai berikut Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan mengaktualisasikan dirinya, dan perwujudan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat , kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.