Unsur Seni Lukis KAJIAN PUSTAKA

simbol atau tanda atau lambang. Warna disini merupakan lambang atau melambangkan sesuatu yang merupakan tradisi atau pola umum. Kehadiran warna disini juga untuk memberikan sebuah tanda tertentu”

E. Prinsip Komposisi dalam Lukis

1 Kesatuan Untuk mencapai suatu karya yang harmoni dalam suatu lukisan memerlukan sebuah kesatuan dalam pengorganisasian unsur-unsur seni rupa pada lukisan sengan sedemikian rupa, sehingga ada harmoni antara bagian- bagian dalam lukisan. Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan yang merupakan isi pokok dari komposisi Kartika, 2004: 59. Jadi kesatuan merupakan penyusun dari elemen-elemen seni rupa sehingga tiap-tiap bagian- bagian yang tersusun tidak terlepas dari bagian lainya disamping itu untuk memperoleh kesatuan bentuk dan keharmonisan diantara semua elemen. 2 Keseimbangan Keseimbangan atau balance adalah persatuan materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni Mikke Susanto 2011: 46. Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan Kartika, 2004:60. Ada dua macam keseimbangan yang diperhatikan dalam penyusunan, yaitu a. Keseimbangan formal Keseimbangan formal yaitu keseimbangan pada dua pihak berlawanan dari satu poros. Keseimbangan formal dicapai dengan menyusun unsur- unsur yang sejenis dan mempunyai identitas visual pada jarak yang sama terhadap suatu titik pusat yang imajiner. b. Keseimbangan Informal Keseimbangan informal adalah keseimbangan sebelah menyebelah dari susunan unsur yang mengungkapkan prinsip susunan ketidaksamaan atau kontras dan selalu asimetis Kartika, 2004: 61. Keseimbangan informal memungkinkan variasi yang lebih banyak, sehingga lebih menarik perhatian. 3 Harmoni Keselarasan Harmoni merupkan tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang atau memiliki keserasian, juga merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan- aturan ideal Mikke Susanto, 2011: 175. Kartika 2004:48 harmoni atau selaras merupakan unsur-unsur yang berada dekat. Jika unsur estetika dipadukan secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keselarasan. 4 Irama Irama merupakan suatu kondisi yang menunjukan kehadiran sesuatu secara berulang-ulang dan teratur Djelantik 1999: 44. Sedangkan menurut Mikke Susanto 2011: 334 juga berpendapat bahwa irama atau ritme dalam seni rupa menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun yang lainya. Irama merupakan pengulangan yang konsisten, runtut, terus menerus, dan teratur. Prinsip irama sesungguhnya merupakaan hukum hubungan pengulangan unsur rupa, bentuk dan ukuran.

F. Tinjauan Psikologi Lukisan Anak SD

Dalam perkembangan psikologi humanistik, perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan teori behavioral seperti teman-teman disekitarnya, guru kelas, ataupun orang tua dan faktor internal. Teori pesikonalisis menjelaskan bahwa internal faktor sebagai modal awal seperti: dasar pikiran dan perasaan. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia berkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. Perkembangan ketiganya mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Lukisan adalah sebuah kenyataan dari pikiran-pikiran anak yang pada momen tertentu mendorongnya untuk melukis. Kualitas sebuah lukisan dilihat dari abstraksi keindahnya, tidak hanya menunjukan kecerdasan, melainkan juga keseimbangan perasaan anak yang sering dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam beradaptasi, dimana kemampuan ini lebih dominan didalam keluarga dari pada disekolah. Goresan yang dilakukan ketika anak berkarya, dalam hal psikologis, anak yang hidupnya senang akan menarik garis kuat dan cenderung menghabiskan hampir semua bagian kertas, sementara anak yang rapuh akan sering menjatuhkan atau membuang pensilnya Davido, 2012. Menurut Marthe Bernson dalam Mengenal Anak Melalui Gambar Davido, 2012:10, anak yang menghabiskan satu halaman penuh dengan coretanya adalah anak yang hatinya sedang meluap-luap. Lukisan anak lebih menjelaskan segi psikologis anak daripada segifisiknya. Segi fisik lebih menunjukan kreasi imajinatif dari pada penggambaran yang sebenarnya.hal tersebut adalah realitas yang berasal dari jiwa kekanak-kanakan dari sering diiringi dengan perasaan. Banyak khayalan yang muncul pada karya anak.

G. Kajian Mengenai Gejala Stereotype pada Lukisan Anak SD

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia Stereotype adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka subjektif dan tidak tepat. Menurut Sherif dalam Sobur, 2009: 390 “Psikologi Umum” Stereotype adalah kecenderungan seseorang atau kelompok untuk menampilkan gambar atau gagasan yang keliru. Sedangkan Miller dalam Haslm, et.al.,1994: th menyatakan bahwa Stereotype mempunyai dua makna konotasi: rigiditas dan duplikasi atau kesamaan. Broom dalam Silvagama 2010 menyatakan bahwa pengulangan secara relatif kelangsungan gerakan tidak bervariasi dan tidak punya tujuan yang jelas. Dalam kajian Seni Rupa stereotype memiliki arti pengulangan. Dalam arti yang lebih sempit stereotype merupakan perulangan dalam kajian gambar anak. Gambar stereotype ialah gambar ungkapan ingatan secara berulang-ulang.